20. Lamaran dan persiapan

80.6K 2.2K 98
                                    

Dering ponsel berbunyi, tertera nama Jenar di layar benda pipih berwarna gold itu. Sebuah panggilan video.

Jenar terlihat duduk di kursi dengan mata menyorot entah kemana, memperlihatkan segaris tipis senyuman yang sialnya begitu sangat menawan.

Jenar terlihat duduk di kursi dengan mata menyorot entah kemana, memperlihatkan segaris tipis senyuman yang sialnya begitu sangat menawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Besok saya akan datang melamar kamu".

"Hah? Serius?".

"Iya- siapkan diri kamu untuk besok, jangan berpikir untuk menolak lamaran saya, karena saya tidak suka penolakan". Mira mendelik, siapa juga yang akan menolaknya? Sudah capek capek minta restu juni, masa harus mira tolak, terus usahanya selama ini untuk apa?!. Kesal mira.

"Cepet banget ga bilang bilang".

"Saya tidak mau lama lama. Apalagi- sepertinya ada sesuatu yang takut tidak bisa menahan diri".

Mira mengernyit, apa? Siapa yang tak bisa menahan diri?. Jenar tertawa kecil melihat ekspresi mira, ia membalikkan kamera depannya ke kamera belakang.

"Dia".

Shit! Mira terbelalak kaget. Meskipun terbungkus tapi mira tahu kalau benda dibalik celana hitam itu sedang menggembung sempurna di balik celana.

"Lucu reaksi kamu. Seperti tidak pernah melihat dia".

Pipinya merona. Sial, mira memang sering melihatnya tapi kan itu sudah dua bulan lalu. Dua bulan terakhir ini mira tidak pernah melihat dia.

"Memang tidak pernah. sejak dua bulan lalu sih". Cicit mira. Lantas membuat jenar tertawa.

"Sepertinya ukuran dia menjadi dua kali lipat lebih besar dari yang terakhir kamu tahu".

"Hah?!". Gadis itu terlihat langsung berdiri dari tempat tidurnya. Jenar tertawa terbahak-bahak. "Yang bener aja! Mira ga jadi deh nikah sama kamu. Nanti sakit".

"Terlambat mira- siapa suruh terus terusan goda saya? Tinggal tunggu saja unboxing kedua di malam pertama nanti".

"Heh?! Ga mau-".

Jenar senang sekali menakut nakuti mira- itu menjadi kebiasaannya sekarang. "Tidur gih- biar besok kamu ga kecapekan".

"Hem. Tapi jangan unboxing mira malam pertama nanti yah?".

"Ga janji mira-".

Nasi sudah menjadi bubur lebih tepatnya. Mira tidak bisa juga melarang jenar yang akan meminta hak kepadanya.

Waktu berjalan sangat cepat, menjelang siang di rumah sinta banyak barang yang sudah siap untuk di bawa ke rumah mira. Juan dan jenar juga terlihat memakai baju yang selaras.

Sore pukul 16.00 Lamaran itu di lakukan, dan hanya di hadiri antar dua keluarga inti tanpa kerabat jauh. Namun ada beberapa perwakilan keluarga Juni sebagai saksi dan penengah.

DUDA RESE! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang