28. Papa dua anak

90.6K 2.1K 139
                                    

Pagi pagi sekali Jenar sudah di sibukkan dengan tugasnya sebagai suami. Memasak dan membereskan rumah, karena hari ini Mira sedang tidak enak badan. Sejak awal Jenar tidak mengizinkan Mira untuk memasak dan menguruh rumah, tapi wanita itu bersikeras, katanya kasihan jika harus melihat Jenar pulang bekerja langsung beberes rumah.

"Tolong kasih ke Mama. Awas tumpah". Jenar menaruh sebuah mangkuk berisi bubur kacang hijau diatas nampan kepada Juan.

Pintu kamar terbuka, Juan datang membawa semangkuk bubur kacang hijau hangat di tangannya dan menaruhnya di atas nakas.

"Mama—".

"kok kamu yang antar? Papa mana?".

"Papa lagi masak".

"Oh— sini duduk, kamu mau bubur juga? Biar Mama suapi".

Juan tak menolak, sebenarnya tadi ia sudah makan bubur itu satu mangkuk penuh, rasa buburnya sangat enak sampai ia ingin lagi memakannya. Tapi bubur Mira lebih manis daripada bubur yang tadi Juan makan.

Bubur kacang hijau semangkuk itu kini ludes oleh Juan seorang, mira tak jadi memakannya. "Kok juan yang makan?". Jenar berkacak pinggang di depan pintu.

Juan dan Mira hanya tersenyum lebar. "Gapapa. Aku tiba-tiba udah ga mau makan buburnya".

"Dasar. Tau gitu ga akan aku kasih banyak gula. Juan ga boleh banyak makan yang manis manis". Gerutu Jenar. Ya maaf Mira kan tidak tega jika membiarkan Juan menatapnya makan sambil ngeces.

"Ayo makan dulu".

"Kamu masak apa mas?".

"Masak empat sehat lima sempurna".

Mira mencibir dalam hati. Emang bayi besar bisa masak?.

Siapa bayi besar? Ya tentu saja Jenar! Kalau dia bukan bayi lalu kenapa dia setiap malam selalu menyusu pada Mira?! Sampai Mira harus menahan geli di putingnya.

Tapi wow— Jenar benar benar bisa masak.
Di atas meja makan kini sudah ada nasi, sayur bayam, ayam goreng, tahu kukus, tempe oseng, persambalan dan tiga gelas susu. Melihatnya saja sudah membuat cacing di perut Mira menari-nari.

"Kamu bisa masak juga mas".

"Mas punya anak kecil. Ga mungkin Mas kasih makan Juan makanan yang ga jelas di luaran sana". Benar benar suami idaman! Di tengah makan mata Jenar bahkan tak lepas memperhatikan bagaimana cara Juan makan.

(Juan Pradipta)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Juan Pradipta)

"Kalau gitu boleh dong Mas masak tiap hari". Mira mencoba memancing reaksi Jenar. Jenar mengernyit sejenak tapi kemudian kembali dengan ekspresi awal.

"Boleh— tapi Mas mau ngecas kamu tiap malem. Boleh?". Dia menyeringai. Sial Mira merinding. Membayangkan dirinya akan terus mengangkang dan mendesah penuh nikmat tiap malem itu tidak masuk akal! Yang ada badan Mira akan remuk. Belum lagi miliknya yang sangat hyper itu pasti akan terus menusuk mira tanpa ampun.

DUDA RESE! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang