Hasil

1 1 0
                                    

Dengan pedang yang tergenggam erat, Howard berusaha mengayunkan serentetan tebasan ke tubuh Dino dalam kecepatan maksimal. Tebasan itu sayangnya belum cukup kuat untuk menembus pertahanan kulit Dino yang keras layaknya logam baja.

Howard tidak menyerah dan tunduk begitu saja. Dia semakin beringas dalam menggunakan senjatanya. Karena tekadnya yang kuat, salah satu tebasan itu berhasil menggores tubuh Dino hingga darah keluar dari tubuhnya.

Dino yang merasa tidak terima langsung membalas serangan Howard dengan kekuatan penuh. Dia berusaha mencabik-cabik Howard dengan cakar-cakarnya yang tajam. Howard berusaha memblokir serangan tersebut dengan pedangnya.

Di sela-sela serangan Dino, Howard melakukan manuver ke arah samping dan melompat setinggi mungkin. Kemudian, dia mencoba mengayunkan pedangnya secara vertikal dengan serangan penuh.

“Rasakanlah ini, Dinosaurus Bodoh! Vertical Cutter!”

Dino sempat memasang ekspresi terkejut saat Howard berniat menebasnya. Refleks, dia melompat ke arah belakang untuk menghindar. Alhasil, serangan itu meleset dan mengenai lantai basement hingga menimbulkan retakan yang kuat.

Howard hanya menggerutu kesal saat tebasannya gagal mengenai sasaran. Andai saja tebasan itu berhasil mengenai Dino, dia kemungkinan besar akan terluka cukup parah. Howard menepis seluruh kekesalannya dan kembali berfokus pada pertempuran.

Dino menghentakkan kakinya kuat-kuat hingga basement tersebut bergetar kembali. Dia berteriak keras seperti dinosaurus yang sedang mengamuk. Setelah itu, dia mengeluarkan serangan brutal secara membabi buta.

Dari serentetan serangan yang dikeluarkan oleh Dino, salah satu cakarannya berhasil melukai bahu kanan Howard gara-gara anak itu lengah sesaat. Dia memegang lukanya erat-erat untuk menghentikan pendarahannya.

“Brengsek! Aku akan membalas seranganmu barusan,” ujar Howard dengan sedikit frustasi. Dia kemudian berlari menuju ke arah Dino dengan gerakan yang pola yang tidak beraturan agar dia bisa mendistraksi fokus perhatian Dino.

Pada jarak beberapa meter, Howard terlihat mengayunkan pedangnya secara diagonal. Saat Dino berusaha menghindarinya, Howard menurunkan senjatanya lalu dia menggerakkan kakinya ke sisi samping untuk mengubah arah serangannya.

Satu tebasan horizontal diayunkan dengan cepat oleh Howard hingga tebasan tersebut mengenai perut Dino secara telak. Meskipun luka tebasan itu tidak begitu dalam, Dino terlihat merintih kesakitan.

“Sekarang, posisi kita seimbang,” Howard berkata sembari menyeringai lebar. “Boleh juga seranganmu barusan,” balas Dino dengan senyuman yang sadis.

Di tengah perseteruan mereka, Doctor akhirnya datang ke tempat tersebut setelah dia menerima pesan dari Margareth. Bukannya melerai, dia malah sibuk menonton perkelahian mereka dengan santainya.

“Doc, mengapa kau tidak menghentikan mereka?” tanya Margareth yang kebingungan.

“Kita sebaiknya diam saja. Pertarungan itu adalah pertarungan antar lelaki. Jika kita mengganggu, kita hanya melukai harga diri mereka. Biarlah mereka berdua menyelesaikan urusan mereka yang sempat tertunda di festival kemarin,” jawab Doctor dengan bijak.

Howard dan Dino sepertinya tidak menyadari kehadiran Doctor karena mereka sedang fokus satu sama lain. Mereka tidak bisa mengendurkan serangan mereka sedikitpun karena lengah berarti kalah.

Lambat laun, stamina Howard mulai terkuras dan napasnya jadi terengah-engah. Meskipun Dino mengalami hal yang sama, dia sepertinya mampu mengatur tempo napasnya agar tetap stabil.

Di antara jeda yang singkat, Dino tiba-tiba menyeletuk dengan sebuah pertanyaan yang cukup mengganggu Howard.

“Hei! Apa kau tidak ingin berubah menjadi naga hitam seperti waktu itu? Jika kau tetap seperti ini, kau sebentar lagi akan kalah,” ucapnya.

HEXAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang