Disinilah jenar. Duduk diantara para rekan bisnisnya yang sedikit gila. Para laki laki beristri yang tidak pernah puas dengan satu wanita. Lagipula orang waras mana yang mengajak berdiskusi tentang bisnis di tempat haram seperti ini?!.
Jenar terjebak.
Para wanita penghibur mulai berdatangan menawarkan jasanya pada sang lelaki paruh baya tak terkecuali jenar.
"Ayolah nikmati saja mereka. Anda bisa membawa pulang salah satunya untuk memenuhi kebutuhan hasrat anda malam ini." ucap sang pria berkumis, Tapi jenar mengabaikan semua celotehnya dan tetap diam fokus pada bir di tangannya.
Mengacuhkan para wanita yang mendekatinya, entah bagaimana bisa ia tidak bergairah sedikitpun bahkan malah merasa jijik melihat mereka yang agresif menggoda nya.
"Apa yang anda khawatirkan? Istri tidak ada, berbeda dengan kami yang pasti istri akan menaruh curiga jika kami pulang dalam keadaan mabuk malam ini, Jadi rileks saja dan nikmati malam ini."
"Tidak perlu, saya masih harus pulang dengan selamat demi anak saya."
"Ah- hidup anda terlalu membosankan."
Terserah apa katanya, tapi yang jelas jenar benar benar tidak berminat untuk bersenang-senang malam ini apalagi dengan orang yang tidak ia kenal.
Jenar mengguar rambutnya kebelakang, menjeda menenggak alcohol yang sedari tadi ia lakukan, kalau tidak rasa pening nya akan semakin menjadi jadi.
Di tengah rasa bosan matanya melotot sempurna saat tak sengaja menangkap seorang wanita muda dari kejauhan tengah berjoget ria sambil menenggak bergelas gelas bir kedalam mulutnya. Wanita itu di kelilingi oleh banyak pria yang juga berjoget bersamanya.
Tampilannya begitu seksi sampai tak bisa jenar untuk berkedip. Nampaknya juga wanita itu sudah hilang akal sehat serta kendali atas dirinya sendiri.
Mira anjani wanita yang tak lain adalah adik kandung Juni Aljuni sahabatnya.
Jenar terus memperhatikannya, walau dengan ekspresi wajah yang acuh tak acuh tapi jenar selalu memperhatikannya. Tangannya tak sengaja mengepal saat melihat Mira dicekoki minuman terus menerus oleh para lelaki di sekitarnya.
Gadis itu berjalan sempoyongan kepinggir, sedikit menjauh dari area dancing. Tatapan keduanya bertemu, meskipun kesadarannya terengut, Mira tersenyum lebar pada Jenar. Ia berjalan pelan menuju sekumpulan orang dewasa berjas hitam. Melewati satu persatu dari mereka hingga langkahnya sampai tepat di hadapan Jenar Pradipta.
Mira duduk mengangkang di lahunan paha Jenar yang menganggur, tatapannya sayu bak meminta sentuhan dari yang ditatapnya.
Ia bergerak gelisah, tangannya merambat membuat pola abstrak di dada Jenar. Sesekali ia akan mengeluarkan lenguhannya tanpa sadar. Kemudian dia mengalungkan lengannya tersenyum lebar, susah payah Jenar menelan ludah Mira sedikit bangkit dan menghisap pelan jakunnya yang mencuat menantang.
Masih dengan ekspresi datar yang sama, Jenar mendekatkan dirinya terkesan memeluk Mira. "Sedang apa kamu disini?" parau jenar.
Mira menatap polos pada Jenar yang bertanya. Dandanan Mira yang tadi sore Jenar lihat, ternyata di persiapkan Mira untuk datang ke tempat ini, dasar gadis nakal di balik topeng polos! Berani-beraninya datang kemari disaat abangnya bekerja sambil mengkhawatirkannya di luar kota.
"Wah- gadis mana ini berani sekali menggoda anda tuan Jenar Pradipta, apa anda menginginkannya? Jika tidak, berikan kepada saya, saya ingin menghabiskan malam dengan gadis ini" pinta pria berkumis di sampingnya.
Jenar berdecak kesal, entah kenapa ia sangat tidak terima. "Tidurlah dengan wanita di hadapan anda!" Desis Jenar. Pria berkumis itu terkekeh geli.
"Anda menyukai gadis ini? Selera anda ternyata sangat unik"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA RESE! (21+)
RomansaGema desah memenuhi gendang pendengaran keduanya. Setiap sudut ruangan tak lepas dari decakan lendir yang dihasilkan dari sebuah penyatuan. Mira mengeluarkan suara suara erotis yang bisa membangkitkan gairah lelaki di atasnya. Mira tak pernah menya...