10. bersikap biasa

137K 3K 42
                                    

Sepertinya berkunjung ke rumah juni sekarang menjadi kebiasaan bagi jenar. Sepertinya saat ini, sore hari yang cerah jenar datang dengan alasan meeting dadakan. Agak lain memang.

Jenar melakukan itu bukan sekedar cuma cuma, ia hanya merasa terlalu kangen pada gadis kecil yang belakangan mengganggu otaknya.

Sedari tadi mira terus menghindarinya bahkan saat jenar berusaha untuk ngobrol dengan mira di hadapan juni. Sikap mira benar benar tidak biasa, menjadi pendiam di hadapan jenar itu adalah hal yang aneh.

"Mira aneh banget". Celetuk juni.

"Biasa saja tuh". Jawab jenar.

"Enggak biasa lah!. Kamu sendiri tahu kalau dia itu suka ribut kalau kamu datang kemari. Lah ini dia ga pernah protes sama sekali. Ada apa yah?".

Jenar menghela nafasnya. "Perasaan mu kali".

"Jangan jangan dia baper karena kamu selalu cek dia kerumah? Wah wah anak itu".

Jenar tertawa untuk memperlihatkan bahwa itu tidak mungkin terjadi. Tapi jauh dalam hatinya ia mengiyakan semua kata kata juni. Bahkan lebih dari itu, mira dan jenar memiliki hubungan yang rumit sekarang.

Mira sampai membuatku candu dengan sentuhan-sentuhannya.

"Jey, sebentar yah aku mau ganti baju dulu, gerah banget hari ini".

"Oke". Juni meninggalkan jenar sendiri. Kesempatan bagi jenar, matanya mengedar mencari cari keberadaan seseorang. Ah orang nya ada di dapur. Jenar melangkah menghampirinya.

Grep

Jenar memeluk mira dari belakang, tangannya melingkar sempurna pada perut rata mira. Wajahnya juga ia benamkan di ceruk leher mira menghirupnya dalam dalam sambil sesekali mengecup tengkuknya.

Dia benar-benar rindu.

"Bersikaplah biasa ketika di hadapan juni, atau dia akan curiga sayang". Ucap jenar pelan.

"Ga bisa om".

"Ga bisa karena kamu tidak mencoba".

"Ya—yaudah. Tapi jangan marah sama mira". Jenar mengernyit tak paham.

"Kenapa harus marah?".

"Ya karena mira bakal rese lagi sama om".

Ia terkekeh pelan. "Ga akan, saya ga akan marah".
Jenar membalikkan tubuh mira untuk menghadapnya ia mencuri sebuah kecupan di bibir mira. Mira tersipu malu tapi ia juga cemberut kesal, kenapa hanya sebentar? Mira kangen ciumannya.

Jenar terkekeh geli. Ia kembali mengecup bibir mira, kali ini jenar memangut dengan pelan belah bibir mira, menggigitnya pelan yang tak sampai memberikan bekas. Argh jangan lama lama atau sesuatu akan terbangun.

"Cukup. Sebelum juni kembali".

Terlihat mira kesal saat jenar benar benar meninggalkannya.

Dia ingin mira bersikap biasa? Baiklah.

Mira mengambil sebuah pisau cutter dan berlari kedepan. Melewati juni dan jenar yang sudah kembali ngobrol. Juni menatap heran pada adiknya. Sangat curiga!.

"rese! Dasar om om jelek!". Teriak mira. Mira berlari kencang setelah dirinya berhasil menggoreskan pisau cutter pada mobil jenar Pradipta. Mereka yang mendengar teriakkan mira lantas segera menghampirinya kedepan rumah.

Dari pintu juni nampak syok saat melihat garis hitam melingkar pada body mobil sport sang teman.

Dari pintu juni nampak syok saat melihat garis hitam melingkar pada body mobil sport sang teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DUDA RESE! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang