(。’▽’。)♡
Mira selalu mencari cari kesempatan untuk bertemu dengan jenar disaat juni sedang sibuk bekerja. Tentu saja juga disaat jenar punya banyak waktu luang.
Sesuai permintaan mira. Jenar membawa juan ketika mereka lagi bersama. Hari ini mereka ada di pasar malam, juan yang minta. Tangan mira tak lepas dari juan menuntunnya agar juan tidak hilang di tengah tengah manusia yang lalu lalang.
"Papa mau naik itu!". Tunjuk juan pada sebuah kincir ria yang berputar. Jenar mengangguk ia membeli karcis untuk tiga orang. Jenar, juan, dan mira. ketiganya naik itu bersamaan.
Awalnya biasa saja, tapi semakin naik ke atas mira semakin mengeratkan genggamannya pada tangan jenar, terkesan mencengkram sampai berdarah. Jenar menoleh. "Kamu kenapa?". Bisik nya.
"Mira takut". Mira memejamkan matanya takut. Jenar tak tahu jika mira takut ketinggian, rasanya ia sudah menjadi pacar yang bodoh untuk mira. "kenapa ga bilang sebelum kita naik? Habis ini kita langsung turun".
"Papa lihat!! Juan bisa lihat jalan raya dari sini". Heboh juan. Mira tak tega jika ia harus turun dan merusak kesenangan juan. Mira menggeleng cepat. Jenar melihatnya khawatir, astagaaa payah! Begini saja ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat.
"Mana sayang? Wah iyah. Kita bisa lihat jalan raya dari sini". Mira menanggapi celotehan juan, sudah sangat sering bertemu membuat juan dan mira semakin dekat, anak itu bahkan selalu menanyakan mira kepada jenar saat mereka tidak bertemu sehari saja.
Waktunya turun, mira lega bisa turun dengan selamat. Ia buru buru menjauh dari wahana itu sambil tetap menggenggam tangan juan. Sedang jenar memperhatikan keduanya dari belakang.
Mereka duduk sebentar untuk memulihkan kakinya yang penat berjalan. "Papa juan mau es krim".
"Yasudah tunggu disini papa belikan es krim nya".
"Eh tunggu! Kak mira mau es krim juga? Minta saja sama papa". Tawar anak itu.
"Kamu mau es krim juga? Saya sudah tahu kesukaan kamu. Tunggu saya belikan". Kata jenar saat mira masih malu malu untuk meminta sesuatu di hadapan juan. Kalau tidak ada juan mira sudah pasti akan meminta jenar membelikannya es krim bareng sama freezer nya.
Selepas kepergian jenar, juan mulai kembali dengan celotehnya. Benar benar anak yang sangat suka berbicara. Tapi mira sangat gemas saat juan memanggilnya dengan sebutan 'kak'. mira ingin mendengar juan memanggilnya dengan sebutan 'mama' bolehkan?.
"Juan— kak mira mau denger dong juan panggil kak mira MAMA boleh?". Juan menatap tak berkedip pada mira, hening sejenak kemudian ia menggeleng pelan.
"Loh kenapa?".
"Kak mira kan bukan Mama juan". Mira tersenyum canggung. Iyah juga. Tapi mira ingin! Yah itung itung simulasi jadi mama juan.
"Gapapa, anggap saja kak mira Mama juan. Walau kak mira bukan mama kandung juan. Boleh?". Mira sedikit memaksa. Juan diam tak menjawab. Mira hampir putus asa, begini ternyata rasanya di tolak anak-anak. Mira kira juan tidak mau jika mira jadi Mama nya.
"Mama—". Cicit juan.
Mira tak salah dengar kan?! Juan memanggilnya dengan sebutan Mama! Mira menutup bibirnya haru. Meski mira dan jenar belum resmi suami istri tapi mira amat sangat senang juan bisa menerimanya bahkan sebelum mereka menikah.
Mira memeluk juan erat. "iyah. Ini mama".
Rasanya aneh. Mira umur 20an sudah punya anak umur 4 setengah tahunan. dan untuk pertama kalinya juan menyebut kata Mama selama dalam hidupnya. Tentu saja saat mira bilang ingin di sebut mama, juan sangat senang, tapi sama seperti jenar, juan itu selalu menahan untuk memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA RESE! (21+)
RomantizmGema desah memenuhi gendang pendengaran keduanya. Setiap sudut ruangan tak lepas dari decakan lendir yang dihasilkan dari sebuah penyatuan. Mira mengeluarkan suara suara erotis yang bisa membangkitkan gairah lelaki di atasnya. Mira tak pernah menya...