Bertahan

1 1 0
                                    

Bob melesat cepat dengan tinju knuckle yang siap menghantam kepala Magician. Akan tetapi, tinju itu malah mengenai James yang tiba-tiba bermanuver dengan gesit demi melindungi Magician yang kelelahan.

“Lawanmu adalah aku, Bodoh!” ucap James sembari bertahan lalu dia menembakkan pistolnya ke arah Bob.  Refleks, pria itu menghindari tembakan tersebut dengan bergerak ke sisi kanan. Dia terus mencari-cari celah untuk menyerang Magician dengan kekuatan penuh. 

Dari sisi kanan, makhluk kristal milik Scarlet terlihat menembakkan pecahan kristal ke arah Magician. Seperti halnya James, Margareth dengan sigap memerintah White Bunny untuk memblokir serangan itu. 

“Fiancio, sebaiknya kau meminum pil itu terlebih dulu agar staminamu bisa pulih,” ucap Margareth dengan keras. Tanpa disuruh oleh gadis itu, Magician memang berniat melakukannya sejak tadi jika dia tidak diganggu oleh musuh.

Margareth perlahan-lahan mempersiapkan teknik Jumping Flash Punches untuk menghabisi makhluk kristal milik Scarlet. White Bunny melompat dengan kecepatan penuh beserta tinju yang menghantam musuh dari berbagai arah.

“Bertahanlah, Crystal Girl!” teriak Scarlet yang tidak mau kalah. Makhluk bertubuh kristal itu perlahan mengubah seluruh tubuhnya menjadi kristal lancip yang tajam sehingga White Bunny kesulitan untuk meninjunya.

Setiap tinju yang mengenai tubuh Crystal Girl meninggalkan rasa sakit yang cukup perih pada diri Margareth. Namun, dia tidak gentar sama sekali. Dia masih menjaga tempo serangannya sampai serangan itu benar-benar selesai.

Lambat laun, pertahanan Crystal Girl melemah secara bertahap. Sebagai langkah penutup, Margareth memerintah White Bunny untuk mengeluarkan pukulan Rolling Punch berkekuatan penuh. 

Serangan itu berhasil membuat Scarlet K.O. dan tereliminasi dari pertarungan. Satu-satunya yang tersisa dari kelompok itu hanyalah Bob Harley. Pria itu sangat tangguh dan lebih kuat dari perkiraan James dan teman-temannya.

Melihat kedua temannya sudah terkapar tak berdaya, emosi Bob kini telah mencapai titik klimaks. Targetnya saat ini adalah Margareth yang terkulai lemas karena energinya terkuras sangat banyak pada serangan terakhir barusan.

James beserta Magician yang mulai pulih bergegas memasang badan mereka. Mereka berdua bekerja sama untuk menahan pukulan Bob. Sialnya, pukulan itu terlalu kuat sampai-sampai mereka berdua terpental menabrak dinding ruangan.  

Pertarungan mereka tanpa terasa sudah hampir memasuki menit ketiga puluh. Mereka mulai mempercepat tempo pertarungan karena vitalitas mereka perlahan-lahan juga menurun tanpa mereka sadari.

James memasang alat tambahan yang pernah dia gunakan untuk mengalahkan Cybertron dan mengkombinasikannya dengan pistol kembarnya. Dia mulai memusatkan energinya ke alat itu secara perlahan-lahan.

Demi mengulur waktu sampai pengisian energinya selesai, James meminta Magician untuk menahan serangan knuckle Bob yang menggebu-gebu. Tinju Bob terasa begitu kuat dan bertenaga hingga Magician cukup kesulitan menahannya.

“Kau mengingatkanku pada seseorang,” ucap Magician yang tiba-tiba terngiang-ngiang dengan sosok Howard.

“Persetan dengan itu! Aku hanya ingin mengalahkanmu secepatnya,” balas Bob tanpa menurunkan tempo serangannya. Emosinya begitu meledak sampai-sampai tubuhnya memancarkan energi bintang yang sangat besar.

Setelah lima menit berlalu, proses pengisian energi pada senjata James sudah selesai. Dia langsung mengarahkan senjata itu ke arah Bob yang masih sibuk mendaratkan tinjunya ke arah Magician.

“Fiancio, menyingkirlah dari situ!” teriak James. Dia tidak ingin Magician terkena dampak yang dihasilkan oleh tembakan James.

“Orang ini terlalu kuat, James. Dia tidak berniat melepaskanku,” balas Magician dengan suara yang sedikit terbata-bata. Ucapan pria pesulap itu memang benar. Bob tidak memberinya ruang sama sekali untuk menghindar.

James masih menahan serangannya karena serangan itu hanya bisa dilepaskan sekali. Jika dia meleset satu inchipun, peluang mereka untuk memenangkan pertempuran itu akan hilang secara otomatis.

Di tengah momen yang krusial itu, White Bunny tiba-tiba menyeruak dan menendang tubuh Bob tanpa disadari olehnya. Serangan itu membuat Bob kehilangan keseimbangan untuk sesaat.

Magician sontak langsung memerintah Clownstar untuk menghantam pria itu dengan palunya sekuat tenaga. Tubuh Bob terpelanting cukup jauh sampai dia menabrak dinding di dekat menuju pintu keluar ruangan itu.

Tanpa membuang-buang waktu, James langsung menembakkan serangan terkuatnya ke arah Bob. Tembakan itu melesat cepat hingga hawa di tempat itu menjadi sangat panas akibat adanya pergesekan udara. 

Bob masih belum menyerah saat dia menerima serangan itu. Dia berencana untuk memukul tembakan itu dengan serangkaian tinju knuckle secara membabi buta dengan harapan dia mampu menghancurkan tembakan itu.

“Terimalah ini, Hell Explosion!” teriak James hingga suaranya menggema di ruangan tersebut.

Usahanya sia-sia saja karena tembakan itu tidak bisa dihentikan. Setelah terkena kontak fisik, tembakan itu langsung menghasilkan ledakan hingga tubuhnya mengalami damage yang fatal.

Seperti kedua teman-temannya, Bob pun terkena serangan kejut saat lifebar pada gelangnya mencapai angka nol. Meskipun dia kalah, perjuangannya patut diacungi jempol karena dia mampu membuat James dan teman-temannya terpojok.

Margareth dan James beristirahat sejenak sembari meminum pil penambah stamina untuk memulihkan energinya yang terkuras habis. Setelah vitalitas mereka pulih, mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju ke tempat item tersebut.

Di sela-sela perjalanan, mereka berbicara panjang lebar seputar pertempuran barusan. Mereka perlahan menyadari perkembangan kekuatan mereka yang cukup signifkan. Hal itu tidak lepas dari pertarungan melawan Sabertooth tempo lalu.

Jika dibandingkan dengan sebelumnya, rute yang dilewati James dan kawan-kawan kali ini terlihat lebih mudah. Mereka tidak lagi menemukan tantangan yang menghalangi perjalanan mereka. 

Sampai pada akhirnya, mereka sampai di sebuah ruangan yang berbentuk aula besar. Mereka menatap area sekeliling karena mereka merasa takjub dengan desain ruangan itu yang megah seperti istana, khususnya James.

Anak itu berpikir bahwa ruangan tersebut mirip seperti ruangan bos besar yang ada pada game-game RPG yang biasa dia mainkan. Hal itu membuat dia merasa sangat antusias hingga kedua matanya berkaca-kaca.

Dari sekian banyaknya ornamen yang ada di sana, pandangan James tertuju pada mahkota yang tergeletak di atas sebuah altar. Di antara altar mahkota itu, ada dua patung besar yang tingginya hampir mencapai lima meter.

“Sepertinya, kita adalah tim yang sampai ke tempat ini pertama kali. Jika begini caranya, kita bisa memenangkan pertandingan ini tanpa repot-repot bertarung,” ucap Margareth yang terlihat tersenyum lega. 

“Ehm, perjuangan kita tadi sepertinya terbayarkan,” sahut Magician dengan wajah yang tak kalah ceria dari Margareth.

Berbeda dengan kedua temannya, James memasang ekspresi yang sangat serius. Dia sepertinya menyadari bahwa ada ancaman yang sedang mengintai mereka. 

“Kalian berdua tenanglah dulu! Apakah kalian tidak mendengar suara langkah kaki yang sedang mendekat kemari?”

Margareth dan Magician sontak langsung terdiam. Mereka fokus memasang telinga mereka baik-baik untuk memastikan ucapan James. Gurat wajah yang tadinya senang mendadak jadi waspada saat mereka mengetahui bahwa musuh sedang menuju ke arah mereka. 

Selang beberapa menit, mereka melihat kemunculan tiga orang yang berpakaian seperti prajurit dari abad pertengahan. Hanya dalam satu kali pandangan, James dan teman-temannya langsung bisa menyimpulkan bahwa mereka adalah anggota Medieval Knight.

Kira-kira, seberapa kuatkah mereka?  

HEXAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang