Pusing. Kepalanya benar benar pusing. Jenar terus menerus memijit pelipisnya sejak bangun tidur. Juan sudah tidak berada di samping jenar, sinta yang memisahkan mereka karena takut juan akan tertular.
Sepertinya jenar sakit akibat hujan hujanan kemarin.Sinta masuk ke kamar membawa bubur ayam untuk Jenar. "Makan dulu, gimana sih kok bisa sampe sakit?".
"Namanya penyakit ga ada yang tahu".
Sinta merotasikan matanya jengah. "Yaudah nih makan buburnya, mama ga mau nyuapin kamu udah gede".
"Jenar ga minta di suapin". Sinta keluar meninggalkan jenar dengan buburnya. Omong omong bubur ini mengingatkan jenar pada mira, mira bagaimana? Apa dia sudah makan? Apa dia menunggu jenar untuk datang?
Jenar menyimpan nampan buburnya dan beralih pada handphone di atas nakas.
Mira adik Juni
Saya sakit jadi tidak bisa datang kesana. Saya harap kamu sarapan dengan baik. Jaga kesehatan juga.
Pesan itu terkirim dan langsung memperlihatkan ceklis biru dua. Oh iyah jangan salah fokus dengan nama kontak mira di handphone jenar. nama mira itu banyak jadinya ia memberi nama mira adik juni agar tidak tertukar dengan mira yang lain.
Mira membaca pesan itu cemberut. Jenar tidak akan datang jadi mira tidak akan bisa bertemu dengan nya.
Dan lagi bagaimana dengan baju juni? Besok sore juni akan pulang sedangkan baju itu masih ada di tangan jenar. Mira mencoba membalas.Duda rese!
Terus baju bang juni gimana?
Harap harap cemas, sejujurnya mira berharap jenar akan memaksakan dirinya untuk datang dan mengantarkan baju juni, mira ingin sekali bertemu dengan jenar, Tapi disisi lain ia juga cemas jika jenar benar benar sakit.Duda rese!
Nanti saya kembalikan pada juni langsung. Saya bisa alasan pada juni.
Yah... Harapan terhapus sia sia. Mira kembali tidur dengan malas.
Cling!
Ponsel mira menyala, sebuah pesan dari jenar masuk
Duda rese!
Mau video call?
Hati mira menjerit, jenar peka!. Belum sempat mira menjawab pesan itu tiba-tiba handphonenya kembali berdering memperlihatkan panggilan video masuk dari jenar Segera mira angkat.
Di seberang mira bisa lihat jenar tengah bersandar pada papan kasur. Dengan wajah yang sedikit lesuh, jenar melakukan panggilan video sambil sesekali memakan buburnya.
"Kamu sudah makan?". Tanya jenar. Mira mengangguk.
"Syukurlah".
"Om beneran sakit?". Jenar diam sejenak. Mengacak pelan rambutnya sambil terus menatap mira yang ada dilayar handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA RESE! (21+)
RomanceGema desah memenuhi gendang pendengaran keduanya. Setiap sudut ruangan tak lepas dari decakan lendir yang dihasilkan dari sebuah penyatuan. Mira mengeluarkan suara suara erotis yang bisa membangkitkan gairah lelaki di atasnya. Mira tak pernah menya...