Perburuan Labirin

1 1 0
                                    

Pertandingan pertama yang akan digelar pada festival kali ini adalah Perburuan Labirin. Setiap tim terdiri dari tiga orang. Mereka harus menaklukkan tantangan yang ada di labirin dan merebut item berwujud mahkota dan membawanya keluar agar mereka bisa menang.

Setiap peserta dilengkapi dengan sebuah alat pelacak item dan gelang lifebar yang menandakan vitalitas mereka. Dengan adanya lifebar tersebut, mereka bisa bertarung secara leluasa dalam batas aman tanpa meresikokan nyawa mereka. 

Apabila lifebar mereka habis, gelang tersebut akan mengeluarkan serangan kejut yang membuat mereka pingsan seketika. Mereka pun dinyatakan gugur dari pertandingan secara otomatis.

Di samping itu, setiap peserta juga dilengkapi dengan sebuah pil penambah stamina karena perburuan labirin membutuhkan waktu yang lama dan hampir seharian penuh. Pil itu bisa menghilangkan rasa lapar mereka dan memulihkan sebagian besar energi mereka. 

Kerja sama adalah kunci yang paling penting dalam game ini. Jika ada satu anggota tim yang gugur, tim tersebut secara otomatis kalah dari pertandingan. Namun, mereka masih mempunyai kebebasan untuk mengganggu tim lain. 

Satu lagi peraturan yang paling penting dari pertandingan itu, yaitu mereka dilarang keras membunuh lawan. Mereka akan mendapatkan hukuman yang setimpal jika mereka melakukan itu.

Ada enam pintu masuk labirin yang terletak di beberapa titik yang berbeda. Setiap tim akan memasuki pintu itu secara bersamaan sesuai dengan aba-aba. 

Magician, James, dan Margareth saat ini berada di depan pintu masuk keenam yang terletak di sisi utara labirin. Mereka sejak tadi sudah bersiap-siap walaupun ada sedikit rasa khawatir yang menyelimuti diri mereka.

Selang beberapa menit setelah mereka menunggu, tanda dimulainya pertandingan sudah berbunyi. Pintu yang ada di depan mereka terbuka secara perlahan-lahan. Mereka pun bergegas memasuki labirin tanpa membuang-buang waktu lagi.

Labirin itu sengaja didesain dengan gaya khas bangunan kuno sehingga nuansanya cukup mencekam. Dinding-dinding di sana terlihat dipenuhi lukisan khas dari zaman batu dengan tulisan-tulisan mirip huruf hieroglif. Selain itu, pencahayaan di sana terbilang cukup minim.

Mereka bertiga melewati setiap belokan dengan hati-hati dan waspada terhadap ancaman dari tim lawan. Mereka mengambil rute yang sesuai dengan petunjuk pada alat pendeteksi item yang dipegang oleh James.

Perjalanan mereka pada awalnya aman-aman saja. Namun, situasi berubah saat mereka sampai ke belokan yang keempat. Mereka tanpa sengaja bertemu dengan dua robot Hexagator yang berperan sebagai penjaga di labirin.

Robot tersebut merupakan kreasi dari Dr. Neuron beserta tim robotik kepercayaannya. Robot itu menggunakan baterai yang terbuat dari olahan nuklir sebagai generator. Sistem dan persenjataan robot itu sengaja dirancang mirip seperti senjata pemburu bintang. Karena itulah, robot itu tidak mudah untuk dikalahkan.

"Brengsek! Kita putar haluan saja!" ucap James spontan. Dia berencana untuk menghindari pertarungan yang tidak perlu agar energi dan stamina mereka tidak terkuras sia-sia. Tanpa banyak alasan, Margareth dan Magician langsung berlari mengikuti perintah James. Mereka mencari rute baru untuk menuju ke tempat persembunyian item tersebut.

Sayangnya, usaha mereka sia-sia saja karena robot itu terus memburu mereka sembari menembakkan senjata mereka. 

"James, sepertinya kita harus melawan kedua robot itu," ucap Magician dengan suara yang keras. Dia bersiap mengeluarkan Clownstar untuk menyerang kedua robot tersebut.

"Magician benar. Kita tidak bisa lari-larian seperti ini," sahut Margareth. Dia juga berniat memanggil White Bunny ke medan pertempuran.

Melihat tekad kedua temannya, James perlahan mengambil kedua pistol kembarnya dari tas. Dia mengaktifkan tombol SWITCH ON pada mesin jet yang ada di punggungnya dan bersiap memacunya dengan kecepatan penuh.

"Jika itu mau kalian, sepertinya aku tidak bisa menolaknya. Kita hajar kedua robot itu bersama-sama," sahut James dengan senyuman. 

Dia mulai menembakkan peluru energinya ke arah robot yang pertama, sedangkan Margareth dan Magician bekerja sama untuk menghalau robot yang kedua karena ukuran tubuhnya terlihat lebih besar. Pertarungan pun tidak lagi bisa dihindari.

Robot yang pertama membalas serangan James dengan tembakan dari senapannya. Serangan itu dihindari oleh James yang bermanuver dengan cepat sembari terus menekan pelatuk pistolnya. Walau tubuhnya terbuat dari logam berat, robot itu anehnya bisa bergerak dengan lincah.  

"Shit! Robot itu tangguh juga ternyata," gerutu James lirih.

Di sebelahnya, Clownstar dan White Bunny mengeluarkan berbagai serangan kombinasi jarak dekat ke arah mereka berdua. Clownstar menghantam robot itu dengan palunya, sedangkan White Bunny mengeluarkan tinjunya sebagai penambah damage.

Walaupun robot itu sedikit terpental ke arah belakang, serangan tersebut belum cukup untuk membuat tubuh robot itu tergores. Robot besar itu masih berdiri gagah. Bahkan, robot itu mulai menyerang Clownstar dan White Bunny dengan senapan mesin yang ada pada tangan kanannya.

White Bunny refleks melompat ke udara dengan sangat gesit, sementara itu Clownstar menangkis tembakan itu dengan menghantamkan palunya ke permukaan lantai hingga terciptalah sebuah getaran yang membuat tembakan itu melambat. 

Clownstar kemudian mengayunkan palunya untuk memukul peluru-peluru itu ke arah robot yang ada di depannya. Peluru-peluru itu berhasil meninggalkan sedikit goresan pada tubuh logam robot yang kedua. 

Tidak jauh dari mereka, James mulai menyadari kelemahan yang dimiliki robot itu. Saat pelurunya mengenai area kepala robot itu, performa robot itu perlahan menurun dan tidak setangkas sebelumnya. 

Refleks, James pun berteriak kencang untuk memberitahu teman-temannya.

"Kalian berdua! Seranglah kepala robot itu dengan sekuat tenaga kalian!" 

Magician dan Margareth tanpa pikir panjang langsung memerintah kedua makhluk imajinasi mereka untuk menyerang robot kedua secara habis-habisan.

Clownstar melompat ke atas dengan kecepatan penuh lalu dia mengayunkan palunya beberapa kali ke arah kepala robot itu. Serangan itu kemudian disusul oleh tinju cepat yang dikeluarkan White Bunny.

"Clown x Bunny Hammer Punch!" teriak Margareth dan Magician secara bersamaan saat mereka mengeluarkan jurus kombinasi tersebut. Serangan itu berhasil membuat robot itu jatuh dan tidak bisa bangkit lagi.

Melihat hal itu, James pun tidak mau kalah. Dia mengisi kedua pistolnya dengan sejumlah besar energi. Dengan bantuan kacamata sensor, dia menargetkan titik vital yang ada pada robot tersebut. 

Sebuah tembakan ganda dengan ujung yang runcing kemudian dilepaskan oleh James setelah semua persiapannya selesai.

"Sharpen Road Revolver!" teriak James dengan kencang. Kepala robot itupun hancur akibat ledakan yang dihasilkan oleh tembakan tersebut.

Usai mengalahkan kedua robot itu, mereka bertiga melihat gelang yang ada di tangan mereka. Lifebar mereka terlihat berkurang hampir seperlima. Maklum, pertarungan tadi memang menguras energi dan stamina.

"Sebaiknya, kita lebih berhati-hati setelah ini," ucap James dengan nada yang sedikit ngos-ngosan.

"Kau benar. Kita masih harus berhadapan dengan ancaman dari tim lain," sahut Magician.

Setelah mengistirahatkan diri sejenak, mereka melanjutkan perjalanan mereka dan menelusuri labirin dengan langkah yang lebih waspada. Tanpa mereka sadari, tim musuh mendekat secara perlahan-lahan ke arah mereka.

HEXAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang