23. Malam mendekati pagi ++

235K 2.5K 36
                                    

Ruangan yang hanya di sinari lampu kecil diatas nakas, kasur yang sudah tak berbentuk keadaannya. Tak menjadikan kedua insan yang sedang memadu cinta itu untuk berhenti dengan kegiatan malam pengantin mereka.

"Ah– pelan pelan mas". Mira meremas seprei yang sudah tak berbentuk diatas ranjang, Pinggul jenar tak berhenti bergerak maju serta mundur menjadikan batang beruratnya memaksa keluar masuk lubang basah mira. Bibir mungil wanita itu terus mendesahkan nama laki laki diatasnya. Menggeram, mendesis tak pernah lupa sedetikpun. 

"shit– masih sempit". Jenar dipenuhi rasa frustrasi, begitu ketat lubang wanitanya menghimpit batang berurat jenar. Jenar memaksa menghentak hentak miliknya dengan begitu keras, mungkin rasanya tempat itu akan segera koyak karena jenar.

"mas– pelan. Mira ga tahan". Paha telanjang gadis itu mengetat, menghimpit badan jenar yang masih bergerak. Miliknya berkedut kedut, sensasi tersetrum aliran listrik kenikmatan. Bukannya memperlambat tempo, jenar semakin menggila. Memompa penuh semangat sampai sampai decitan ranjang ikut memenuhi kamar mereka.

"uhh Jenar— Ahk!". Mira mencapai puncak untuk kesekian kalinya. Lelaki itu memberi waktu untuk mira mengatur laju nafas yang tersengal-sengal, dengan memperlambat tempo tusukannya. Jenar tak banyak bicara, desahan mira sudah cukup membuatnya ikut bergairah. Ia tersenyum senang, mengeluarkan batang beruratnya melihat pemandangan dimana cairan mira mengalir keluar. 

Permainan panjang ini belum membuat jenar mencapai kepuasan. Dia membalikkan posisi mira. Telungkup dengan bokong menungging. Jemari jenar jahil mencolek lubang basah yang masih mengeluarkan cairan kental milik mira.

"mas!!". Protes mira. Jenar terkekeh. Posisi ini memalukan bagi mira, Jenar bisa melihat lubang yang seharusnya tidak boleh dia lihat. Tapi gairah nafsu sudah melibas kewarasan jenar juga mira.

Pria ia mencengkeram pinggul mira, menggesek lembah basah mira dengan jarum jamurnya. "Ouh shit—". Jenar menggeram nikmat. Dia tidak tahan lagi.

"Ah!! Sayang! Dalem banget!". Jerit mira. Kepala jamur itu menusuk sampai liang rahim mira. Perih tapi nikmat, wajahnya menelusup pada bantal empuk yang tak berdaya, jemarinya meremas berpegang erat pada seprei yang sudah koyak.

Jenar mulai bergerak maju mundur teramat cepat, bahkan suara jarum jam pun kalah cepatnya dengan hentakkan jarum milik Jenar. Suara aduan kulit terdengar seperti instrumen musik yang mengalun ditiap sudut ruangan. Tubuh mira terdorong dorong kedepan laki laki itu menyentak secara ugal ugalan. "uhh mas– ah plis pelan".

"Ga bisa ughh–". Jenar menghentak dalam dalam miliknya. Kalau pergerakannya begitu kuat begini, mira yakin kurang dari lima menit mira akan kembali orgasme. 

"uhh mas capek. Mira capek. Cepetan". Tubuhnya pasrah pada kenikmatan yang jenar berikan, terombang ambing maju mundur mengikuti ritme hentakan lelaki itu. Jamari jenar merambat dari pinggul ke kepala gadisnya. Menjambak pelan rambut panjang wanitanya. Dipenuhi rasa lemas satu tangan mira terangkat bertaut dengan jemari jenar yang masih bersemayam pada rambutnya. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DUDA RESE! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang