18 | cut your sorrows

2.3K 178 41
                                    

notes; pantun nih!
satu titik dua koma
floryn cantik bukan zello punya🤣

canda ya ze jan ngereog👺

selamat membaca, peringatan keras karena ini part yang sangat menyenangkan hati. baca pelan-pelan aja.

✰✰✰

Zello menatap sebuah nama yang begitu besar dipintu masuk sebuah markas terpencil. Nama yang selama ini ia hindari, nama yang tak akan sedikitpun ia sentuh apalagi tempatnya ia datangi. Ya, berkebalikan dengan tindakannya saat ini.

Didepan markas, ada halaman yang begitu luas dan terawat, terlihat seperti halaman rumah pada umumnya yang sehat dan hijau. Sayangnya tidak dengan isi di dalam rumahnya. Sangat tak pantas untuk dimasuki oleh jiwa yang masih sehat dan waras. Dan sepertinya Zello termasuk orang yang akan kehilangan kewarasannya.

Seseorang menyambutnya dengan hangat. "Apa gue bilang, lo pasti akan berubah pikiran. Welcome to your real home, Zello. Kami senang lo akhirnya mau bergabung."

Biasanya Zello akan menyapa dengan senyum terbaiknya saat bertemu dengan orang yang kini berdiri dihadapannya, yang sedang tersenyum puas menyambutnya sampai merentangkan tangannya seperti siap memberi pelukan, tetapi untuk kali ini Zello tak bisa berlaku seperti biasa. Zello hanya diam dengan isi kepala yang bercabang, benarkah ia akan mengambil jalan ini?

"Gue belum memutuskan," balas Zello terkesan dingin.

"Dengan lo yang datang ke sini aja, gue udah senang. Artinya gue berhasil bikin pertahanan lo sedikit demi sedikit hancur." laki-laki yang selalu Zello anggap keluarga itu, tersenyum penuh kemenangan.

"Bang Heksa, gue perlu ngomong."

Heksa sama sekali tak melunturkan senyum ramahnya, seakan tak lelah, seakan tersenyum dan menipu memang keahliannya.

"Iya, tentu. Ayo masuk," ajak Heksa.

Zello sebenarnya sangat berat saat akan memutuskan ini, butuh banyak waktu dan pergulatan batin. Bertahun-tahun ia menghindar dan berhasil tak terjerat dari gelapnya lingkaran sebuah komunitas hitam. Zello pernah berjanji pada Ayahnya dulu, tidak akan masuk ke markas yang begitu banyak menyimpan kenangan buruk di masa lalu Ayahnya, tetapi kini Zello justru akan mengingkarinya.

Mungkin dirinya sudah termasuk anak durhaka, tetapi semoga di masa depan Ayahnya mempercayainya. Zello hanya ingin mempertahankan sesuatu yang sudah menjadi miliknya dan tak ingin merasakan kehilangan dihidupnya.

Sekali lagi, Zello menatap nama serta logo pada pintu masuk markas, nama yang ke depannya akan sering dibicarakan. Nama yang dibenci Ayahnya. Nama yang akan menentukan nasibnya, menjadi baik atau buruk.

Satu nama itu, Raganta.

✰✰✰

"Hei, Ryn." Giorgia menyapa Floryn yang sempat melamun di taman luar gedung FISIP.

"Gue ganggu lo?"

Floryn menggeleng. "Sorry," kata itu meluncur mulus dari bibir Floryn.

"Buat apa?" tanya Giorgia, heran. Dirinya menemui Floryn bukan untuk mendengar permintaan maaf atau sejenisnya.

"Udah ngerusak acara ulang tahun lo," ungkap Floryn.

Giorgia menatap Floryn sendu, meski ia tak kenal dekat dengan Floryn, ia cukup merasakan kesedihan yang menimpa Floryn. "Gue turut berduka atas perginya Daniella. Gue udah liat langsung kejadiannya, denger berita dimana-mana soal dia dan kalau memang dia mati di acara gue terus kenapa? Nggak ada masalah, Ryn. Lo nggak perlu minta maaf, Daniella memang udah waktunya pergi."

TACHYCARDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang