Kekuatan Para Ladies

1 1 0
                                        

Crestia memutuskan untuk menghadapi jenderal musuh dengan kode nama Trident. Orang itu mempunyai armor berwarna biru laut dan membawa sebuah trisula dengan gagang panjang seperti senjata legendaris milik Poseidon.

Meskipun wajahnya tertutup helm pelindung, Crestia bisa memastikan bahwa musuh yang ada di hadapannya adalah seorang perempuan yang bersuara agak serak. Cara dia memasang kuda-kuda juga menunjukkan sisi feminim yang ada pada dirinya.

Pertarungan itu dilekasi dengan sebuah ayunan trisula yang dikeluarkan Trident dengan cepat. Crestia menghindari serangan itu dengan sedikit membungkukkan tubuhnya. Dengan tangan yang mengepal kuat, dia membalas serangan tinju tangan kanan.

Tinju itu mengenai armor Trident secara tepat sasaran. Walaupun Crestia telah memperkuatnya dengan gelombang suara berfrekuensi tinggi, serangan itu sama sekali tidak efektif.

Trident kemudian menusukkan senjatanya ke arah depan secara bertubi-tubi. Serangan Trident melesat begitu cepat hingga Crestia kesulitan untuk menangkisnya. Belum lagi, serangan elektromagnetik yang dihasilkan Trident membuat aliran energi pada tubuh Crestia jadi agak terganggu.

Pertarungan mereka terlihat berat sebelah. Kekuatan Trident tampak lebih dominan ketimbang Crestia. Hal itu membuat Crestia berada dalam situasi yang sangat tidak diuntungkan.

Crestia berusaha membuka celah agar dia bisa mengeluarkan jurus andalannya. Dia mengkombinasikan pukulan dan tendangannya secara berurutan. Sialnya, tidak ada satupun serangannya yang berhasil mengenai Trident. 

Saat Crestia lengah untuk sesaat, Trident menghujamkan trisulanya dengan kecepatan penuh ke arah perempuan itu. Karena telat meghindar, trisula itu berhasil meninggalkan luka yang cukup fatal di area kanan perut Crestia.

"Tamatlah riwayatmu!" ucap Trident yang bersiap mengeluarkan serangan penghabisannya. 

Pada detik-detik yang krusial, Crestia kedatangan bala bantuan dari arah yang tidak terduga. White Bunny atas perintah Margareth memukul Trident dengan tinjunya yang kuat secara bertubi-tubi. 

Belum lagi, gadis bernama Pink Valentine juga ikut membantu mereka. Gadis itu adalah seorang Summonizer. Dia memanggil makhluk ganas berambut merah dengan sepasang sayap burung warna hitam. 

"Hajar dia, Red Demon!" teriak Pink Valentine dengan sangat keras. Red Demon langsung menghajar Trident dengan pukulannya sampai orang itu terpental ke belakang. Akan tetapi, armornya masih terlihat baik-baik saja. 

Saat makhluk itu sibuk bertarung melawan Trident, Pink menghampiri Crestia dan memberinya pertolongan pertama agar pendarahannya bisa terhenti. Dia menyobek kain celananya lalu dia melilitkannya di area perut Crestia yang terluka.

“Lebih baik kau istirahat di sini dulu sampai bala bantuan tiba,” ucap Pink dengan lembut.

Crestia pada awalnya sempat menolak dan berusaha memaksakan dirinya untuk terus bertarung. Akan tetapi, kondisinya tidak bisa diajak kompromi. Jika dia ngotot bertarung dalam kondisi itu, dia akan cepat kehilangan darah.

Usai menolong Crestia, Pink bergegas membantu Margareth yang sedang kewalahan dalam menghadapi Trident. Mereka pun berkolaborasi bersama dan berusaha menciptakan variasi serangan gabungan. 

Red Demon memegang kaki White Bunny lalu dia memutar tubuhnya dengan sangat cepat. Setelah mencapai momentum yang tepat, makhluk itu melemparkan White Bunny ke arah Trident.

Sembari melesat cepat di udara, White Bunny mempersiapkan dua pukulan Rolling Punch untuk menghantam Trident dengan kekuatan penuh. Pukulan itu sialnya malah menghantam bebatuan karena Trident menghindarinya pada detik-detik terakhir.

HEXAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang