34. Bidadari-nya Jenar

51.7K 1.5K 48
                                    

Mira meregangkan otot-otot tubuhnya. Hari sudah menggelap ini waktunya istirahat dari aktivitas yang melelahkan.

Jenar keluar dari kamar mandi dibaluti handuk kecil yang menutupi bagian bawah tempat di mana pusaka berharganya berada. Menggusak rambut basah kebelakang lalu lanjut berbaring di atas paha Mira.

"Mas! Basah ih! Pake baju dulu!"

"Sebentar sayang–"

Tak memperdulikan teguran Mira, Jenar tetap tiduran di pahanya mengecup perut bulat wanita yang tengah hamil anak kedua Jenar. Mira hanya memakai daster tanpa dalaman.

"Buka, ya? Mas mau kecup adek sebentar." Mira mengangguk memberi izin. Bokongnya terangkat memberikan akses penuh pada Jenar yang akan menyibak dasternya.

Perut bulat tanpa penutup baju terpampang jelas.

Ccupp-

"Papa akan jagain Adek. Adek yang anteng, ya" ia mengecup ulang beberapa kali perut Mira dengan brutal. Geli, tapi Mira tak mau menghentikan kegiatan Jenar, gelinya tidak sebanding dengan saat Jenar menyusu kepadanya.

"Sayang, besok jangan ikut antar Juan ke TK. Istirahat saja di rumah, fokus sama Adek."

Wanita itu merengut tak suka, sebagai ibu sambung yang baik, Mira tidak mau menuruti keinginan Jenar, Lagipula kenapa dia melarang Mira mengantar Juan sekolah? Karena kejadian tadi pagi? Ibu-ibu itu sudah meminta maaf, dan Mira yakin ia tak akan mau lagi berurusan dengan Mira.

"Ga mau Mas– Mira mau tetep anter Juan."

"Biar Mas yang antar Juan. Dia anak Mas, tanggung jawab Mas sepenuhnya."

"Juan juga anakku!" bentak Mira. Wanita itu merasa tak terima, seolah Jenar tidak menganggap Mira sebagai Ibu sambung dari Putra-nya.

Laki-laki itu terlihat kaget, tapi segera menutupinya dengan mencium kembali perut bulat Mira.

"Mas hanya takut kejadian tadi terulang." Mira tidak akan tahu bagaimana khawatirnya Jenar saat melihat kejadian yang menimpa Mira tadi siang.

"Engga akan Mas– Mira yakin. Percaya sama Mira. Oke, kalau misalkan ada yang ganggu lagi, Mira langsung telpon Mas buat datang deh." Sifatnya benar benar keras kepala dan sialnya Jenar lemah jika menyangkut Mira.

"Janji sama Mas—"

"Iya, janji" Jenar bangkit menutup kembali perut telanjang Mira lalu memakai baju tidur yang sempat tertunda.

Beruntung sekali Jenar bertemu dengan Mira, beruntung sekali Jenar bisa mendapatkan Mira, menjadikan Mira sebagai istrinya, dan Juan bisa mendapatkan peran sosok ibu dari Mira. Menerima Mira sebagai mamanya, Mira juga bisa menerima Juan sepenuh hati dan menganggapnya sebagai Anak-nya sendiri.

Dimana ada wanita yang seperti Mira? Dan apa jadinya jika waktu itu Mira bertemu orang lain di Club dan bukan Jenar. Hidup itu memang tidak terduga.

Sesuai keyakinan Mira, tak ada lagi ibu-ibu yang membuat masalah dengannya. Banyak di antara mereka yang menjaga jarak dengan Mira, namun tak jarang ada yang berusaha menjilat dengan mendekati Mira dan mengajaknya untuk bergabung dengan barisan ibu-ibu sosialita lainnya.

Mira itu bukan wanita yang sering memakai atau menunjukkan barang-barang mewah. wanita itu saja datang mengantar Juan hanya mengenakan setelan yang terlihat biasa di mata orang, meski sebenarnya yang dikenakan Mira saat ini adalah mini dress dari prada, sendal jepit dari Dior dan tas kecil dari Louis Vuitton. Tidak banyak juga perhiasan yang menempel selain cincin kawin yang tersemat di jari manisnya serta kalung dan anting dari Jenar saat pernikahan mereka.

DUDA RESE! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang