Beberapa hari terakhir, publik dikejutkan oleh berita pembunuhan yang terjadi di beberapa lokasi kejadian, mulai dari kecelakaan bus hingga kebakaran gedung yang menewaskan banyak korban. Insiden tersebut memberikan teror kepada seluruh masyarakat.
Pihak kepolisian masih menyelidiki pelaku dari pembunuhan tersebut. Namun, mereka kesulitan untuk mengungakapnya karena tidak ada barang bukti sedikitpun yang ditinggalkan di TKP.
Saat melihat berita tersebut di media massa, Howard langsung bereaksi dengan cepat. Dia mempunyai asumsi kuat bahwa peristiwa tersebut berkaitan dengan ulah Dewa Kematian yang sempat menyerang kereta di Rievers pada malam itu.
Dugaan Howard diperkuat oleh Doctor yang menemukan banyak kejanggalan pada insiden tersebut. Pria bertopeng itu sedang mengagendakan rapat bersama pemimpin Hexagon untuk mengungkap pelaku dari pembantaian tersebut.
Doctor sangat mengerti perasaan Howard yang sedang gusar dan frustasi melihat situasi saat ini. Namun, dia meminta Howard untuk tetap tenang dan tidak bertindak gegabah demi kebaikannya.
Demi menenangkan pikirannya yang sedang kacau, Howard memutuskan untuk berkeliling tanpa tujuan dengan mengendarai motor milik Doctor. Di tengah jalan, dia menerima sebuah pesan dari seseorang yang dikenalnya. Pesan itu berisi sebuah ajakan untuk bertemu.
***
Sudah bertahun-tahun Howard tidak mengunjungi wilayah Orchid. Ada rasa rindu dan nostalgia tentang masa lampau yang tiba-tiba menyeruak di benaknya. Dia teringat masa kecilnya saat dia tinggal bersama dengan pamannya.
Saat ini, Howard duduk di sebuah taman bunga yang terletak di sekitar pusat kota. Dia sedang menanti kehadiran seseorang yang tadi mengiriminya pesan. Katanya, ada hal penting yang harus dibicarakan.
Setelah beberapa lama menunggu, Howard melihat seorang gadis cantik yang berjalan pelan dari kejauhan. Gadis itu melambaikan tangannya ke arah Howard sembari menampilkan senyuman yang ceria.
Howard menyapa gadis itu balik dengan ekspresi yang ramah. Ketika gadis itu mendekat, dia tiba-tiba mencium pipi Howard tanpa basa-basi. Hal itu sontak membuat Howard jadi kaget dan tergagap-gagap.
“Apa maksud ciumanmu barusan, Pink?” tanya Howard dengan nada yang agak tinggi.
“Anggap saja sebagai ungkapan kangen karena kita tidak bertemu beberapa hari ini, Darling. Kau sudah lama menungguku di sini?” balas Pink Valentine dengan wajah yang bersemu merah.
“Lupakan masalah itu. Jadi, ada hal penting apa yang ingin kau bicarakan denganku hari ini?”
“Jangan sinis begitu, dong! Ehm, kau pasti sudah bisa menebaknya. Aku merasa frustasi dengan pemberitaan yang sedang hangat akhir-akhir ini,” ucap Pink yang langsung masuk ke inti permasalahan.
“Kau benar. Aku juga merasakan hal yang sama. Aku ingin segera mengungkap identitas asli pembunuh itu,” balas Howard dengan nada yang sedikit menggebu-gebu.
“Aku sebenarnya masih belum terlalu yakin. Berdasarkan investigasi pribadiku, ada satu benang merah yang mengerucut pada pembunuh tersebut. Tindakannya memang terkesan acak, tetapi dia sepertinya menargetkan beberapa orang tertentu,” ujar Pink dengan ekspresi yang serius.
“Apa maksudmu?”
“Aku sudah menyelidiki daftar korban dari berbagai insiden pembantaian itu. Ada beberapa nama yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan pejabat publik. Salah satunya adalah orang yang sangat kau kenal, yaitu Rose en Fahrenheit.”
Mendengar nama mantan pacarnya disebut, Howard langsung tercekat dan tidak bisa apa-apa lagi. Dia tidak bisa mempercayai perkataan Pink sepenuhnya. Sebaliknya, dia menganggap Pink sedang berkhayal dan berhalusinasi.
“Kau pasti bohong. Tidak mungkin pembunuh itu hanya menargetkan Rose. Lagipula, gadis itu tidak mempunyai dosa apa-apa,” ucap Howard dengan terbata-bata.
“Aku tidak memintamu untuk percaya kepadaku 100%. Ucapanku barusan masih sebatas asumsi. Namun, aku sangat yakin bahwa pihak Hexagon akan membuat hipotesis yang sama dengan dugaanku,” jawab Pink dengan sedikit emosi.
“Bagaimana mungkin dia membunuh semua orang yang tidak berdosa hanya demi mengincar nyawa satu orang? Apa pembunuh itu sudah tidak mempunyai kewarasan?”
“Aku tidak tahu karena aku pribadi tidak bisa memahami pola pikir pembunuh itu. Setidaknya, kita telah mengetahui target dari pembunuh tersebut sehingga kita bisa menentukan ruang lingkup aksinya di masa mendatang. Dengan cara itu, kita akan lebih mudah untuk memburunya nanti,” balas Pink.
Melihat ekspresi Howard yang masih linglung, Pink pun mencoba menenangkan Howard dengan kata-kata manis. Dia juga berusaha mengalihkan pembicaraan ke topik yang lebih ringan untuk dibahas.
“Ehm, apakah kau sudah bisa tenang?” tanya Pink untuk memastikan kondisi Howard.
“Maaf, aku tadi hanya terbawa suasana. Aku sangat menghargai informasi yang kau berikan. Informasi itu bisa menjadi petunjuk yang berharga untuk menemukan pembunuh itu,” balas Howard.
Dari gerak-geriknya, Howard berencana untuk pergi dari tempat itu secepatnya. Akan tetapi, langkahnya terhenti saat Pink menarik tangan Howard dan menggenggamnya dengan sangat erat.
“Jangan pergi!” ucap Pink spontan.
“Apakah kau masih punya hal lain yang ingin dibicarakan?” balas Howard dengan sedikit ketus. Pink hanya melirik Howard dengan tatapan ragu. Setelah diam sejenak, dia akhirnya mengungkapkan keinginannya.
“Ehm, ada satu lagi alasan yang membuatku ingin bertemu denganmu di tempat ini. Aku ingin berjalan-jalan bersamamu satu hari saja. Itupun jika kau bersedia menemaniku,” jawab Pink malu-malu.
Howard menghela napasnya perlahan. Dia merasa tidak enak hati saat dia melihat wajah Pink yang lesu dan kurang bersemangat. Mau nggak mau, dia mengiyakan permintaan Pink walaupun hatinya terasa berat.
Hari ini, mereka berdua menghabiskan waktu seharian penuh dengan mengelilingi berbagai tempat menarik di wilayah Orchid. Tanpa disadari oleh Howard, pikirannya yang sempat kacau sedikit lebih tenang saat dia menghabiskan momen seru bersama dengan Pink.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEXAGON
AcciónThe Spirit of Fallen Star Part 2 Seluruh anggota Hexagon berkumpul dalam sebuah acara sakral bernama Festival Havenstar. Mereka saling bertanding dan beradu kekuatan untuk menunjukkan kehebatan mereka. Sayangnya, acara itu berubah menjadi kekacuan k...