07. izin berkeringat +

325K 4K 53
                                    

Jenar memangku juan masuk kedalam rumah ibunya. Sinta kini tengah mengobrol dengan Pradipta sang suami yang baru pulang dinas luar kota.

"Kakek!!". Teriak juan. Tangannya terentang ingin segera menerima pelukan dari sang kakek. Membiarkan juan sibuk dengan sang kakek jenar mengalihkan perhatiannya pada Sinta.

"Ma. Titip juan sebentar".

"Kemana lagi kamu?".

"Ada kerjaan". Mata sinta menyipit tak percaya.

"Ada kerjaan atau mau pacaran?". Ucapan sinta sontak membuat Pradipta mengalihkan pandangannya pada jenar.

"Kamu punya pacar?". Tanya Pradipta.

"Ga ada pa".

"Masa sih?. Inget yah kalau mau pacaran jangan sampe hamilin anak orang mentang mentang ganteng". Celetuk Pradipta.

"Pah astagaaa ada juan bicara nya yang bener". Kesal jenar. Papanya ini kenapa tidak pernah mengontrol kata katanya di hadapan sang cucu. Susah payah jenar mengajari dan menghindarkan juan dari hal hal negatif eh papanya malah ceplas-ceplos bicara di hadapan juan.

"Papa ni ih kebiasaan!". Kesal sinta setuju dengan jenar.

"Ayok juan sama nenek". Sinta mengambil alih juan dari pangkuan Pradipta. "Udah sana kalau kamu masih ada kerjaan, jangan lama lama nanti juan nangis lagi".

"Iyah ma. Bentar doang". Mungkin. Karena Jenar tidak akan pernah tahu.

Sepertinya gerimis sangat awet sampai sore ini. Jenar kembali ke rumah mira dan yang tadinya gerimis kini berubah menjadi hujan yang sangat lebat.

Jenar berlari dari mobil masuk kedalam rumah mira tanpa permisi. Pintunya terbuka lebar mira juga kini sedang duduk di sofa dengan posisi yang masih sama.

"Om kesini lagi?".

"Sesuai kata saya yang saya kirim tadi". Jenar sibuk menyapu dengan tangan bajunya yang basah akibat hujan. Baju hitam itu menjiplak sempurna pada perut menampilkan pola kotak kotak di baliknya membuat mira memalingkan wajahnya enggan melihat.

"Sebentar mira ambilkan baju bang juni biar om ga masuk angin".

"Maaf merepotkan kamu".

Mira pergi dengan cepat menuju jemuran baju milik juni yang sudah kering. Ia membawa baju oblong berwarna putih milik juni untuk jenar kenakan.

"Pake ini om".

"Pake disini?".

"Di kamar mandi lah!!".

Jenar terkekeh geli. Ia mengusap kepala mira mengacak rambutnya yang tertata rapi.

"Iyah jangan marah dong, saya bercanda".

"Ga lucu om".

Jenar melangkah tapi baru tiga kali melangkah ia berbalik. "kamu ga mau ikut saya dan lihat dia?". Jenar menarik tatapan mata pada miliknya yang masih menggembung.

"Om!!!".

Demi apapun jantung mira sudah tak aman. Lagian kenapa dia harus merasa deg degan. Sebelumnya dia ga pernah deg degan seperti ini. Apa karena mereka telah melakukan seks membuat mira seperti ini?! Arghhhh mira bingung dan juga malu.

Jenar keluar dari kamar mandi memakai kaos oblong milik juni, tatapannya jatuh pada mira yang tengah menyiapkan minuman di dapur. Jenar menghampiri mira tanpa mira ketahui jenar berdiri di belakangnya.

Posisi ini pas sekali hanya butuh mira nungging sedikit dan jenar akan menghentak— tidak! Apa yang jenar pikirkan. Jenar menggelengkan kepala membuyarkan pikiran jeleknya.

DUDA RESE! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang