Rapat Hexagon

1 1 0
                                    

Doctor beserta pemimpin Hexagon dari seluruh wilayah saat ini berkumpul di sebuah aula berukuran besar. Aula itu dipenuhi ornamen gothic dan juga karya seni khas dari zaman renaissance, seperti patung dan lukisan. 

Di sebelah Doctor, 45 terlihat berdiri dengan wajah gugup karena dia baru pertama kali mengalami momen seformal ini. Doctor tidak begitu gugup dengan pertemuan kali ini karena dia pernah mendampingi Dimitria di masa lalu pada momen yang sama. 

Doctor masih hafal betul beberapa wajah yang duduk di sana, seperti Dr. Neuron Smith yang memimpin Machine Engine dan Ruby Hardfort yang memimpin Diamond Crush. Mereka berdua sangat terkenal di kalangan Havenstar. 

Bukan hanya mereka saja, Doctor juga menyadari adanya pergantian pemimpin Havenstar di wilayah lain. Contohnya Arthur Jackson dari Medieval Knight dan Venus Ophium dari Flowerizm. Kedua wajah itu masih terlihat cukup asing bagi Doctor.

Di kursi yang paling tengah, seorang pria dewasa berusia 40'an berperan sebagai moderator yang memandu jalannya rapat. Pria itu adalah Don Giantino yang dikenal sebagai pemimpin Black Guardian. Melihat aura pria itu, Doctor merasa sedikit gemetaran.

Setelah terdiam cukup lama, Don Giantino membuka rapat itu dengan suaranya yang berat khas pria dewasa.

"Baiklah. Pertemuan kita kali ini bukan hanya fokus membahas Festival Havenstar saja. Ada beberapa masalah serius yang terjadi di sisi internal dan eksternal kelompok kita. Kalian pasti sudah menyadarinya."

"Kau benar. Aku tidak pernah menyangka bahwa Dimitria bodoh itu akan mengkhianati kita. Jika aku menyadarinya lebih awal, aku pasti sudah memberi anak itu pelajaran yang tidak akan dia lupakan," ucap Dr. Neuron dengan nada yang kesal.

"Dia hanyalah bocah yang berpikiran pendek. Aku sebenarnya sudah mencium niat busuknya sejak dulu," Ruby Hardfort menimpali.

"Sepertinya, kita harus membuat aturan baru agar kita tidak bisa sewenang-wenang dalam menggunakan kekuasaan kita," balas Don Giantino menimpali ucapan mereka berdua.

"Aku berpikir, sebaiknya ada pengawas di setiap wilayah yang bisa memantau aktivitas kita agar pengkhianatan seperti yang dilakukan Dimitria tidak terulang lagi," ucap Arthur yang berusaha mengungkapkan pikirannya.

"Aku setuju dengan pendapat Arthur. Dengan cara itu, kita tidak bisa menyelewengkan kekuatan kita," balas Venus secara singkat. Pemimpin lain turut setuju karena ide itu sepertinya sangat cocok dengan kondisi mereka saat ini.

"Maaf, apakah pengawas itu berasal dari kelompok kita atau bagaimana sebaiknya?" tanya Doctor yang merasa agak bingung.

"Aku menyarankan agar pengawas itu berasal dari luar kelompok kita. Mungkin, aku akan meminta bantuan dari Arxenian untuk menugaskan beberapa bawahannya lewat misi khusus," ucap Don Giantino.

"Aku merasa itu adalah ide yang bagus," balas Dr. Neuron dengan mantap. Kumisnya terlihat bergoyang-goyang saat dia menganggukkan kepalanya.

Pembicaraan seputar pengawas terus berlanjut selama beberapa menit sampai akhirnya Doctor memantik topik yang jauh lebih serius.

"Para pemimpin Hexagon yang terhormat. Beberapa bulan yang lalu, kalian pasti sudah mendengar laporanku tentang kelompok pemburu bintang bernama Jupiter. Apakah kalian menemukan informasi lebih lanjut tentang mereka?" 

"Fabio, kami memang sudah menerima laporanmu. Sayangnya, kami belum bisa melihat pergerakan mereka sejauh ini," balas Don Giantino.

"Apakah kau yakin bahwa kelompok itu benar-benar menjadi ancaman serius bagi kita? Seperti yang kau tahu, pemburu bintang tidak ada apa-apanya dibandingkan kekuatan kita semua," ucap Ruby Hartford dengan nada yang angkuh.

"Sebaiknya, kau jangan meremehkan mereka. Apakah kau lupa dengan pertempuran antara Hexagon melawan pemburu bintang yang sangat gila di masa lalu? Lagipula, aktivitas mereka beberapa tahun belakangan memang cukup gencar," sahut Dr. Neuron yang terlihat lebih was-was.

"Maaf, bukan bermaksud menggurui kalian semua. Aku merasa bahwa mereka saat ini sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerang. Melihat agenda kita dalam waktu dekat, mereka kemungkinan besar akan menunjukkan dirinya saat Festival Havenstar berlangsung." ucap Doctor dengan sangat hati-hati.

Semua sempat memasang reaksi yang cukup terkejut. Mereka tertunduk sejenak sembari berpikir sebelum akhirnya mereka mulai bersuara.

"Lalu, apakah kita harus menunda acara tahunan kita?" Venus bertanya dengan nada yang sedikit tinggi.

"Jika kondisinya memang tidak memungkinkan, aku bisa mengerti," ucap Arthur mengomentari pertanyaan Venus.

"Ehm, aku mempunyai pandangan lain. Kita tetap lanjutkan festival tahunan kita seperti biasa. Jika mereka memang mengincar festival itu, kita habisi saja mereka semua di sana," balas Don Giantino.

"Kau benar juga, Pak Tua! Aku akan menghancurkan mereka dengan mudah," balas Ruby sembari tertawa.

"Menurutku, kita lebih baik memikirkan ulang kondisi saat ini. Jika kita semua berkumpul di satu tempat, otomatis pertahanan wilayah kita akan melemah. Ada kemungkinan mereka juga memburu Havenstar yang tidak mengikuti acara festival," balas Doctor dengan sebuah argumen yang kuat dan rasional.

"Kau benar juga, Topeng Putih! Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan?" Ruby bertanya balik.

"Sebagian dari kita sebaiknya tetap tinggal di markas untuk memantau situasi, khususnya pemimpin kelompok. Kita bisa menentukan perwakilan kita untuk menghadiri dan mengawasi jalannya festival," balas Dr. Neuron dengan solusinya yang cemerlang. Sepertinya, semua orang yang ada di meja itu mulai sepakat dengan pendapat tersebut.

Pembicaraan itupun terus berlanjut dan membahas seputar persiapan Festival Havenstar. Mereka telah membuat konsep pertandingan dengan lebih menarik dan menantang dibandingkan tahun lalu.

Bagi para Havenstar, festival itu bukan hanya sekadar acara senang-senang semata. Momen itu adalah ajang yang tepat bagi mereka untuk unjuk gigi. Mereka bisa bertarung dan melepaskan kekuatan mereka secara bebas dalam pertempuran melawan Havenstar lain.

"Karena sudah tidak ada lagi yang kita diskusikan, aku akan menutup rapat kita hari ini. Aku menyerahkan semua persiapannya kepadamu, Arthur," ucap Giantino mengakhiri pembicaraan tersebut.

"Baik, Giantino. Aku tidak akan mengecewakan kalian semua." Sebagai tuan rumah, Arthur hanya tersenyum dengan hangat. Dia berusaha memberikan yang terbaik untuk festival tersebut agar dia tidak mengecewakan pendahulunya.

Satu per satu melangkah keluar dari ruangan itu. Begitupun juga dengan Doctor dan 45 yang sedari tadi merasa begitu tegang karena suasana di aula barusan begitu mengintimidasi, apalagi ketika Don Giantino sedang berbicara.

"Doc, apa kita langsung kembali ke Rievers?" tanya 45.

"Hari ini, kau bisa jalan-jalan dulu bersana Howard dan James. Besok kita masih ada satu urusan penting lagi. Kemungkinan, kita bisa kembali ke markas besok lusa," ucap Doctor.

"Bukankah urusan kita hanya rapat dengan para pemimpin Hexagon?" tanya 45 yang belum bisa menangkap maksud Doctor. 

"Lebih baik kau simpan dulu rasa penasaranmu! Aku akan mengajakmu ke tempat yang menarik besok," balas Doctor dengan santainya.

Tanpa banyak bertanya, 45 hanya mengikuti langkah Doctor yang menuju ke arah penginapan. Otaknya mulai membayangkan hal-hal yang liar, seperti liburan ke tempat yang dipenuhi oleh perempuan cantik.

HEXAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang