08. tidak nyaman ++

357K 4.3K 33
                                    

Mira melotot sempurna. Benda apa ini?! Benda apa yang saat ini mira sentuh?!.

Mira dengan sadar melihat bagaimana besarnya dia dengan gagah mengacung saat keluar dari tempatnya. Mira diam tak berkutik.

"Remas dia mira".

"Hah?".

"Ayok mira jangan takut, dia baik".

Mira merasa tak terima, bagaimana bisa di sebut baik?!.

"Baik? Kalau baik dia tidak akan melukai milikku!". Sial hampir saja jenar akan tertawa.

"Dia baik saat tidak berada di dalam milikmu". Mira mendengus kesal. Karena ucapan jenar membuatnya mengingat rasa perih yang ia rasakan saat bangun tidur pertama kali.

"Sentuh dia mir". Dia ingin mira menyentuhnya? akan mira turuti. Lagi pula hanya menyentuhnya kan?.

Eh?!

Tangan mira tak bisa menggenggamnya. Dia mengeram frustasi. Semakin menelusupkan wajahnya di leher mira dengan suara nafas yang terengah-engah.

Kulit mira meremang, tangannya susah payah untuk bergerak maju mundur. "Desah mir". Pinta si pria.

"Gimana?".

"Desah seperti dalam video". Mira menggigit bibir bawahnya ragu. Maksudnya coba bayangkan mira mendesah tapi di sengaja? Apakah akan terdengar indah?!

Jenar meraba leher mira frustasi. Dia menghisap tanpa ampun leher mira. "Ahhhhh". Jerit mira.

"Eunghhh omh". Mira kontan melepas genggamannya tapi di tahan oleh jenar. Ia meraih tengkuk mira dan mulai mencium bibir kecilnya. Tangannya ikut menuntun tangan mira untuk melanjutkan gerakan mengocoknya. Mira kembali hanyut dalam buaian yang sang duda berikan tanpa sadar mira kembali mengusap benda menjulang tinggi itu dengan sendirinya.

Mira benar benar kehilangan akal sehatnya. Dirinya semakin di penuhi perasaan yang semakin bergejolak, suhu tubuhnya meningkat drastis. Mira dengan sendirinya mendesahkan nama sang pria. "Terus seperti itu mira—".

"Omh".

"Ahh kamu membuat saya gila".

Jenar gila? Iyah dia benar benar gila. Gila karena sudah mencederai tangan polos mira.
Tangan mira semakin susah untuk ia gerakkan, dan entah sejak kapan beda itu semakin membesar. Pria yang kini bersandar padanya juga semakin terengah-engah tak karuan, nafasnya menabrak leher mira yang mulai meremang. Apa seenak itu? Sial mira jadi basah.

"Arghh mir!". Dia memekik tertahan. Detik itu juga tangan mira di penuhi oleh cairan kental yang muncrat.

Mira membiarkan jenar mengatur nafasnya, melihat kejadian barusan, dirinya jadi membayangkan bagaimana bisa benda itu pernah masuk kedalam sana?. Mira benar benar tidak habis pikir.

Kejadian ini membuat keduanya berada di ambang kecanggungan. Mira tak mau menatapnya. 

"Saya bersihkan dulu dia sebelum saya pulang. Baju juni akan saya pinjam dulu, besok saya kembalikan". Terkesan tidak tahu malu habis enak lalu pergi tapi bagaimana lagi?! Jenar hanya ingin memberi ruang bebas kepada mira.

Disisi lain mira sangat tidak rela jika jenar meninggalkannya sekarang. Mira menarik baju oblong jenar. Membuat langkah Jenar terhenti.

"Kenapa?".

"Tak nyaman". Cicit mira. Jenar mengangkat sebelah alis tanda tak paham.

"Di bawah sana benar benar tak nyaman". Jelas mira seraya menatap pusat tubuhnya.

DUDA RESE! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang