Memang, tidak ada tempat yang paling nyaman selain rumah. Howard beserta teman-temannya langsung merebahkan diri di atas kasur ketika mereka sampai di markas. Kedatangan mereka sudah dinanti-nantikan oleh Inspector.
Selama Doctor pergi, Inspector bertarung sendirian melawan sisa-sisa tentara Jupiter. Dia mampu mengalahkan mereka karena musuh yang dia hadapi pada saat itu berperingkat rendah sehingga kekuatan mereka tidaklah seberapa.
Atas saran dari Crestia, Doctor berencana untuk mengadakan pesta kecil-kecilan seperti biasa demi melepas penat. Mereka perlu mengistirahatkan otot-otot mereka sebelum mereka mulai berlatih kembali.
45 beserta Magician terlihat bersemangat mempersiapkan alat panggang beserta peralatan memasak, sedangkan Crestia dan Margareth pergi berbelanja untuk membeli bahan-bahan makanan yang hendak dibakar, seperti daging segar, marshmallow, dan sosis.
Howard tidak bisa membantu banyak karena tubuhnya masih cukup sulit digerakkan. Dia hanya duduk di atas kursi yang ada di halaman depan sembari menikmati keseruan teman-temannya dari kejauhan.
Sementara itu, James dan Patrick terlihat duduk termenung dalam jarak yang agak berjauhan. Mereka masih kepikiran dengan kondisi Natalie. Hal itulah yang membuat mereka kurang antusias untuk berpesta.
Mick sudah berusaha menyakinkan Patrick bahwa semua akan baik-baik saja. Namun, saudaranya begitu alot saat diceramahi. Dia terlalu terbawa perasaan sehingga dia jadi khawatir berlebihan.
Karena Mick merasa jengkel, dia duduk di dekat Howard sembari meminum sekaleng cola segar dari kulkas. Tidak lupa juga, dia membawa banyak cemilan keripik kentang pedas kesukaannya.
“Apa kondisimu sudah baik-baik saja?” tanya Mick secara spontan.
“Badanku masih sakit, Bodoh! Kau pasti bisa menilainya tanpa banyak bertanya,” jawab Howard dengan kesal.
Mick hanya tertawa saat dia melihat reaksi Howard. Dia kemudian menawarkan keripik kentang kepada Howard. Tawaran Mick disambut baik oleh Howard karena dia juga suka makanan pedas.
Saat mereka sibuk bercanda, Inspector tiba-tiba muncul dari balik pintu. Dia tetap terlihat membosankan seperti biasanya karena dia jarang berbicara. Dia lebih mirip seperti patung yang bisa bergerak ketimbang manusia.
“Oi, Inspector! Apa kau mau ini?” tanya Mick spontan. Sesuai dugaan, Inspector hanya memberikan isyarat dengan menggeleng-gelengkan kepalanya. Hal itu membuat Mick jadi kesal. Howard hanya tertawa terbahak-bahak melihat perseteruan keduanya.
“Hei, kau jangan tertawa saja!” sahut Mick sembari menatap tajam ke arah Howard.
Setelah setengah jam berlalu, Crestia dan Margareth kembali dengan membawa banyak makanan segar. Tanpa menunggu lama-lama, mereka langsung memulai pesta tersebut dengan meriah.
Ketika semuanya sibuk berpesta, Doctor tiba-tiba meminta waktu sejenak. Dia ingin mengucapkan sesuatu kepada mereka semua. Semua mata pun langsung tertuju kepada Doctor.
“Sekali lagi, aku ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya karena kalian telah bekerja keras sejauh ini. Aku merasa bangga dengan perjuangan kalian selama bertarung di Festival Havenstar dan saat bertempur melawan pasukan Jupiter,” ucap Doctor dengan suara yang terdengar bahagia.
Doctor kemudian mengangkat gelas minumannya dan mengajak mereka semua untuk bersulang. Ajakan Doctor disambut hangat oleh mereka. Seluruh gelas terangkat. Masing-masing mengucapkan kata cheers secara kompak.
***
Selesai berpesta, Doctor mengunjungi bar Freunde milik Raymond karena dia sedang butuh teman ngobrol untuk berkeluh kesah. Selain itu, dia juga ingin melihat senyuman Celandine karena dia sudah beberapa hari tidak bertemu perempuan itu.
Seperti biasa, Doctor disambut dengan ramah oleh perempuan itu saat dia membuka pintu bar. Dia duduk di depan meja Raymond sembari memesan sebuah bir. Tanpa menunggu waktu lama, pesanan itu segera diantarkan oleh Raymond.
“Dari ekspresimu, aku tahu kau sedang menanggung beban berat di pundakmu,” ucap Raymond yang sedari tadi heran melihat tingkah Doctor yang berbeda dari biasanya.
“Aku merasa bahwa diriku terlalu lemah, sedangkan musuh terus bertambah kuat. Aku tidak yakin apakah aku bisa melindungi mereka di masa mendatang,” ujar Doctor dengan tatapan yang lesu.
Doctor kemudian menceritakan pertempuran melawan Zoro yang terjadi beberapa hari kemarin. Dalam pertempuran itu, Doctor merasa bahwa dirinya tidak bisa berbuat banyak. Lagi-lagi, dia kalah sebelum dia berhasil mengalahkan pemimpin musuh.
“Menanggung beban yang berat sendirian itu memang tanggung jawab seorang laki-laki. Namun, tidak ada salahnya jika kau berbagi beban tersebut dengan orang lain. Aku yakin, mereka pasti akan mengerti,” balas Raymond dengan tegas.
Doctor tersenyum usai mendengar perkataan bijak Raymond. Nasihat itu memang benar. Seluruh anggota Fallen Star tumbuh menjadi lebih kuat tanpa disadari oleh Doctor. Buktinya, mereka mampu menghadapi jenderal Jupiter tanpa rasa takut.
“Aku rasa kau berpikir terlalu berlebihan. Lebih baik, kau pergi keluar bersama Celandine. Dia sepertinya juga sedang penat dengan rutinitas sehari-harinya,” balas Raymond sembari menatap putri cantiknya.
“Kau tidak sedang bercanda, bukan? Memangnya, apa kau tidak marah jika aku mengajaknya pergi keluar?” tanya Doctor memastikan.
“Sudahlah! Kau sudah kuanggap sebagai sahabat baikku. Jadi, aku percaya padamu,” jawab Raymond dengan mantap.
Doctor menerima saran Raymond tanpa pikir panjang. Dia beranjak meninggalkan tempat duduknya lalu dia meraih tangan Celandine secara tiba-tiba. Tindakan Doctor membuat Celandine merasa terkejut dan kebingungan, tetapi dia tidak bisa menolaknya.
Doctor mengajak Celandine mengelilingi jalanan di Distrik 2 dengan motor kesayangannya. Mereka berbicara panjang lebar tanpa beban di sepanjang perjalanan. Obrolan mereka diselingi dengan tawa yang membuncah.
Saat mereka melintasi sebuah gedung bioskop, Celandine tiba-tiba ingin menonton sebuah film. Mereka berdua pun memutuskan untuk masuk ke dalam bioskop dan memesan sebuah tiket film romantis komedi yang sedang tayang di sana.
Doctor sebenarnya tidak begitu menyukai film tersebut. Dia lebih menikmati momen-momen kebersamaannya bersama dengan Celandine. Badai yang tadinya berkecamuk di dalam hatinya tiba-tiba reda saat dia melihat tawa dan senyuman manis perempuan itu.
Tanpa terasa, film yang berdurasi satu setengah jam itu selesai. Seluruh penonton berhamburan keluar dari ruangan bioskop. Begitupun mereka berdua yang saling bergandengan tangan.
“Celandine, terima kasih sudah menemaniku malam ini,” ucap Doctor sembari tersenyum.
“Justru aku yang seharusnya berterima kasih kepadamu, Fabio. Sudah lama rasanya aku tidak menikmati momen menyenangkan seperti ini,” balas Celandine dengan senyuman lebar dan mata yang berbinar.
Doctor merasa bahwa acara malam ini telah berakhir. Karena itulah, dia berencana untuk mengantarkan Celandine pulang ke rumah Raymond karena hari sudah larut malam. Namun, perempuan itu anehnya malah menolak ajakan Doctor.
“Ehm, aku masih ingin menghabiskan malam bersamamu,” ucap Celandine dengan malu-malu. Dia kemudian membisikkan sebuah permintaan yang sontak membuat jantung Doctor berdegup dengan kencang.
“Apa kau yakin dengan ucapanmu barusan?” tanya Doctor memastikan. Perempuan itu mengangguk. Dari tatapannya, Doctor merasa bahwa keinginan itu sudah dia pendam sejak lama.
Seperti ada dorongan magis yang entah dari mana datangnya, Doctor pun menuruti keinginan Celandine. Mereka berdua pergi ke sebuah penginapan mewah yang tidak jauh dari lokasi mereka.
Di tempat itulah, keduanya saling berbagi kasih dan menghabiskan malam dengan kenangan yang tak terlupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEXAGON
AçãoThe Spirit of Fallen Star Part 2 Seluruh anggota Hexagon berkumpul dalam sebuah acara sakral bernama Festival Havenstar. Mereka saling bertanding dan beradu kekuatan untuk menunjukkan kehebatan mereka. Sayangnya, acara itu berubah menjadi kekacuan k...