59: Simpati

124 41 17
                                    

Han Yujin baru menyadari jika pengaruh Kim Roksu di kelas ternyata sangat dalam lebih dari apa yang bisa dibayangkannya selama ini.

Semenjak Kim Roksu menampilkan pengabaiannya pada si anak pindahan, seisi kelas jadi segan mendekati Alver.

Han Yujin pernah bertanya pada Yoo Myeongwoo mengapa dia tidak mengajak Alver mengobrol dan Yoo Myeongwoo menjawab tak enak, "Bukannya aku bermaksud menjauhinya tapi kau tahu, Roksu sering membantuku banyak hal terlebih menyangkut pelajaran. Tidak baik kesannya kalau aku malah mendekati anak yang bermusuhan dengannya, kan?"

Jawaban teman-teman lain juga mirip. Mereka tidak mau ikut campur dan malah jadi orang yang menyinggung Kim Roksu.

Lee Hyunsung yang dahulu menjabat sebagai Ketua Kelas turut menarik garis yang jelas. Dia mungkin masih mendatangi Alver sesekali tapi niatnya sebatas urusan penting, kalau untuk basa-basi, Lee Hyunsung tak pernah terlihat berbicara dengan siswa pindahan. Di samping itu, dia tidak menjabat sebagai Ketua Kelas lagi dan Lee Hyunsung merasa bahwa dirinya tak punya kewajiban untuk merangkul semua temannya tanpa terkecuali seperti yang dia jalani setahun belakangan.

Dengan demikian, posisi Alver menjadi sosok yang lambat laun keberadaannya seolah menjadi tak kasatmata di kelas.

Hari ini, Kim Roksu tidak datang ke sekolah. Dia izin menghadiri pemotretan.

Ketika Kim Roksu hadir, Han Yujin tidak terlalu memperhatikan Alver karena dia sibuk dengan dunianya sendiri dan Han Yujin juga duduk di kursi depan membuatnya jarang melihat ke belakang kecuali jam istirahat atau waktu-waktu tertentu.

Namun, hari ini berbeda. Ketiadaan Kim Roksu serta kesibukan Kim Dokja yang memenuhi perannya sebagai pengurus kelas akhirnya menyisakan Han Yujin seorang diri. Tentunya, kesepian tidak ada dalam kamusnya karena Han Yujin punya banyak teman. Kalau dia mau, dia juga bisa ikut nimbrung ke kelas lain atau pergi bergabung dengan juniornya di lapangan bola.

Saat sedang mempertimbangkan dia harus ke mana, Han Yujin tersadar kalau suasana kelas sedikit ganjil.

Dan keganjilan itu terletak pada sosok Alver yang menyibukkan dirinya sendiri.

Ini bukan pertama kali Han Yujin melihat pemandangan seperti itu, toh Yoo Joonghyuk juga demikian.

Hanya saja kesannya sangat berbeda.

Yoo Joonghyuk jadi penyendiri karena kemauan pribadinya sehingga anak-anak di kelas sudah menyerah mendekati pemuda dingin itu, sedangkan Alver ... dia jelas dikucilkan.

Tiap Alver lewat, teman sekelas akan membuka jarak atau memberi lirikan berbagai makna, entah sinis atau tak peduli. Beberapa terang-terangan mengabaikan kehadirannya, bahkan sewaktu ada yang tak sengaja menyambar meja Alver dan menjatuhkan buku-buku pemuda itu, tidak ada permintaan maaf yang dilontarkan. Teman-teman di sekitar hanya akan tertawa dan mengatai pelaku ceroboh tapi mereka tak ada yang bergerak membantu Alver memungut kembali barang-barangnya yang jatuh.

Han Yujin memandangi kejadian itu dengan emosi kompleks.

Sebagian dirinya merasa ini salah tapi sebagian lagi ragu untuk melangkah maju.

Bagaimanapun, dia adalah teman dekat Kim Roksu.

Pada akhirnya, Han Yujin memutuskan meninggalkan kelas dan pergi ke lapangan. Dia menekan hati nuraninya sendiri.

Sayangnya, simpati Han Yujin semakin menggelegak kuat. Tak peduli bagaimana dia berlari di lapangan menggiring bola dan mencetak gol yang dipuji teman-teman seangkatan dan juniornya, Han Yujin tetap tidak bisa mengenyahkan masalah Alver dari kepalanya.

Simpati itu memuncak saat seorang guru membagikan tugas kelompok di mata pelajaran studi sosial. Setiap kelompok dapat terdiri dari 2-3 orang dan mereka dibebaskan memilih kelompok masing-masing.

[BL] Youth (Crossover Holy Trinity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang