Usai melewati beberapa jalan berliku, James dan teman-temannya akhirnya sampai di sebuah ruangan yang cukup luas dan lumayan terang karena ada beberapa obor api yang terpasang di dinding ruangan itu.
Ruangan itu memiliki tiga pintu yang terletak di titik-titik yang berbeda. Anehnya, seluruh pintu itu langsung tertutup tak lama setelah mereka bertiga memasuki ruangan tersebut. Hal itu membuat mereka panik untuk sesaat.
James berusaha tetap tenang dan mencerna situasi tersebut. Dengan mengandalkan informasi dari film-film aksi yang pernah dia tonton, dia berpikir bahwa ruangan itu menyimpan teka-teki yang harus dipecahkan agar pintu itu bisa terbuka.
Sesuai arahan dari James, Margareth dan Magician berusaha mencari petunjuk yang mungkin tersembunyi di celah-celah dinding atau permukaan lantai ruangan tersebut. Sialnya, usaha mereka gagal.
"James, sepertinya ada yang salah dengan ruangan ini," ucap Magician secara spontan.
"Kau benar, Magician. Aku sudah mencari ke berbagai sudut yang mencurigakan, tetapi aku tidak menemukan kunci atau petunjuk apapun," balas Margareth dengan wajah yang sedikit frustasi.
"Baiklah, coba kita hancurkan paksa dengan kekuatan kita!" sahut James sembari mempersiapkan kedua pistolnya.
Mereka bertiga langsung mengeluarkan serangan gabungan tanpa pikir panjang. Hasilnya tetap saja. Kombinasi kekuatan mereka tidak mampu menghancurkan pintu tersebut. Menurut dugaan James, pintu itu terbuat dari baja tebal yang berlapis.
Di tengah kebingungan mereka, salah satu pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka secara otomatis. Dari arah sana, ada tiga orang yang menyeruak masuk secara perlahan-lahan. Mereka bertiga merupakan tim Diamond Crush.
Sama seperti kasus James, pintu tersebut langsung tertutup setelah tim tersebut berada di ruangan itu. Mereka juga menunjukkan reaksi yang terkejut dan kebingungan dengan situasi yang ada di ruangan tersebut.
"Hei, apakah kalian tahu ruangan apa ini?" ucap seorang perempuan yang mengenakan syal warna merah.
"Kami tidak tahu. Kami sudah mencoba mencari jalan keluar, tetapi pintu itu tidak mau terbuka," balas Margareth dengan nada yang agak tinggi.
"Sepertinya, ruangan ini dibuat sebagai arena bertarung. Mungkin, pintu di ujung itu akan terbuka apabila ada salah satu dari kita yang kalah," balas pria yang mengenakan sepasang knuckle di kedua tangannya.
"Pendapatmu boleh juga, Bob. Tumben kau bisa menggunakan otakmu," sahut pria bertubuh gendut di sampingnya.
"Hei, aku dari dulu memang pintar, Rock. Kau pasti sependapat denganku, Scarlet?" ucap pria bernama Bob ke arah perempuan yang berdiri di sampingnya.
"Terserah kau saja. Aku hanya ingin segera menyelesaikan labirin menyebalkan ini," sahut perempuan itu dengan ketus.
Mendengar ucapan mereka, James lekas memberitahu Margareth dan Magician untuk bersiap-siap memulai pertempuran. Dia sependapat dengan pemikiran tim lawan bahwa ruangan itu memang dirancang sebagai arena pertarungan.
Pria bernama Bob itu terlihat mengencangkan kuda-kudanya dan memfokuskan energinya pada tinjunya, sedangkan Scarlet di sampingnya terlihat mengeluarkan makhluk imajinasi bertubuh kristal berwarna merah.
"Hei, Rock! Keluarkan juga makhluk menjijikkanmu itu!" balas Scarlet ke arah rekannya yang bertubuh gendut.
Selang beberapa detik, Rock mengeluarkan makhluk berwujud golem batu yang mempunyai tubuh besar dan tinggi sekitar tiga meter. Makhluk itu tampak menakutkan hingga James dan yang lain lumayan ketakutan.
"James, biarkan aku dan Clownstar yang melawan golem itu!" sahut Magician.
"Aku yang akan mengurus perempuan itu," ucap Margareth yang telah bersiap-siap bersama White Bunny.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEXAGON
AksiThe Spirit of Fallen Star Part 2 Seluruh anggota Hexagon berkumpul dalam sebuah acara sakral bernama Festival Havenstar. Mereka saling bertanding dan beradu kekuatan untuk menunjukkan kehebatan mereka. Sayangnya, acara itu berubah menjadi kekacuan k...