19. interogasi kedua

84.6K 2.4K 81
                                    

Inikan yang kalian mau?!
Kalo gitu
500 vote langsung angkut!
Baca sampe akhir (* ̄︶ ̄*)

Σ(⊙▽⊙")

Mira tidak tahu jika mencintai seorang duda itu adalah suatu kesalahan. Juni tidak berhenti sampai detik ini untuk menjauhkan mira dengn jenar.

Berulang kali mira melihat dari jendela kamar. jenar mendatangi rumah juni tapi juni tetap mengusirnya. Apa yang salah dengan mereka? Apa yang salah dengan keinginan mira? Mira hanya ingin menikah dengan jenar. Tak peduli berapa usia mereka terpaut jauh, tak peduli jika jenar adalah seorang duda anak satu. Mira juga bisa menerima juan sebagai anaknya begitupun juan bisa menerima mira sebagai mamanya.

Hubungan juni dan mira tak lagi sehangat dulu. Itu karena keduanya berusaha menghindar, tak ada komunikasi bahkan saat mereka berada dimeja makan bersama. Glenca sebagai istri dan juga kakak ipar sangat tidak suka dengan ketegangan seperti ini.

Berulang kali ia menghela nafas, dan mengusap perutnya pelan.

Setelah makan malam, mira berlalu begitu saja di susul juni yang masuk kedalam kamarnya. Glenca menghela nafas panjang. Di dalam kamar glenca melihat juni kini tengah mengganti pakaian dengan baju tidurnya.

Glenca memeluk juni dari belakang, pipinya ia sandarkan di punggung juni. Juni menghentikan aktivitasnya memakai baju, membiarkan glenca yang masih memeluknya dibelakang.

"Jun—".

"Kenapa?".

Juni melepaskan pelukan glenca dan mulai menatapnya. Glenca tahu juni begitu capek saat ini. Di lihat dari raut wajahnya yang begitu berantakan.

Juni menarik kursi yang tak jauh darinya, ia duduk dan menarik glenca untuk ikut duduk diatas pahanya.
Glenca hamil, Kehamilan glenca kini sudah menginjak usia satu setengah bulan, perutnya yang ramping kini perlahan menonjol dapat juni lihat dari luar baju glenca.

Juni mengusap perut kecil itu perlahan.

"Anak kita ga akan suka kalau lihat papanya seperti ini jun". Juni diam, tak mengerti seperti ini yang di maksud oleh glenca.

"Seperti ini bagaimana?".

"Kamu terlalu memaksakan kehendak kamu".

"Maksudnya?".

Glenca menghela nafas. Ia mencium sekilas bibir juni, karena glenca tahu itu bisa meredam emosi juni yang mungkin akan meluap saat glenca bicara.

"Restui mereka".

Juni menatap glenca tanpa ekspresi.

"Kamu mau terus seperti ini jun? Mira menjauh dari kamu, aku pikir tidak ada salahnya jika kamu memberi kesempatan jenar untuk sekali saja. Aku lihat jika dia juga bersungguh-sungguh dengan mira. Apa yang kamu khawatirkan jun?".

Juni menghela nafas sebelum membuka suara.

"Dulu mira dan jenar bahkan tidak akrab sama sekali, mira juga sering kerepotan menghadapi sikap juan, anak jenar yang hyperactive itu. Lalu tiba-tiba saja mereka bilang jika mereka sudah menjalin hubungan, bahkan beberapa bulan sebelum kita menikah. Aku seperti abang yang bodoh".

"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana mira akan sangat repot jika menikah dengan jenar. Mengurus anak yang hyperactive di tambah nanti mereka akan memiliki anak juga. Umur mira masih dua puluh satu tahun. Dia itu masih harus di jaga, aku takut jika jenar tak menjaganya".

Glenca tersenyum tipis. Ia bersandar di dada juni sesekali juga mengusap punggungnya.

"Lalu apa kamu pikir merestui mira dengan orang lain selain jenar akan menjamin hidup mira terjaga dan bahagia? Aku lihat jenar bersungguh-sungguh jun— aku yakin dia pasti menjaga mira".

DUDA RESE! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang