49: Rekaman

166 51 15
                                    

Kedatangan Kim Roksu adalah pemandangan yang langka, terlebih penampilannya yang serba putih sangat menarik perhatian.

"Aku mau menemui Manajer," ujarnya sambil lalu melewati Host yang menyambutnya.

Dia naik ke lantai tiga tanpa dikenai hambatan sebab semua pekerja di kafe sudah mengenalnya dengan baik. Tidak jarang ada sapa yang dilemparkan beberapa mantan rekan kerjanya.

Kim Roksu bahkan tak repot mengetuk pintu ruangan Choi Jung Soo saat dia membukanya begitu saja dan melangkah masuk tanpa sungkan. Dia sudah sering melakukannya sampai ke titik Choi Jung Soo sangat terbiasa.

"Wajah pengirimnya tidak terlihat di CCTV, yang jelas itu seorang pemuda dan dia datang dengan berjalan kaki. Aku sudah mengirim orangku untuk menyelidiki si pengirim paket tapi dia akan butuh waktu menemukannya," ujar Choi Jung Soo menjelaskan.

"Mana rekamannya?" Kim Roksu mendudukkan dirinya ke sofa dan Choi Jung Soo berpindah menghampiri temannya sambil membawa laptop.

Pemilik kafe meletakkan laptop di atas meja lantas ikut duduk di samping Kim Roksu. "Ini dia."

Setelah Choi Jung Soo menekan tombol spasi, rekaman di laptop pun mulai terputar. Gambaran itu menunjukkan CCTV sebuah ruang kelas biasa, kualitas rekamannya tampak buruk karena wajah para siswa terlihat kabur. Minoritas siswa berkumpul dan mengobrol saat jam istirahat.

Namun, kedamaian itu pecah saat seorang laki-laki mengenakan seragam olahraga berlari terburu masuk diikuti tiga siswa berseragam biasa yang juga berlari menyusulnya.

Apa yang terjadi selanjutnya merupakan pergantian suasana damai menjadi keributan.

Siswa berseragam olahraga yang masuk itu segera disudutkan oleh salah satu yang mengikutinya.

Lelaki berseragam musim panas tampak berang ketika dia menarik kerah belakang targetnya dan menghantamkan kepala siswa berseragam olahraga itu ke atas meja. Dua orang teman lainnya pergi duduk ke atas meja guru sambil mengangkat ponsel tampak memotret dan merekam kejadian itu dengan wajah penuh tawa. Sebagian besar siswa hanya memandang dan beberapa bahkan tak terlihat peduli seolah menganggap pemandangan itu sudah lumrah.

Ekspresi Kim Roksu masih tidak berubah. Choi Jung Soo dengan hati-hati mempertimbangkan suasana hati temannya sebelum memutuskan mempercepat video itu. "Ada total tiga rekaman kejadian."

Rekaman selanjutnya diambil dari ponsel. Kali ini tampilannya tampak lebih jelas dan jernih.

Masih dengan korban yang sama, sekarang tubuhnya disorot saat dia berlutut dengan hanya mengenakan pakaian dalam. Seorang siswa laki-laki yang penampilannya mirip dengan pelaku yang sebelumnya menghantamkan kepala korban ke meja di kelas, kini berjongkok di sampingnya sambil menggambar kotoran di pipi korban menggunakan spidol permanen.

Ada banyak tawa yang terdengar. Salah seorang dari mereka bertanya geli, "Song Minwoo, kau gila. Bagaimana kalau tidak bisa dihapus?"

"Justru bagus, bocah ini jadi terlihat lebih tampan jika begini." Remaja bernama Song Minwoo memukul pipi korbannya cukup keras hingga warna putih di pipinya berangsur memerah. "Balik sini, pipi satumu itu butuh hiasan juga."

Song Minwoo mencengkeram dagu pemuda itu saat dia memaksanya menyodorkan pipi lain untuk digambari kotoran yang lain.

Setelah puas menggambar, Song Minwoo berdiri terdengar meminta rokok pada temannya.

Ketika Song Minwoo sibuk merokok, orang lain datang menghampiri korban. Wajahnya tidak terekam sebab dirinya adalah pemegang kamera. Tangan kanan yang terulur itu memiliki kulit putih yang tidak segan menjambak rambut korban.

[BL] Youth (Crossover Holy Trinity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang