Double Match

1 1 0
                                    

Sekitar tiga kilometer dari posisi Howard, kedua serigala itu juga sempat terlibat konflik melawan robot Hexagator yang tiba-tiba muncul dan menyerang mereka. Namun, robot itu bukan masalah besar karena mereka bisa mengalahkannya dengan menggabungkan kekuatan.

Permasalahan yang mereka hadapi saat ini jauh lebih serius. Mereka tanpa sengaja berpapasan dengan lawan berbahaya di tengah-tengah perjalanan. Mereka harus menghadapi dua pengguna mesin tempur yang berasal dari kelompok Machine Engine.

Mick melawan pria yang menggunakan mesin robot dengan rancangan mirip tank tempur. Pria itu berperan sebagai pilot yang mengendalikan mesin itu dari balik kokpit. Sementara itu, Patrick memutuskan untuk menghadapi pria berkaki knalpot. 

Setelah menentukan musuh masing-masing, mereka berdua langsung bersiap untuk bertarung satu sama lain. Mick mengarahkan cakarnya untuk menyerang musuh sembari memancingnya ke sisi kanan yang penuh dengan pepohonan. 

Begitupun pula dengan Patrick. Dia bergerak cepat sembari melancarkan tendangan secara bertubi-tubi. Dia terlihat sangat agresif dan berapi-api ketika melawan musuh yang ada di hadapannya.

Kedua musuh serigala bersaudara ibarat dua kutub magnet yang saling berlawanan. Manusia tank itu mempunyai pergerakan yang lumayan lambat, sedangkan pria dengan kaki knalpot sangat cepat seperti mesin mobil balap formula.

Meskipun lambat, manusia tank itu mempunyai daya tahan yang sangat kuat. Buktinya, mesin tempurnya masih terlihat sangat mulus walaupun Mick sudah menghujaninya dengan sayatan cakar-cakarnya yang tajam.

“Racer, kita sepertinya mendapatkan mangsa yang bagus hari ini. Mereka berdua adalah lawan yang lemah,” ucap manusia tank ke arah pria dengan kaki knalpot.

“Kau benar, Tank. Aku rasa kita bisa lolos ke babak turnamen dengan mudah,” balas pria berkaki knalpot itu. Percakapan mereka berdua membuat Mick dan Patrick langsung bereaksi dengan cepat. 

“Lemah katamu? Hei, apa aku tidak salah dengar?” balas Patrick dengan teriakan yang keras seakan dia tidak terima diremehkan oleh musuh.

“Karena kau merasa tersinggung, ucapan kami berarti memang benar. Kalian berdua memang makhluk yang lemah,” sahut Racer sembari tertawa keras.

“Jangan berani-beraninya meremehkan kami! Aku berjanji akan membuatmu menarik ucapanmu kembali,” balas Patrick dengan nada yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Tidak lama setelah itu, Patrick mengarahkan serangan Claw Projectiles secara membabi buta ke arah musuh. Racer bisa menghindarinya dengan mudah dengan cara memacu knalpotnya dengan kecepatan penuh.

Racer kemudian bergerak dengan kecepatan 180km/jam ke arah Patrick sembari mendaratkan tinjunya. Serangan itu menghantam area perut Patrick dengan sempurna sampai-sampai Patrick terpental beberapa ratus meter ke belakang.

Tak berhenti di situ, Racer terus memburu Patrick dengan mengeluarkan kombinasi tinju dan tendangannya tanpa memberikan jeda sama sekali. Patrick terlihat bersusah payah saat dia memblokir serangan itu dengan kedua tangannya.

Melihat keadaan Patrick yang tengah terpojok, Mick berusaha untuk menolongnya. Saat fokusnya sedang teralihkan ke sana, Tank tanpa diduga menembakkan dua buah rudal yang memburu Mick sampai anak itu terkena ledakannya.

Saat situasi sedang memanas, dua buah Hexagator tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka entah dari mana asalnya. Kedua robot itu langsung mengarahkan serangan mereka ke arah Racer dan Tank karena pancaran energi merekalah yang paling besar di area itu.

Racer dan Tank tidak begitu terkejut melihat kedatangan robot itu. Mereka menghindari serangan robot itu lalu mereka mengeluarkan serangan andalan mereka untuk menghajar robot itu. 

Racer menendang robot yang pertama dengan kecepatan tingkat tinggi, dan Tank meremukkan tubuh robot yang kedua dengan mesin tempur beratnya. Dua serangan mereka mampu menaklukkan robot-robot itu seketika.

“Akhirnya, rongsokan itu berhasil kita kalahkan. Aku kira, Dr. Neuron akan menciptakan mesin yang jauh lebih kuat,” ucap Racer dengan nada yang meremehkan. Baginya, robot itu tidak lebih dari mainan yang biasa dia lihat sehari-hari.

“Racer, kemana perginya dua anjing liar barusan?” tanya Tank dengan ekspresi yang heran.

“Brengsek! Mereka berdua sepertinya kabur tanpa sepengetahuan kita,” balas Racer dengan wajah yang kesal.

Saat fokus mereka tertuju pada robot itu, Mick dan Patrick berhasil melarikan diri dan bersembunyi di antara rerimbunan semak dan pepohonan. Mereka berusaha untuk mengulur waktu sembari menyusun strategi yang tepat.

Dalam pertempuran barusan, kedua serigala itu mengalami beberapa luka yang cukup serius hingga lifebar mereka berkurang lebih dari setengah. Hal itulah yang membuat mereka jadi merasa semakin ketar-ketir. 

“Apakah kau mempunyai rencana, Mick?” tanya Patrick dengan berbisik pelan.

“Sejauh ini tidak ada. Mereka ternyata lebih kuat dari dugaanku. Aku pikir, mereka berdua hanyalah tumpukan rongsokan yang tidak berguna,” balas Mick.

“Jika kita bertarung sendiri-sendiri, peluang kita untuk menang sepertinya nihil. Seandainya kita bekerja sama, paling tidak kita bisa menjatuhkan salah satu dari mereka,” ucap Patrick sesuai dengan ide yang terlintas di kepalanya.

“Saranmu cukup masuk akal. Namun, aku tetap ragu kalau kita bisa mengalahkan manusia bertubuh Tank itu. Pertahanannya sangat gila,” sahut Mick yang memasang wajah pesimis bercampur frustasi.

“Siapa yang bilang aku ingin mengalahkan manusia tank itu? Aku ingin mengincar pria knalpot itu,” balas Patrick. Dia kemudian membisikkan strategi yang sudah dia buat kepada Mick. 

Selang beberapa menit kemudian, mereka berdua keluar dari tempat persembunyian tersebut. Patrick langsung memancing perhatian Racer, sedangkan Mick turut mengikuti di belakangnya. 

Tanpa pikir panjang, Racer kembali mempercepat gerakannya dan menyerang Patrick dengan pola serangan yang sama. Patrick sengaja menahan serangan itu sembari mencari-cari celah untuk melumpuhkan gerakan Racer.

“Kau sebaiknya bersembunyi seperti tadi, Anjing Jalanan!” teriak Racer dengan sangat menggebu-gebu. Dia merasa begitu bersemangat saat dia melayangkan tinjunya ke arah Mick tanpa jeda sedetikpun.

“Kau salah besar, Mesin Butut!” balas Patrick sembari nyengir. Kedua kakinya refleks mengunci pergerakan Racer sampai pria knalpot itu tercengang dengan serangan dadakan tersebut.

“Hei, kau mau apa?” ucap Racer yang terus memberontak agar dia bisa melepaskan cengkeraman kaki Patrick. 

“Target sudah terkunci. Sekarang saatnya Mick!” teriak Patrick dengan sangat keras.

Mick yang tadi berpura-pura melawan Tank langsung berlari dengan kecepatan maksimum menuju ke arah Patrick dan Racer. Dia bersiap-siap mengarahkan cakar beserta taring-taringnya untuk menghabisi Racer.

“Crazy Rush Jaw!” Mick meneriakkan nama jurusnya dengan sepenuh tenaga. Dia mengoyak-ngoyak tubuh Racer dengan agresif lalu membantingnya ke arah tanah. Serangan berhasil menguras lifebar pria knalpot itu sampai habis tak tersisa.

Mick dan Patrick melakukan tos lewat kepalan tangan mereka dengan senyuman puas. 

Di tengah kegembiraan mereka, Tank melesat dengan cepat menuju ke arah mereka dengan gurat wajah yang penuh amarah. Tanpa mereka duga, bagian belakang Tank ternyata dilengkapi dengan sebuah mesin jet.

“Sialan! Sepertinya usaha kita berakhir sampai di sini, Pat!” ucap Mick dengan senyuman kekalahan.

“Kau benar Mick. Kita serahkan sisanya kepada Howard. Itupun jika anak temperamental itu berhasil bertahan,” balas Patrick dengan raut wajah yang sama. 

Selang beberapa detik, dua hantaman tinju logam berkekuatan penuh mendarat tepat di area wajah mereka. Keduanya terpental beberapa meter menabrak pepohonan besar yang ada di belakang mereka. 

Serangan barusan sempurna membuat kedua serigala itu terkapar dengan tubuh yang cedera. Mereka pun tereliminasi dari pertempuran secara otomatis.

HEXAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang