Survival

1 1 0
                                    

Kemenangan Mediaval Knight dalam Perburuan Labirin disambut hangat oleh para Havenstar yang menyaksikan pertarungan mereka di aula. Pertarungan barusan sangat menghibur di mata mereka.

Para peserta yang gugur di dalam labirin perlahan dipindah ke ruangan medis oleh para petugas. Mereka dirawat secara intens dengan memanfaatkan alat-alat medis yang mutakhir sehingga proses pemulihan luka mereka berlangsung lebih cepat dari perawatan normal.

Karena merasa panik, Howard beserta yang lain bergegas menuju ke ruangan medis untuk memastikan keadaan James, Margareth, dan Magician. Mereka bersyukur karena ketiga temannya hanya kelelahan hingga mereka pingsan.

Sekitar dua jam kemudian, petugas memberikan informasi melalui pengeras suara bahwa pertandingan kedua akan segera dimulai. Seluruh peserta yang terlibat diharapkan segara berkumpul ke lokasi yang sudah dipersiapkan.

45 dan Crestia meminta Howard dan kedua serigala untuk segera pergi bertanding, sementara mereka berdua tetap di ruangan itu untuk memastikan keadaan teman-temannya yang masih terbaring pingsan.

“Kau tidak ingin melihatku bertarung, 45?” tanya Howard secara spontan.

“Kau tidak perlu khawatir. Aku bisa melihatnya dengan jelas dari tempat ini,” balas 45 singkat sembari menunjuk ke arah monitor yang ada di sisi kanan ruangan tersebut. 

Tanpa membuang-buang waktu lagi, Howard beserta kedua serigala langsung bergegas menuju ke arah hutan. Lokasi itulah yang akan dijadikan medan pertempuran sekaligus ujian bertahan hidup.

***

Dalam pertandingan Survival, masing-masing kelompok mengirimkan maksimal tiga anggota mereka sebagai perwakilan. Mereka diperbolehkan bekerja sama dengan sesama anggota tim, tetapi tidak dengan tim lawan. Selain itu, mereka dilarang keras membunuh musuh mereka.

Sama seperti Perburuan Labirin, para pemain Survival dilengkapi dengan gelang yang menunjukkan lifebar mereka. Hanya saja, mereka tidak diberikan pil penambah stamina oleh petugas sehingga mereka harus menjaga stamina dan vitalitas mereka dengan lebih ekstra.

Aturan permainan Survival terbilang cukup sederhana. Pemain hanya perlu bertahan selama tiga jam di lokasi ujian. Selama kurun waktu itu, mereka bebas menyerang pemain lain atau bersembunyi jika mereka bisa.

Setelah waktu yang ditentukan habis, delapan peserta dengan lifebar tertinggi akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu pertarungan di atas arena tanding. Mereka akan berduel satu lawan satu untuk menentukan pemenang pertandingan tersebut.

Tak lama setelah proses briefing selesai, seluruh peserta bersiap-siap di depan gerbang yang tersebar di beberapa titik. Begitupun dengan Howard dan kedua serigala. Begitu peluit tanda pertandingan sudah dibunyikan, mereka langsung melesat cepat ke dalam hutan.

Pada awalnya, Howard berencana untuk bergerak bersama-sama kedua serigala agar peluang kemenangan mereka bisa lebih tinggi. Sayangnya, mereka berdua tidak bisa diajak berkompromi sama sekali. Mereka pergi meninggalkan Howard begitu saja. 

Di bawah rimbun pepohonan yang lebat, Howard bergerak tanpa arah dan tujuan. Dia memasang kewaspadaan tingkat tinggi karena dia khawatir musuh sedang mengintainya secara diam-diam.

Perhatian Howard mendadak teralihkan saat dia mendengar suara krasak-krusuk di semak belukar yang tidak jauh dari tempatnya. Dia mulai memasang kuda-kudanya sembari mengarahkan Black Wyvern ke berbagai penjuru arah.

Rasa cemas itu mendadak sirna saat dia melihat seekor kelinci liar yang melompat keluar dari semak belukar tersebut.

“Sialan! Kau membuat jantungku deg-degan,” ucap Howard sembari menghela napas sejenak.

Akan tetapi, ketegangan itu kembali hadir saat Howard mendengar sebuah tembakan dari arah belakang. Ketika dia menoleh ke arah tersebut, dia disambut oleh kehadiran sebuah mecha canggih yang mirip seperti robot di labirin.

“Mengapa robot itu ada di tempat ini?” ucap Howard terheran-heran. Dia belum sempat berpikir lebih jauh karena dia sibuk menghindari tembakan robot itu secara refleks. 

Howard mengamati robot itu lekat-lekat sembari mengeluarkan beberapa tembakan balasan. Dia baru menyadari bahwa robot itu mempunyai desain yang sedikit berbeda dibandingkan Hexagator yang ada di labirin.

Robot itu berwarna hitam gelap dengan sorot mata biru yang menyala. Di samping itu, tembakan dari robot itu berwujud tembakan sinar gelombang elektromagnetik yang melesat cepat begitu saja. 

Meskipun tembakan itu bukan berasal dari energi bintang, Howard tahu bahwa tembakan itu bisa berdampak fatal. Jika dia terkena tembakan itu, bisa-bisa dia game over dalam waktu cepat.

“Sepertinya, kau adalah tantangan besar yang harus aku taklukkan di tempat ini,” ucap Howard kepada robot itu. Dia perlahan mengencangkan kedua kakinya lalu dia bergerak cepat menuju ke arah robot itu.

Howard berpikir bahwa robot itu lemah dalam pertempuran jarak dekat. Karena itulah, dia berencana untuk menyerang robot itu secara langsung dengan tinjunya agar pertempuran itu cepat selesai.

Satu per satu hantaman tinju perlahan menghujani armor robot itu secara silih berganti. Robot itu bermanuver dengan gesit sembari melancarkan serangan balasan yang mengenai tubuh Howard. 

Anak itu kemudian menembakkan beberapa peluru energi dari Black Wyvern ke area kepala robot itu. Akan tetapi, hasilnya sama saja karena robot itu mampu memblokir tembakan Howard dengan kedua tangannya.

Menurut hipotesis Howard, robot itu dilengkapi dengan sensor khusus seperti kacamata buatan James. Karena itulah, robot itu bisa menghindar dan memberikan serangan balasan dengan begitu mudahnya.

Melihat situasi yang kurang menguntungkan, Howard melepaskan sebuah bom cahaya untuk membutakan fokus robot itu. Dia kemudian berlari ke arah semak belukar yang lumayan lebat untuk menyembunyikan dirinya. 

Tindakan Howard ternyata sia-sia belaka. Robot itu mempunyai sistem sensor pendeteksi panas yang bisa melacak keberadaan seorang Havenstar. Karena itulah, robot itu bisa menemukan Howard dalam hitungan menit.

Satu tembakan bom dari senjata robot itu melesat cepat hingga menghasilkan ledakan di area persembunyian Howard. Untungnya, anak itu berhasil melompat dan menghindarinya pada detik-detik terakhir.

“Aku sudah muak denganmu. Akan kuakhiri dengan cepat,” teriak Howard dengan raut wajah yang sangat kesal.

Tangan Howard meraih sebuah lightstick yang ada di saku kanan jaketnya. Lalu, dia melepaskan sebuah pedang energi dan mengaturnya ke tingkat output maksimum agar kerusakan yang dihasilkan lebih besar.

Howard melesat ke arah robot tersebut dengan kecepatan penuh sembari menghindari satu per satu tembakan robot itu. Kedua tangannya memegang pedang energinya secara horizontal lalu dia melompat menuju ke arah leher robot tersebut.

“Terimalah seranganku ini! Horizontal Cutter!”

Robot itu sempat menahan serangan Howard dengan kedua tangannya secara otomatis. Setelah mengalami pergesekan yang sangat intens, satu tebasan itu berhasil memotong tangan sekaligus kepala robot itu pada saat yang bersamaan. 

Howard duduk sejenak di atas tubuh robot itu yang tergeletak di atas tanah. Meskipun dia mampu memenangkan pertarungan itu, dia masih belum bisa tersenyum lega karena waktu yang tersisa masih dua jam lagi. 

Kekhawatiran Howard juga semakin parah saat dia melihat lifebar miliknya telah berkurang setengah akibat pertarungan tadi. Jika dia bertarung sekali lagi melawan musuh yang seperti itu, dia kemungkinan besar akan tereliminasi.

Demi mempersiapkan kemungkinan terburuk, Howard kembali ke tempat persembunyian barusan dan menyusun taktik baru. Tidak lupa juga, dia mencari buah-buahan segar atau dedaunan herbal yang bisa dia makan untuk memulihkan staminanya.

HEXAGONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang