here we go!!!
28. she regrets it
Zello menatap iPad dengan posisi layar yang mengarah pada dirinya yang berdiri disebelah kiri Heksa. "Masih ramai disosmed, Bang?" tanyanya, saat Heksa menunjukkan sebuah laman platform berisikan foto dan keterangan dibawahnya tentang kabar Raganta yang tertangkap kamera ponsel salah satu warga saat menyerang kepolisian setempat.
"Banyak yang berhasil di-takedown, tenang aja ini udah biasa, bukan masalah serius."
"Bisa jadi serius kalau ada yang ngenalin gue," tukas Zello.
"Buktinya nggak kan?" balas Heksa enteng. "Lo mau coba ke kantor polisi di kota kita?"
"Bisa?"
Heksa sedikit menimbang. "Dulu mah, gampang, komandannya gue kenal. Bisa disuap. Sekarang udah ganti, katanya agak ribet orangnya."
"Ribet gimana?"
"Ya, mungkin karena jabatannya baru, jadi taat aturan banget, njing. Boro-boro disuap orang luar, ada ajudannya yang ketahuan nerima sogokan dari wali tahanannya aja langsung didepak, dipindah tugasnya."
"Jadi nggak bisa?"
"Bisa aja, tapi nggak nyerang kayak kemarin. Bicara baik-baik, sama komandannya." Heksa memberi solusi, kemudian menambahkan. "Tapi harus lo sendiri, kalau anak-anak Raganta ikut bisa berabe, dikira mau ngajak perang."
Zello tertawa remeh. "Gue temuin dia sendiri?"
"Kenapa, nggak berani?"
Bukan itu. "Terus buat apa gue capek-capek berkorban, tekanan batin, hampir stres setiap hari, buat mutusin masuk Raganta, giliran gue butuh informasi penting gini Raganta malah nggak ada campur tangannya sama sekali. Sialan lo, Bang."
Heksa tertawa, tak menyangka masalahnya disitu. "Gue udah sering ketemu polisi di kota ini, bosen, lagian males banget ketemu komandannya yang sekarang. Sok pahlawan, ngeliat gue juga kayak yang benci banget, melotot terus sinis. Males deh gue. Mending lo sendiri, dia kan juga nggak tahu lo udah gabung Raganta. Pasti kalau lo yang ajak ngobrol, dia terima karena dianggap warga biasa. Kalau ada masalah disana, baru panggil gue biar Raganta yang bertindak, lo nggak usah khawatir."
Apapun ditangani dengan ringan oleh Heksa, itu kenapa Raganta tak pernah dikabarkan terjerat kasus, sekalipun sudah banyak kecurangan yang mereka lakukan. Heksa hampir tak memiliki kekurangan sejauh ini, bahkan polisi di kota ini patuh padanya, kecuali komandan yang baru. "Siapa namanya?"
"Komandan yang baru?"
"Siapa lagi?"
Heksa kembali mengukir senyum lebarnya saat Zello menuntut jawaban darinya. "Rudholpo, dia WNA yang dibesarkan disini dan setelah resmi menjadi warga lokal dia dimasukan ke akademi kepolisian oleh keluarga angkatnya. Hati-hati, Ze, dia pria yang pintar membaca pergerakan lawan, dia tenang tapi bisa juga brutal. Kabarnya si belum menikah sampai sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
TACHYCARDIA
Romance"Lo nggak mau naik level dari babu jadi pacar gue gitu?" "Ogah." Kala benci menjadi sesuatu yang dinanti, amarah yang bertukar dengan rasa nyaman, keinginan untuk bersama lebih banyak dibanding yang dipikirkan. Raga yang terikat dengan cinta tidak b...