02. Duda rese!

202K 3.3K 29
                                    

Tok tok tok

Ketukan pintu beberapa kali mengusik waktu tidurnya. Mira menggeliat malas, bangun dengan perasaan dongkol setengah mati. Tanpa sempat mencuci wajahnya dia berjalan sambil menghentakkan kaki.
Siapa gerangan orang yang sudah mengganggu waktu tidur nya?! Mira tak sabar untuk memberi dia omelan tiada henti.

Pintu terbuka dan Mira melihat seorang pria jangkung yang membelakangi pintu, namun gerangan Mira tahu siapa orang ini, saat orang itu berbalik Mira tak segan memberinya tatapan penuh kebencian.

"Maaf mengganggu waktu istirahat mu," kata cowok itu. Jenar Pradipta berdiri menjulang di hadapan Mira.

"Iya, Om ganggu banget! Ngapain sih Om pagi-pagi kesini?! Bang Jun ga ada di rumah, Om sendiri tahu kan? Lah orang kemarin Om yang anter bang Jun." Cerocos Mira. Jenar terkekeh geli, ia sudah tak heran jika Mira akan marah-marah kepadanya.

"Saya kemari hanya untuk ngecek keadaan kamu buat laporan sama Juni" Jenar memperlihatkan layar handphonenya kepada Mira. Di sana Juni yang ternyata sedang melakukan panggilan video dengan Jenar pun menggelengkan kepalanya.

"Dek— abang yang suruh Jenar buat ngecek kamu tiap hari, kamu jangan marah-marah terus, Abang malu sama temen abang, dia sudah repot-repot ngecek kamu malah kamu bentak-bentak."

"Minta maaf, cepet." Mira merotasikan matanya jengah. Ini hanya masalah sepele, kenapa harus minta maaf? Pikir Mira. Toh, bukan Mira yang minta untuk di cek, justru Mira tidak mau ada orang datang apalagi hanya sekedar ngecek keadaannya. Bikin repot.

"Ngapain sih bang minta maaf segala cuman masalah kecil."

"Cepet minta maaf dek." Mira mendesis kesal. Dia mendongak melihat Jenar yang sedang menatapnya jenaka.

"Maaf."

"Tidak apa-apa sudah biasa."

Mira jengah, ia pasti terlihat seperti si bawang merah dan Jenar terlihat seperti si bawang putih di mata Juni. Mira memberikan kembali handphone Jenar kepadanya karena Juni sudah mematikan panggilan video.

Mira mendengus kesal, "Dasar duda rese!"

"Mira—" Jenar memanggil saat Mira hendak menutup daun pintunya.

"Apalagi sih Om!"

"Bubur, Kamu harus sarapan" Jenar menyodorkan satu bungkus bubur ayam untuk gadis itu sarapan, karena ia tahu Mira pasti akan melewatkannya.

Mira menatap bungkusan itu lalu merebutnya cepat. "Makasih" ucap Mira sebelum kemudian menutup rapat-rapat pintunya.

Jenar hanya menggeleng-geleng pelan. Ia kembali menuju mobil miliknya, di dalam sudah ada Juan yang sedari tadi menunggu Jenar sambil memakan bubur kacang hijau yang hangat.

"Papa lama."

"Maaf ya, tadi ada lebah ngamuk." Lebah itu merajuk pada Mira. jangan salahkan Jenar yang menyamakan Mira dengan lebah, gadis itu memang kecil-kecil suka menyengat membuat orang naik pitam.

"Terus papa lawan gak?"

"Iya, nih buktinya papa sekarang ada di sini"

"Tapi kok tadi Juan lihat Papa cuma ngobrol sama Kak Mira, ga ada lebah"

"Ada, kamu-nya saja yang tidak bisa lihat 'kan jauh".

"Oh begitu, ya"

"Sudah habis makannya?" Jenar menunggu sang anak sebelum ia menjalankan mobil, cowok itu tidak akan jalan sebelum Juan selesai makan, takut jika anaknya akan tersedak saat mobil melewati sebuah polisi tidur.

DUDA RESE! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang