Selama kurang lebih setengah jam, Dino telah bertarung melawan jenderal Jupiter dengan kode nama Hammer. Area pertempuran itu kini dipenuhi reruntuhan dinding dan beton bangunan yang hancur akibat bentrokan mereka.
Saat ini, Dino telah berubah ke wujud buasnya secara penuh. Dia mempunyai kekuatan seekor T-Rex yang setinggi tiga meter. Sayangnya, kekuatannya belum cukup untuk menjatuhkan Hammer sendirian.
Tidak seperti Trident atau Claw, Hammer merupakan tipe petarung yang berfokus pada kekuatan. Armornya yang berwarna kecokelatan tidak dilengkapi dengan sistem ERS, tetapi armor itu mempunyai sistem ERP alias Electric Running Power.
Saat sistem tersebut diaktifkan, daya rusak yang dihasilkan oleh serangan Hammer menjadi meningkat berkali-kali lipat. Karena itulah, dia bisa membuat Dino mengalami cedera yang cukup parah hingga anak itu merasa kewalahan.
Di tengah-tengah situasinya yang cukup terpojok, Black Forte dan Alex Morticon datang untuk memberikan bantuan. Meskipun Dino sempat gengsi, dia terpaksa menerima bantuan mereka karena dia tidak punya pilihan.
“Apa kau masih kuat bertarung, Dino?” ucap Black Forte dengan wajah yang meremehkan. Maklum, dia kemarin dikalahkan oleh Dino sehingga ada sedikit dendam yang tersimpan di benaknya.
“Kau jangan menghinaku! Aku tidak selemah dirimu,” balas Dino dengan ketus.
“Hei, jangan buang-buang tenaga kalian untuk bertengkar! Lihatlah musuh yang ada di depanmu!” ujar Alex menengahi perdebatan mereka.
Tanpa mereka sadari, Hammer mengayun-ayunkan palunya yang seberat 100kg layaknya sebuah mainan. Alex dan Black Forte langsung terkejut saat dia mengetahui informasi itu dari Dino. Mereka sadar bahwa manusia biasa tidak akan mampu mengangkat palu seberat itu.
Hammer kemudian berlari menuju ke arah mereka bertiga dan memukulkan palunya dengan kekuatan penuh. Efek pukulan palu itu menghasilkan getaran yang sangat mirip dengan gempa berskala kecil.
Alex dalam wujud bulldog perlahan memperkuat otot-otonya dan mendaratkan tinjunya ke arah Hammer. Setelah itu, Black Forte menggunakan siku dan berat tubuhnya untuk menghantam Hammer denan kekuatan penuh.
Saat menerima kedua serangan itu, Hammer sama sekali tidak goyah. Dia masih tetap berdiri kokoh dengan memegang palunya. Malah sebaliknya, Alex dan Black Forte dihempaskan dengan mudahnya oleh Hammer.
Dari arah depan, Dino berusaha menggigit Hammer dengan taring T-Rex yang sangat tajam. Serangan itu diblokir oleh Hammer dengan ayunan palu bertenaga penuh hingga Dino terpental ke belakang.
Dino tidak menyerah begitu saja. Dia memanfaatkan ekornya untuk menyerang Hammer dari sisi kiri. Ekor tersebut berfungsi seperti halnya cambuk. Normalnya, serangan ekor Dino bisa membuat musuh terpelanting cukup jauh.
Hal itu sayangnya tidak berlaku pada Hammer. Dia malah mencengkeram ekor Dino secara kuat-kuat. Setelah itu, dia memutar-mutar tubuh Dino lalu dia melemparkannya hingga tubuh anak itu menabrak bangunan di sekitarnya.
“Sialan! Bagaimana mungkin aku mengalahkan orang sekuat itu?” ucap Dino yang menggerutu kesal.
Di tengah kekesalannya, ada dua pemain baru yang turut meramaikan pertempuran tersebut. Mereka adalah Tank Fullbody dan Levi Road. Mereka datang terlambat karena mereka harus memperbaiki kerusakan pada mesin tempur mereka terlebih dulu.
“Hei, Para Pecundang! Mengapa kalian terlihat putus asa seperti itu?” ucap Levi Road dengan penuh semangat.
“Brengsek! Kau belum tahu seberapa besar kekuatan musuhmu. Makanya, kau bisa tertawa bebas seperti itu,” balas Dino dengan kasar. Dari gurat wajahnya, emosinya semakin tidak terkendali lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEXAGON
ActionThe Spirit of Fallen Star Part 2 Seluruh anggota Hexagon berkumpul dalam sebuah acara sakral bernama Festival Havenstar. Mereka saling bertanding dan beradu kekuatan untuk menunjukkan kehebatan mereka. Sayangnya, acara itu berubah menjadi kekacuan k...