"Adek? Juan punya adek?". Tanya polos anak kecil 5 tahun memakan topi kabaret putih di kepalanya.
Pernyataan dari kedua orangtua sedikit membingungkan anak itu, di mana dia baru saja diberitahu bahwa ia akan memiliki seorang adik kecil yang akan menemaninya bermain.
Jenar berjongkok kedua tangannya menangkup pundak Juan. "Iya. Juan akan punya Adek, sekarang adeknya ada di perut Mama". Anak itu bergantian menatap kedua orangtuanya, hingga matanya jatuh pada perut Mira yang terbalut baju longgar sampai tak begitu membentuk lekuk tubuhnya.
Tangan kecil Juan meraih perut Mira, menyentuhkan lalu mengusapnya penuh ragu. "Adek disini?".
Mira mengangguk mengiyakan pertanyaan Juan. Lirikan matanya beralih kepada Jenar.
"Kecil banget Adek, Pa". Jenar terkekeh, lalu memeluk Juan. "Nanti adek akan jadi besar kok sama kayak Juan". Anak itu hanya mengangguk paham.
Omong omong hari ini mereka berencana untuk pergi berkunjung kerumah Juni, mereka berniat untuk memberitahu kabar kehamilan Mira.
Tunggu sampai pria itu terkejut tak percaya.
"HALLO- MIRA DATANG KEMBALI!!!!". Teriak Mira. Pria yang tengah menyesap kopi panas di ruang tamu mendelik tak suka dengan keberisikan yang di timbulkan mira.
"Berisik! Pulang lagi sono!". Usir Juni. Glenca yang mendengar keributan itu hanya bisa tertawa kecil sambil membawa sebuah nampan kecil berisi camilan dari dapur.
"Abang ga kangen sama Mira?". Cemberut wanita itu.
"Enggak".
"Jahat". Mira merajuk lalu duduk disamping Jenar dan Juan, tangannya mencubit sepotong kue bolu yang ada di atas meja lalu memakannya. "Tumben makan bolu? Biasanya ga pernah". Tanya Juni.
"Lagi pengen". Dia lanjut memakan bolu sesekali menyuapi Juan disampingnya.
"Mira kamu gendutan". Celetuk Glenca, dia todak bermaksud menyinggung tapi melihat reaksi Mira yang langsung diam tak lanjut mengunyah membuat wanita yang tengah berbadan dua menginjak trimester ketiga itu panik. "Enggak. Mbak ga maksud nyinggung kamu Mira, maafin mbak".
"Gapapa, Mira memang gendutan kok". Seraya menaruh kembali pirin bolu keatas meja.
Tatapannya kini beralih kepada Juni yang masih sibuk menyesap kopi hitam panasnya. "Abang- Mira hamil".
Byur
"Anjir panas banget". Juni mengipasi lidah yang kepanasan oleh air kopi yang ia isap, pria itu menyemburkan kopi hitam sampai kedepan TV.
"Tadi lo bilang apa?". Tanya juni setelah panas di lidahnya sedikit mereda.
"Mira hamil".
"Hah?!!". Tatapan tajam Juni menghunus pada laki laki yang tersenyum bangga di samping Mira, tidak ada lagi Juan diantara mereka, anak itu kini bermain sendirian di teras rumah.
"Lo apain Adek gue sampe dia bisa hamil?!". Ketus Juni, Jenar mendelik kesal. Juni bego atau pura pura bego, Jawabannya tentu sama dengan alasan kenapa Glenca bisa hamil karena ulah Juni.
"Jawab Jey!".
"Ya gue tusuk lah, sama seperti yang lo lakuin ke Glenca sampai kenapa dia bisa hamil".
Tidak mau menerima kenyataan bahwa adiknya kini benar benar sudah besar, juni menggeleng ribut. "Ga Ga. Ga mungkin, lo berdua udah itu?".
"Iya. Tusuk tusukan. Tusuk sate, tusuk konde juga udah, dan gue ngelakuin itu tiap malem karena Mira istri gue jadi gue bebas. Kenapa? Masih ga mau nerima kalo adik lo ini udah jadi istri gue?". Jelas Jenar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA RESE! (21+)
RomanceGema desah memenuhi gendang pendengaran keduanya. Setiap sudut ruangan tak lepas dari decakan lendir yang dihasilkan dari sebuah penyatuan. Mira mengeluarkan suara suara erotis yang bisa membangkitkan gairah lelaki di atasnya. Mira tak pernah menya...