Sama seperti Fallen Star yang melawan Diamond Crush, kelompok Havenstar lain juga turut bertarung satu sama lain beberapa saat yang lalu. Mereka bertarung dengan sangat sengit di sebuah ruangan yang ada di sisi lain labirin.
Medieval Knight berhadapan dengan Machine Engine. Pertarungan mereka berlangsung lumayan lama karena mereka sama-sama kuat dan mempunyai kelebihan masing-masing. Hasil akhir pertarungan itu dimenangkan oleh Medieval Knight.
Sementara itu, Black Guardian bertarung melawan kelompok Flowerizm. Setelah mengerahkan segenap kekuatan mereka, pertarungan tersebut berakhir seri karena ada anggota mereka yang tereliminasi di tengah-tengah pertarungan.
Meskipun begitu, ada satu anggota Black Guardian yang masih bertahan di akhir pertempuran mereka. Dia memutuskan untuk menyerah dan kembali menuju ke pintu keluar karena dia sudah kehilangan banyak energi dan stamina.
Pada saat ini, hanya ada dua kelompok yang masih bertahan untuk memperebutkan mahkota dan memenangkan pertandingan tersebut, yakni Fallen Star dan Medieval Knight. Mereka sedang bersitegang di dalam aula yang menjadi tempat mahkota itu berada.
Setelah bertatapan cukup lama, ketiga orang itu mulai bersiap melancarkan serangan untuk memulai pertempuran. Masing-masing dari mereka sepertinya sudah menentukan target yang akan menjadi lawan bertarung mereka.
Pria yang menggunakan baju zirah putih terlihat mengincar Margareth, sedangkan pria yang menggunakan tameng terlihat berlari menuju ke arah Magician. Lawan yang tersisa untuk James adalah pria yang memegang dua buah pedang saber.
Meskipun James merasa pesimis, dia memikirkan sebuah strategi licik untuk memenangkan pertarungan itu. Dia meminta Margareth dan Magician untuk mengambil mahkota itu bila mereka mempunyai kesempatan. Lalu, mereka langsung kabur secepat mungkin.
Akan tetapi, rencana tersebut sepertinya tidak berjalan mulus karena mereka tidak memiliki peluang sama sekali untuk mendekat ke arah mahkota tersebut. Ketiga musuh mereka lebih kuat dibandingkan tim Diamond Crush yang mereka hadapi beberapa saat lalu.
Di antara mereka bertiga, Margareth yang terlihat paling kesusahan. Dia dan White Bunny berusaha menahan gempuran pria berzirah putih. Pria itu dikenal dengan nama “Kamikaze” dan kekuatannya adalah memanipulasi angin.
Sembari bertarung, pria itu terlihat menggoda Margareth dengan kata-kata rayuan yang picisan. Dia terpesona melihat wajah gadis itu yang menurutnya sangat imut. Hal itu tentu saja membuat gadis itu jadi merasa risih.
Tak jauh dari lokasi Margareth, Magician juga tidak kalah kewalahan. Hantaman demi hantaman palu Clownstar tidak mempan sama sekali terhadap tameng pria yang dipanggil dengan julukan “Big Shielder”. Pertahanan pria itu sangat sulit untuk ditembus.
Magician berusaha untuk menggunakan trik dan kombinasi perangkap Clownstar untuk melumpuhkan pria itu. Namun, pria itu mempunyai pergerakan yang gesit sehingga dia bisa menangkis jebakan itu dengan mudah.
Sementara itu, James masih sibuk bermanuver di udara dengan mesin jetnya. Dia saling beradu serangan dengan pria yang memegang dua pedang. Selaras dengan gaya bertarungnya, pria itu dikenal dengan nama “Double Handler”.
Walaupun James terbang di udara, Double Handler bisa menyerangnya dengan tebasan udara yang diciptakan oleh kedua pedangnya. Tebasan itu bisa berakibat fatal apabila James tidak mampu menghindarinya.
Selaras dengan rencana yang mereka susun, James melemparkan beberapa bom cahaya sekaligus sebagai pengalih perhatian. Saat cahaya itu memenuhi ruangan tersebut, Margareth dan Magician langsung bergegas menuju ke arah altar untuk merebut mahkota tersebut.
Hanya tinggal selangkah sebelum mereka mencapai altar tersebut, Kamikaze mengeluarkan serangan jarak jauh berupa angin puyuh untuk menghentikan mereka berdua. Efek serangan itu membuat tubuh mereka terhempas cukup jauh.
“Hei, Cantik! Berani-beraninya kau memalingkan muka dariku. Apa kau tidak peduli dengan hatiku yang tersayat perih?” ucap Kamikaze kepada Margareth dengan nada yang genit seperti yang biasa dilakukan oleh 45.
Margareth tidak merespons perkataan Kamikaze karena dia sedang berusaha berdiri dengan sedikit tertatih-tatih. Begitupula dengan Magician. Raut wajah mereka terlihat sangat kusut karena mereka menyadari bahwa mereka tidak akan bisa memenangkan pertarungan itu.
Saat fokus musuh teralihkan ke arah mereka berdua, James melihat ada sedikit celah yang bisa dia manfaatkan. Dia memacu mesin jetnya dengan kecepatan penuh untuk mengambil mahkota yang ada di atas altar.
Sialnya, dia malah terkena tebasan pedang Double Handler hingga salah satu sayap mesin jetnya hancur. Secara otomatis, keseimbangan tubuh James langsung goyah hingga dia tersungkur ke tanah.
“Kau jangan melupakanku, Bocah!” ucap Double Handler dengan begitu percaya diri.
Margareth dan Magician sontak menghampiri James karena mereka berpikir tebasan itu mengenai tubuh James juga. Untungnya, keadaan anak itu baik-baik saja walaupun tubuhnya sedikit lecet.
Setelah beberapa menit bertarung melawan tim Medieval Knight, lifebar mereka telah berkurang hampir setengah. Hanya tinggal menunggu waktu saja sampai mereka benar-benar tereliminasi dari pertempuran.
“Apa kalian berdua punya rencana?” tanya James dengan suara yang lirih.
“Sejauh ini, otakku sudah mencapai jalan buntu. Aku mengaku kalah dari mereka. Namun, aku tidak ingin membiarkan mereka menang begitu saja,” ucap Magician dengan napas yang terengah-engah.
“Kau benar. Lebih baik kita seri daripada kita kalah tanpa melakukan apa-apa,” balas James. Dia mempunyai sedikit ide liar yang patut dicoba. Dia pun membisikkan ide tersebut kepada kedua rekan yang ada di sampingnya.
“Kau akan menjadi kunci penting dalam rencana ini, Margareth,” ucap James sembari tersenyum. Meskipun sempat menolak, gadis itu terpaksa mengikuti ide James karena hanya itu satu-satunya peluang yang mungkin berhasil.
Di sela-sela obrolan mereka, Double Handler tanpa diduga mendekat ke arah altar untuk mengambil mahkota itu. Secara refleks, James menghentikan aksi pria itu dengan sebuah tembakan peluru energi. Fokus pria itu kembali teralihkan kepada James.
Tanpa membuang-buang waktu lagi, James menyuruh Margareth dan Magician untuk menyebar sesuai dengan rencana yang telah mereka buat tadi. Dia akan menghadapi Double Handler dengan sisa-sisa tenaganya.
Margareth kembali menuju ke tempat Kamikaze. Berbeda dengan sebelumnya, dia kali ini bertingkah manja nan genit. Dia meminta pria tersebut untuk berbicara secara baik-baik tanpa adanya kekerasan.
Perkataan Margareth anehnya mampu menghipnotis Kamikaze hingga dia menjadi orang yang penurut. Andai dia disuruh Margareth untuk makan boba satu ember penuh, dia pasti bersedia dengan senang hati.
Mereka berdua berbicara agak menjauh dari lokasi pertempuran. Tanpa sepengetahuan Kamikaze, Margareth diam-diam memanggil White Bunny dan memerintahkan kelinci itu untuk berdiri di belakang pria tersebut.
Saat momennya sudah tepat, White Bunny langsung memukul Kamikaze dengan seluruh kekuatan yang tersisa. Margareth berharap bahwa serangan itu bisa membuat Kamikaze K.O. dan gugur dari pertempuran.
Sayangnya, rencana itu tidak sesuai dengan perkiraannya. Kamikaze mampu memblokir serangan itu dengan hembusan angin kencang yang tiba-tiba keluar dari tubuhnya. Sontak, angin itu menghempaskan tubuh Margareth dan White Bunny.
“Sialan! Kenapa kau tega mengkhianatiku, Margareth?” teriak Kamikaze dengan nada yang khas pria patah hati. Dia berencana untuk menyerang gadis itu demi melampiaskan kekecewaannya.
Langkahnya spontan terhenti saat dia mendengar suara mesin yang menderu keras. Saat dia menolah, dia langsung terkejut karena patung penjaga mahkota itu tampak hidup dan menggerakkan tubuhnya.
Bukan hanya dia saja, semua orang yang ada di aula itu pun memasang wajah yang panik karena pintu aula tersebut tiba-tiba tertutup begitu saja. Secara otomatis, mereka saat ini terkurung dan tidak mempunyai jalan untuk kabur.
Apa yang sesungguhnya terjadi?

KAMU SEDANG MEMBACA
HEXAGON
ActionThe Spirit of Fallen Star Part 2 Seluruh anggota Hexagon berkumpul dalam sebuah acara sakral bernama Festival Havenstar. Mereka saling bertanding dan beradu kekuatan untuk menunjukkan kehebatan mereka. Sayangnya, acara itu berubah menjadi kekacuan k...