Tanpa membuang-buang waktu, Doctor mengarahkan jurus-jurus andalannya dengan kekuatan penuh secara berurutan, mulai dari Grenade Bomber, Grenade Launcher, Elephant Kick. Serangan itu terus diulang-ulang hingga gairah bertarung Zero jadi semakin membara.
Zero menyerang balik Doctor dengan tinju dan tendangan yang tidak kalah brutal. Doctor menerima serangan itu dengan senang hati tanpa memedulikan rasa sakit yang dia terima. Fokusnya saat ini hanyalah menyerang, menyerang, dan menyerang.
Tidak jauh dari sana, Arthur hanya bisa diam menyaksikan pertarungan Doctor dan Zero yang benar-benar gila. Dia tidak pernah menyangka bahwa seorang Havenstar bisa mengeluarkan kekuatan yang meluap-luap seperti yang ditunjukkan oleh Doctor.
"Kau ternyata lebih baik dari dugaanku," ucap Zero yang merasa terkesan dengan jurus-jurus Doctor.
"Aku tidak membutuhkan pujianmu. Aku lebih menginginkan agar kau mati secepatnya," balas Doctor dengan wajah yang penuh keyakinan.
"Jika memang itu keinginanmu, aku akan menerima seranganmu dengan senang hati. BERIKANLAH AKU SERANGAN TERKUATMU!" teriak Zero dengan sebuah tantangan. Dia perlahan menghentikan gerakannya lalu dia membuka pertahanannya lebar-lebar.
Doctor sempat terkejut selama beberapa detik saat dia melihat tindakan gila Zero. Namun, dia tidak bisa membuang kesempatan emas itu begitu saja.
"Jangan menyesali keputusan bodohmu!" balas Doctor.
Selang beberapa detik kemudian, dia mengeluarkan pukulan Destruction yang mengarah tepat ke area ulu hati Zero. Dia mempertaruhkan seluruh energinya pada pukulan terakhir tersebut.
Pukulan Doctor menghasilkan suara dentuman yang cukup keras. Pukulan itu mampu menembus sisi terdalam tubuh logam Zero dan meninggalkan sebuah dampak. Zero tanpa sadar mengeluarkan sedikit darah dari mulutnya.
"Sialan! Aku tidak punya tenaga lagi untuk bertarung," ucap Doctor yang merasa lemas saat dia melihat Zero masih berdiri tegak tanpa bergeming sedikitpun.
"Tamat sudah riwayatmu!" teriak Zero dengan suara yang membara. Dia berniat mendaratkan dua buah tinjunya untuk meremukkan tengkorak kepala Doctor dalam satu kali serangan penghabisan.
Namun, Arthur dari arah lain melesat cepat ke arahnya sembari mengeluarkan sebuah kuda-kuda khusus. Dari gerak-geriknya, dia berencana untuk mengeluarkan sebuah teknik baru dengan mengerahkan seluruh sisa-sisa kekuatannya.
"Jangan senang dulu, Zero! Aku masih ada di sini," ucap Arthur sambil berlari dengan sangat kencang. Tidak lama setelah itu, dia mengeluaran sebuah jurus pamungkas yang dia simpan pada saat-saat krusial.
Setelah melihat kekuatan Doctor, Arthur tiba-tiba teringat sebuah teknik rahasia yang pernah dia baca dalam catatan rahasia ayahnya. Teknik itu dianggap sebagai teknik terlarang yang bisa menghancurkan tubuh pengguna.
Meskipun Arthur tahu resiko dari penggunaan teknik itu, dia tidak menghiraukannya sama sekali selama teknik itu mampu mengalahkan Zero. Dia lebih baik mati setelah dia berjuang sekeras tenaganya daripada hidup dalam ketakutan dan penyesalan.
"Forbidden Sword Execution!" teriaknya dengan kencang.
Dalam sekejap mata, Arthur menebaskan pedangnya secara diagonal ke arah Zero. Tebasan tersebut sangatlah mematikan dan mampu menembus tubuh Zero sampai tubuh orang itu mengeluarkan darah.
"Bagaimana menurutmu seranganku barusan? Aku yakin kau tidak akan bisa bertarung lagi dalam kondisi seperti itu," ucap Arthur dengan napas yang terengah-engah. Staminanya kini hanya tinggal tersisa sedikit.
Zero sempat terdiam sejenak sembari meraba lukanya yang menganga cukup lebar. Lalu, dia mengeluarkan senyuman lebar yang terlihat sadis sembari berkata ke arah Arthur dengan suara yang arogan.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEXAGON
ActionThe Spirit of Fallen Star Part 2 Seluruh anggota Hexagon berkumpul dalam sebuah acara sakral bernama Festival Havenstar. Mereka saling bertanding dan beradu kekuatan untuk menunjukkan kehebatan mereka. Sayangnya, acara itu berubah menjadi kekacuan k...