Knalpot yang ada di bagian belakang mesin Levi Road terlihat menderu-deru hingga memancarkan api. Kepulan asap pekat perlahan menyelimuti seluruh arena itu sampai-sampai Howard kesulitan untuk melihat area di sekelilingnya.
Di tengah-tengah momen itu, Howard tiba-tiba ditubruk oleh sesuatu yang sangat berat dari arah kanannya. Tubuhnya terpelanting cukup jauh hingga dia nyaris keluar dari pembatas arena.
Sebelum situasi semakin buruk, Howard langsung bangkit dari posisinya dan berlari secara acak sembari menembakkan peluru energi ke arah Levi Road secara bertubi-tubi. Sialnya, tembakan itu tidak efektif sama sekali.
Howard perlahan meraih lightstick di saku kanannya dan mengeluarkan pedang energi. Dengan sengaja, dia mengatur output pedang tersebut ke tingkat maksimum agar damage serangannya lebih terasa.
Tanpa membuang-buang waktu, Howard mengayunkan pedang tersebut sekuat tenaganya ke arah Levi Road. Serangan itu sayangnya tidak mengenai target karena Levi Road melakukan teknik drift cepat di saat-saat terakhir.
Selang beberapa detik, Levi Road memacu mesin tempurnya untuk menghantam Howard dengan kecepatan penuh. Karena Howard terlambat menghindar, tubuhnya terpental ke belakang secara otomatis.
“Fuck! Serangannya kuat sekali. Jika aku terlempar seperti ini, aku akan keluar arena dalam waktu singkat,” ucap Howard sembari memutar otak untuk mengatasi hal tersebut.
Perlahan, Howard memutar tubuhnya dan mengarahkan salah satu sarung tangannya ke arah tanah. Dia kemudian menembakkan serangkaian tembakan hingga tubuhnya sedikit terpental ke arah arena.
“Untuk seorang amatir, gerakanmu ternyata lumayan. Namun, kau jangan puas dulu. Aku masih punya banyak pertunjukan yang menarik,” teriak Levi Road dari jarak beberapa meter di depan Howard.
Pria itu kembali memacu mesin tempurnya menuju ke arah Howard. Uniknya, dia bergerak secara zig-zag dan tidak beraturan hingga Howard jadi kesulitan untuk memprediksi arah serangannya.
Howard menggenggam erat-erat pedang energinya sembari memasang matanya dengan lebih fokus. Dia menunggu momentum yang tepat untuk menyerang pria tersebut agar energinya tidak terbuang sia-sia.
Pada jarak satu meter di depan Howard, Levi Road tiba-tiba mengerem mendadak dan menembakkan puluhan peluru meriam dari area tengah mesin.
“Surprise Balls!” ucap Levi sembari tersenyum.
Refleks, Howard menebas bola meriam itu satu per satu dengan cepat dan presisi. Potongan bola itu perlahan meledak secara berurutan layaknya mercon yang menghasilkan kebisingan tingkat tinggi.
Belum sempat Howard mengambil jeda, Levi Road mendaratkan tinju logam secara bertubi-tubi ke arah anak itu. Howard kembali memasang posisi bertahan dan memblokir serangan tersebut dengan pedangnya.
“Bagaimana? Apa kau sudah ingin menyerah?” tanya Levi yang terlihat tersenyum puas.
“Aku sungguh tidak sudi menyerah di hadapan manusia rongsokan sepertimu,” balas Howard dengan kecut.
“Brengsek! Kesombonganmu semakin menjadi-jadi rupanya. Aku akan membuatmu lebih menderita dari ini,” balas Levi dengan nada yang semakin meninggi.
Howard perlahan sadar bahwa cara bertarungnya barusan kurang cocok melawan pria truk itu. Dia sepertinya harus menyerangnya secara langsung dengan tinjunya. Cara itu kemungkinan jauh lebih efektif.
Howard mulai memfokuskan energinya ke Black Wyvern. Setelah itu, dia menerjang Levi Road tanpa pikir panjang. Satu per satu hantaman tinju mendarat tepat sasaran di mesin tempur Levi Road.
“Apa yang kau lakukan? Kau pikir menyerangku secara membabi buta bisa membuat mesinku hancur?” teriak Levi dengan lantang.
“Aku tidak akan tahu jika belum mencobanya,” balas Howard sembari terus meninju mesin milik Levi dengan serangan Wyvern Crush.
Semakin lama, Howard semakin memperbesar output energinya sehingga daya rusak tinju itu jadi lebih parah. Setelah menyelesaikan serangannya, mesin tempur Levi Road tiba-tiba terhempas sedikit ke belakang.
“Hah, apa hanya itu saja yang bisa kau lakukan? Seperti kataku barusan, seranganmu tidak mempan kepadaku,” ucap Levi Road dengan tatapan yang masih arogan.
“Bodoh! Kau sedang berada di dalam kokpit. Jadi, kau tidak bisa melihat dampak seranganku barusan,” balas Howard sembari tersenyum ringan.
Seluruh penonton terdiam saat mereka melihat serangan Howard yang agresif. Mereka tidak menyangka sama sekali bahwa serangan anak itu mampu membuat bagian depan mesin Levi Road jadi penyok.
Selang beberapa saat, Levi mulai menyadari bahwa ada salah satu sistem persenjataanya yang rusak akibat serangan barusan. Dilihat dari raut wajahnya, emosinya sudah mencapai puncak dan tak tertahankan lagi.
“Bajingan! Aku akan mengakhiri pertempuran ini lewat serangan berikutnya,” ucapnya dengan nada yang tinggi.
Levi kemudian memacu mesinnya dengan kecepatan penuh. Dia berusaha menghantamkan mesin itu dan mencoba untuk menjatuhkan tubuh Howard. Sepertinya, dia ingin melindas anak itu dengan roda-roda besarnya.
Howard bisa menebak arah pemikiran Levi. Dia terus bergerak dan menghindar sebisa mungkin agar dia tidak terkena serangan brutalnya. Sembari menghindar, dia terus mengisi energi pada Black Wyvern dengan segenap kekuatannya.
Setelah berlari dan menghindar cukup lama, stamina Howard mulai berkurang drastis. Begitupun dengan jumlah lifebar yang dia miliki. Dia kemudian berhenti di sudut kanan arena pertempuran itu.
“Mengapa kau berhenti? Apa kau sudah tidak kuat bertarung lagi?” teriak Levi Road sembari terus memacu kecepatan mesin tempurnya.
Howard tidak merespons sama sekali. Hal itu membuat para penonton jadi menduga-duga. Mereka berpikir bahwa anak itu sudah menyerah karena dia sudah tidak bisa lagi kabur dari serangan Levi Road.
Dari bangku penonton, Crestia dan yang lain mulai terlihat cemas. Anggapan mereka juga sama seperti penonton. Meskipun begitu, 45 beserta serigala bersaudara mempunyai pemikiran yang berbeda.
Mereka bertiga tahu bahwa Howard masih mempunyai semangat kuat untuk menang. Hal itu terlihat jelas dari sorot matanya yang begitu tajam. Sekali anak itu menentukan targetnya, dia tidak akan melepaskannya begitu saja.
“Terimalah serangan terakhirku! MONSTER DESTRUCTION!” teriak Levi sambil menghantamkan mesin tempurnya dengan kekuatan brutal berkecepatan tinggi.
Sepersekian detik sebelum serangan itu mengenai sasaran, Howard tiba-tiba mengarahkan tangannya ke arah bagian depan mesin Levi dan menjadikannya sebagai tumpuan untuk melakukan lompatan.
Setelah bermanuver singkat di udara, Howard mendaratkan tubuhnya tepat di bagian belakang Levi Road. Tanpa membuang-buang banyak waktu, dia mengerahkan seluruh kekuatannya pada serangan terakhirnya.
“Sampai jumpa lagi di lain waktu, Sopir Truk!” ucap Howard singkat. Dia kemudian meninju bagian belakang mesin Levi Road dengan serangan Crimson Fist: 25%.
Tinju Howard sontak membuat Levi Road terpental ke arah depan hingga tubuhnya menabrak dinding tribun penonton. Karena dia melewati batas arena, dia pun dinyatakan kalah secara otomatis oleh wasit.
Tepuk tangan penonton perlahan mulai memenuhi arena tersebut. Howard tersenyum lebar sembari mengangkat tangan kanannya ke arah atas. Entah mengapa, dia merasa begitu bangga dengan pencapaian yang baru saja dia selesaikan.
Di tengah jalan menuju ke ruang istirahat, Howard berpapasan dengan Dino yang bersandar di dinding sembari menyilangkan kedua tangannya. Dari gerak-geriknya, dia sepertinya sudah menunggu Howard sejak tadi.
“Seperti dugaanku, kau memang pantas menjadi rivalku,” ucapnya sembari tersenyum.
“Terserah kau saja! Aku hanya mau istirahat,” balas Howard dengan malas.
“Aku hanya ingin mengingatkanmu. Lawanmu selanjutnya bukanlah orang yang main-main. Jangan sampai kalah dari orang itu agar aku bisa menghadapimu di babak final!” ucap Dino dengan nada yang serius.
“Tanpa kau beritahupun, aku tidak berniat untuk mengalah. Aku juga berencana membuatmu ketar-ketir saat melihat kekuatanku di final,” balas Howard. Dia pun melangkah pergi meninggalkan Dino.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEXAGON
AksiyonThe Spirit of Fallen Star Part 2 Seluruh anggota Hexagon berkumpul dalam sebuah acara sakral bernama Festival Havenstar. Mereka saling bertanding dan beradu kekuatan untuk menunjukkan kehebatan mereka. Sayangnya, acara itu berubah menjadi kekacuan k...