Sehari berlalu tanpa terasa. Semua orang saat ini sedang berkumpul untuk menyaksikan pertarungan menegangkan delapan Havenstar terbaik di kompetisi tersebut. Mereka semua mempunyai jagoan masing-masing.
Sebagai pembuka pertarungan hari ini, Alex Morticon dari Black Guardian akan menghadapi Richard Einsward dari Medieval Knight. Mereka telah berdiri di atas arena sembari melemaskan anggota tubuh mereka sebelum pertarungan itu dimulai.
Pada babak turnamen ini, para peserta bebas menggunakan kekuatan mereka secara leluasa. Mereka akan dinyatakan kalah apabila lifebar mereka habis, menyerah, atau keluar dari batas arena.
Suara gong pertarungan telah menggema di seluruh arena itu.
Keduanya pun langsung tancap gas dengan senjata pamungkas mereka masing-masing. Alex terlihat berubah menjadi bulldog berwarna hitam gelap dengan tubuh yang dipenuhi otot, sedangkan Richard terlihat menggenggam pedang panjangnya secara kuat-kuat.
Richard memulai serangan pertamanya dengan sebuah ayunan pedang bertenaga penuh. Alex bergesar ke sisi kanan demi menghindari serangan itu. Dia kemudian mendaratkan tinjunya ke arah wajah Richard.
Pria itu sedikit membungkuk lalu dia memutar badannya secara tiba-tiba dan mengayunkan pedangnya sekali lagi. Serangan itu gagal mengenai Alex karena orang itu mendoyongkan tubuhnya ke arah belakang dengan gesit.
Kedua orang itu terus mengadu serangan mereka secara seimbang. Serangan mereka saling berbenturan hingga para penonton merasa tegang saat menyaksikan perseteruan mereka di atas arena.
"Jika begini terus, pertarungan kita tidak akan selesai-selesai," ucap Alex dengan senyuman sinis.
Tak lama setelah itu, Alex terlihat mengembangkan otot-ototnya hingga tubuhnya jadi lebih gempal dan bertambah menakutkan ketimbang sebelumnya. Dalam wujud itu, dia langsung mengarahkan tinjunya ke arah Richard tanpa basa-basi.
Pukulan Alex terlihat jauh lebih bertenaga sampai-sampai dia membuat ubin pada lantai arena itu hancur. Meskipun begitu, Richard menghindari serangan itu satu per satu dengan langkah yang gesit dan presisi.
Dari gurat wajahnya, dia terlihat begitu tenang menghadapi Alex walaupun dia tahu bahwa musuh yang ada di hadapannya adalah seorang monster. Hal itu menunjukkan bahwa dia benar-benar berpengalaman.
Howard dan yang lain menyaksikan pertarungan itu dari kursi penonton secara langsung. Mereka tampak terpukau dengan performa keduanya. Mereka jadi teringat para anggota Sabertooth yang kekuatannya juga sangat gila seperti Alex dan Richard.
Di antara celah-celah serangan Alex, Richard terlihat mengubah gerakannya. Dia melompat sangat tinggi ke udara lalu dia mengayunkan pedangnya ke arah Alex yang ada tepat di bawahnya.
"Terimalah ini! Down in Vain!"
Ayunan pedang itu sangatlah cepat sampai-sampai Alex menghindarinya dengan susah payah. Karena itulah, tubuhnya mengeluarkan darah karena dia terkena tebasan tepi pedang panjang Richard.
"Brengsek! Akan kubalas perbuatanmu," ucap Alex yang tampak marah. Dia semakin mengamuk dan bergerak dengan cara yang lebih brutal dibandingkan sebelumnya. Langkahnya juga semakin bertambah cepat secara bertahap.
Setelah mengeluarkan serangan secara membabi buta, Alex menghantamkan tubuhnya dengan kecepatan penuh ke arah Richard.
"Bulldozer!" teriaknya dengan sangat lantang.
Walaupun Richard telah menahannya dengan pedang panjangnya, tubuhnya tetap terpental ke belakang hingga dia nyaris keluar batas arena. Dia pun menusukkan ujung pedangnya kuat-kuat ke arah lantai untuk memperlambat pergerakannya.
"Aku mengakui bahwa kekuatanmu memang brutal. Namun, kau tidak akan bisa mengalahkanku dengan cara bertarung yang asal-asalan seperti itu," ucap Richard sembari memperkuat kuda-kudanya. Dia perlahan menodongkan pedangnya ke arah depan.
"Diam, Brengsek! Aku tidak butuh komentarmu," teriak Alex yang merasa terhina dengan ucapan musuh.
Selang beberapa detik, Richard melesat cepat seperti anak panah yang terlepas dari busurnya. Alex sempat linglung karena dia merasa tidak ada yang terjadi di sana. Tanpa sadar, darahnya mengucur cukup deras dari tubuhnya.
"Flash Arrow!" ucap Richard yang telah menghunuskan pedangnya ke tubuh Alex. Pria itu hanya berdiri mematung tanpa sempat melakukan perlawanan.
Richard memang tidak menyerang titik vital Alex karena dia tidak ingin membunuhnya. Andai dia mengarahkan pedang itu ke arah jantung musuh, bisa dipastikan serangan itu akan membunuhnya seketika.
Meskipun begitu, serangan barusan tetap berdampak fatal hingga Alex langsung tersungkur ke lantai dalam keadaan pingsan. Wasit pun mengumumkan bahwa Richard keluar sebagai pemenang dan lolos menuju ke babak semi final.
***
Dari bangku penonton, Howard semakin bertambah pesimis untuk memenangkan turnamen itu. Andai dia berhasil memenangkan pertarungan melawan Levi Road, dia nantinya akan bertarung melawan Richard yang menurutnya berada di atas level kekuatannya.
"Hei, kau kenapa diam saja? Bukankah sekarang adalah giliranmu?" tanya 45 yang sejak tadi penasaran menatap ekspresi Howard yang panas dingin.
"Aku tidak yakin bisa memenangkan pertempuran ini," balasnya dengan pelan. 45 menghela napasnya dalam-dalam sebelum dia memberikan sedikit nasihat kepada Howard.
"Menang atau kalah tidaklah penting. Yang perlu kau lakukan hanyalah berjuang sampai titik akhir. Sisanya, serahkan saja pada takdir!" ucap 45 sembari menepuk bahu Howard kuat-kuat.
Entah mengapa, perkataan 45 memberikan sedikit sentuhan ajaib yang membuat hati Howard menjadi lebih tenang.
"Kau benar, 45. Terima kasih. Sepertinya kau cocok menjadi motivator," balas Howard dengan tersenyum.
Bukan hanya 45 saja, seluruh teman-temannya juga turut memberikan dukungan moril yang berharga, khususnya Crestia dan Margareth yang memberinya pelukan hangat. Hal itu membuat nyala api semangat pada diri Howard kian membara.
"Sudah saatnya kau pergi ke arena. Kami mengharapkan yang terbaik untuk kemenanganmu," ucap 45 sembari tersenyum. Pada momen ini, dia sangat layak disebut sebagai kakak besar bagi Howard.
"Baiklah. Aku akan bertarung semampuku," balas Howard lalu menghilang dengan cepat di antara kerumunan penonton.
***
Jantung Howard berdegup sangat kencang saat dia berdiri di atas arena dan disaksikan oleh banyak penonton. Belum lagi, dia merasa grogi saat dia menatap Levi Road yang berdiri gagah di hadapannya.
Hampir semua penonton saat ini memberikan dukungan kepada Levi. Menurut rumor yang didengar oleh Howard, dia adalah jagoan yang sering lolos ke babak final. Karena itulah, pamornya cukup melegenda dalam turnamen ini.
Levi mempunyai gaya bertarung yang sangat mirip dengan Tank. Mereka berdua adalah tipe Reactor yang menggunakan mesin tempur berbasis energi bintang sebagai sumber tenaga utama.
Bedanya, Levi menggunakan mesin yang mirip seperti truk monster. Mesin itu dilengkapi dengan dua tangan logam mirip robot. Bagian bawah mesin tersebut terlihat mempunyai sepasang roda yang berukuran besar.
"Hei, Bocah! Aku tidak akan melarangmu jika kau menyerah sekarang," ucap Levi ke arah Howard yang terdiam sejak tadi.
"Aku menghargai saranmu. Namun, aku tidak berencana menyerah secepat itu. Paling tidak, aku ingin membuat logam lusuhmu itu jadi tumpukan rongsokan," balas Howard dengan kata-kata provokasi.
"Kau sombong juga rupanya. Bersiap-siaplah menerima akibatnya jika kau meremehkanku, Amatir!"
Percakapan singkat itupun berakhir ketika wasit memasuki arena secara perlahan-lahan. Dia mulai memberikan aba-aba untuk segera bersiap. Bunyi gong telah menggema. Pertempuran pun dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEXAGON
AcciónThe Spirit of Fallen Star Part 2 Seluruh anggota Hexagon berkumpul dalam sebuah acara sakral bernama Festival Havenstar. Mereka saling bertanding dan beradu kekuatan untuk menunjukkan kehebatan mereka. Sayangnya, acara itu berubah menjadi kekacuan k...