44: Penggemar

176 59 6
                                    

"Sangah-nuna."

Yoo Sangah mengulas senyum. "Boleh aku duduk di sampingmu?" tanyanya kemudian.

"Tribun ini bukan properti pribadi jadi silakan."

Dengan demikian, Yoo Sangah mendudukkan dirinya di sisi pemuda itu. Dia mengulurkan salah satu kaleng yang dibawanya kepada Kim Roksu.

"Aku rasa minuman ini tidak diperuntukkan untukku," ujar Kim Roksu yakin. Kopi yang Yoo Sangah tawarkan adalah jenis americano, salah satu yang pahitnya pekat dan bukan selera Kim Roksu.

"Benar, ini untuk sepupuku tapi tidak masalah kalau kau mau." Yoo Sangah memperhatikan raut penolakan samar, dia segera mengulurkan kaleng kopi yang lain. "Atau mau yang ini? Latte? Aku suka jenis kopi apa saja jadi kau boleh memilih."

Kim Roksu tahu gadis ini tak berbohong, kadang kala Yoo Sangah memesan espresso enam shots di kafe. Melihat seleranya tersebut, Kim Roksu sering mengagumi ketahanan kuatnya pada kafein.

"Kalau begitu aku akan menerima yang ini." Kim Roksu meraih kaleng kopi latte dan membukanya. Dia tak segan mengambil milik orang lain sebab mengenal siapa sosok sepupu Yoo Sangah. "Jadi, di mana Yoo Joonghyuk?"

"Dalam perjalanan. Aku tak sengaja meninggalkan tabung gambarku saat berkunjung di rumahnya kemarin, sudah kubilang aku yang akan mengambilnya nanti tapi dia menawarkan untuk membawakannya padaku. Katanya, dia kebetulan mau mengantar Yoo Mia membeli kue di dekat sini."

Kim Roksu memiliki kedekatan dengan keluarga Yoo akibat kerja sama orang tua mereka. Selain itu, keakrabannya dengan Yoo Sangah terjalin sebab gadis itu sering datang berkunjung ke kafe bersama Yoo Mia.

"Bagaimana denganmu? Apa sedang kunjungan kampus? Berniat berkeliling untuk melihat-lihat?"

"Tidak, aku cuma di sini untuk menemani dua temanku yang di sana dan juga menemui alumni sekolahku."

"Tidak kusangka Tuan Fool juga punya rasa setia kawan yang besar," gumam Yoo Sangah tanpa maksud buruk, justru dia berniat bercanda dengan lawan bicaranya. "Sejujurnya, aku hampir mengira kau datang untuk tebar pesona perkara pakaianmu yang tidak seperti Kim Roksu."

Kim Roksu tersenyum. "Sayang sekali, aku harus mengecewakan ekspektasimu, Nuna. Namun, sosok Tuan Fool yang kau idamkan itu sudah tiada. Tersisa aku seorang, Kim Roksu. Kalau kau melihat penampilan ini tak biasa artinya kau perlu mengenal Kim Roksu lebih baik lagi."

Meski dia berkata begitu, Kim Roksu sendiri sadar kalau kebiasaan sebagai Fool telah mengakar. Kadang kala dia bisa spontan berbicara banyak hal pada lawan jenis. Kim Roksu melirik Yoo Sangah, sekilas menambahkan fakta bahwa dia cukup nyaman mengobrol dengan gadis ini baik dalam peran Fool atau sebagai Kim Roksu, itu sebabnya dia tak keberatan berbagi obrolan basa-basi yang melelahkan. Terlebih, dia sedang bosan sekarang.

"Aku sudah mendengarnya dari Jung Soo, soal pengunduran dirimu. Mia jadi tak mood lagi ke kafe karena tak ada Host favoritnya di sana." Yoo Sangah terkekeh. "Dia terus mengeluhkan ketidakhadiranmu dan dia pergi sejauh meminta kakaknya untuk mempertemukan kalian secara pribadi. Joonghyuk kelihatan mulai kesal karena Mia terus-terusan menyebutmu."

"Ah, pantas saja Yoo Joonghyuk menatapku tidak senang selama beberapa minggu."

"Oh, panjang umur. Dia sudah sampai." Yoo Sangah mengecek pesan masuknya dan beranjak bangkit berdiri. "Mau ketemu Yoo Mia? Mungkin dia akan gembira melihatmu."

"Dan mungkin saja Yoo Joonghyuk akan mendendam padaku," balas Kim Roksu menolak halus seraya ikut berdiri. Dia menggoyangkan kaleng kopi di tangannya. "Terima kasih untuk traktiran minumannya."

Yoo Sangah yang baru akan pergi tiba-tiba memiliki gagasan baru. "Ah, Roksu! Boleh aku minta foto?"

"Untuk pamer ke adik sepupumu?"

Yoo Sangah menyeringai tipis, binar jahil melingkupi matanya.

Kim Roksu agak enggan berfoto berdua dengan seorang gadis jadi dia memutuskan meraih tangan Yoo Sangah dan membawa telapak tangan wanita itu menyentuh sebelah pipinya. "Bagaimana dengan begini?"

Yoo Sangah tertawa, suaranya terdengar sangat manis. "Roksu, dari mana kau belajar ini?" Dia mencubit pipi pemuda itu pelan. "Kau jadi seperti Sirius."

"Itu pujian yang mengerikan," ujar Kim Roksu serius.

Tawa Yoo Sangah semakin tidak tertahankan sampai dia harus mengusap ujung matanya. Tentu sebagai pelanggan setia Comfort Zone, Yoo Sangah tahu jika hubungan Fool dan Sirius tampak baik di permukaan tapi memiliki percikan halus.

Yoo Sangah mengangkat ponselnya menggunakan tangan kiri sambil menangkup sebelah pipi Kim Roksu menggunakan tangan kanan. Pun, pemuda itu yang tahu jika Yoo Sangah sedang memotret spontan langsung bertindak kooperatif. Dia sedikit memiringkan kepalanya dan menggenggam tangan Yoo Sangah di pipinya seraya mengguratkan senyum lembut.

"Aku benar-benar serius saat bilang kau makin tampan," puji Yoo Sangah manis.

Kim Roksu melepaskan tangan gadis itu. "Nuna harus bergegas agar Yoo Joonghyuk tidak menekuk wajahnya."

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Dah, Roksu."

Seiring kepergian gadis itu, Kim Roksu ikut melambaikan tangan. "Hati-hati."

Kim Roksu yang sedari tadi memusatkan fokus pada Yoo Sangah seorang terlambat menyadari jika teman-temannya di lapangan sedang ambil istirahat. Setelah menoleh ke lapangan, mayoritas dari mereka segera menyeru menggoda.

"Woah, Roksu-ah, kau punya pacar tidak bilang-bilang, ya?!"

"Roksu, apa itu gebetanmu?"

Suara Lee Soo Hyuk terdengar yang paling keras. "Kau keterlaluan! Tidak mengenalkannya pada hyung-mu!"

Kim Roksu yakin Yoo Sangah yang belum berjalan jauh pasti mendengar semua itu. Benar saja, saat Kim Roksu menoleh ke arah punggung Yoo Sangah, gadis itu yang berbalik dan sempat beradu tatapan padanya segera tertawa dan melambai.

Han Yujin bahkan pergi menghampirinya dan menatap terpukau sejenak pada Yoo Sangah. "Siapa nuna cantik itu?"

"Dia salah satu pelanggan setia kafe," ujar Kim Roksu kembali mendudukkan diri. "Aku dulu biasa menemaninya jika dia datang berkunjung."

Han Yujin mengangguk paham. Nyatanya, dia hampir tersandung di lapangan tadi saat melihat Kim Roksu berinisiatif meraih tangan seorang gadis dan menaruh di pipinya, tampak seperti tengah bersikap manja. Ini benar-benar pemandangan yang mengejutkan mengetahui pemuda apatis tersebut ternyata mampu bertingkah seperti itu.

.

.

.

Bersambung.

Rokus mode gemas. :)

[BL] Youth (Crossover Holy Trinity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang