34 | source of heartbeat

1.2K 117 47
                                    

notes; gamau tau harus diramein, kalo ngga aku ngambek sebulan :)

✰✰✰

the fast heartbeat was real, she felt it.
—with love, ssavera.

—with love, ssavera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

34. source of heartbeat

Floryn tertawa lepas saat melihat Chiara yang dijahili Salvio sampai tercebur ke kolam renang. "Ujung-ujungnya basah juga kan lo," cibir Floryn.

"Karena si sialan ini!" Chiara membalas Salvio dengan menenggelamkan tubuh laki-laki itu ke dalam dasar kolam cukup lama, sampai Salvio meronta karena sudah kehabisan napas.

"Bangsat, mau bikin gue mati?!" Salvio mengumpat begitu keluar dipermukaan air, hidungnya memerah sama seperti warna matanya saat ini.

"Watch out! Biasanya yang kemusuhan terus, jadian tahu akhirnya." kelakar Roberto.

"Najis, nggak mau!"

"Halah, mulutnya bilang najis, padahal kalau malam kakinya siap ngangkang tiap gue—"

Chiara kembali menenggelamkan kepala Salvio ke dalam air sebelum bicaranya diselesaikan. "Setan, mulut lo!"

Hari yang cerah, dengan pemandangan keributan dari dua insan di kolam renang yang berada di villa yang mereka sewa, tepatnya di Bali. Ya, mereka tengah menikmati liburan bersama.

Floryn tidak jadi liburan berdua dengan Zello karena Chiara memaksa ingin ikut liburan, katanya semakin ramai semakin seru, dan Floryn tak menolak meski Zello sedikit marah karena niatnya yang ingin memenjarakan Floryn hanya untuknya selama liburan jadi gagal.

Namun bukan berarti Zello kehabisan akal, selama dua hari ini Zello satu kamar dengan Floryn, lalu Chiara dan Salvio, Roberto dan Elio, sementara Belinda yang tidak ada pasangan itu tidur di satu kamar sendiri, dibanding harus memilih tidur diantara Roberto dan si kaku Elio.

"Nanti malam tidur sama gue aja, lo pasti kedinginan." Roberto dan akal bulusnya, tengah mempengaruhi Belinda.

Sayangnya Belinda itu teguh pendirian. Tak gampang goyah. "Lo opsi terakhir, masih mending Elio yang kemungkinan modusnya kecil."

Sedang Elio hanya sibuk menikmati ketenangannya, membaca koran diluar pintu samping villa yang menyajikan pemandangan pantai Seminyak yang begitu indah dari lantai atas.

Sementara disudut lain, Zello tak memikirkan pemandangan disana yang begitu cantik dipandang, sebab perempuan yang menjadi fokus pandangnya saat ini lebih cantik dari apapun.

"Kamu wangi banget si, sayang." Zello tak henti-hentinya memuji, mengecup leher kekasihnya itu mesra, dengan rengkuhan tangan yang erat serta lilitan kaki yang sengaja memenjarakan tubuh perempuan itu agar tak berjarak darinya.

"Zello jangan buat tanda!" protes Floryn, saat bibir Zello tak hanya memberi kecupan di lehernya, tetapi juga gigitan kecil yang akan memerah, membekasnya tidak sebentar.

TACHYCARDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang