13. interogasi pertama++

222K 3.1K 45
                                    

Juan berlarian di dalam rumah sinta, hari ini jenar juga ada di sana. Tidak mungkin bagi jenar terus menerus bertemu mira dan membuat juni curiga. Hari ini ia libur untuk bertemu kekasih kecilnya itu.

Juan berlari menghampiri jenar yang tengah mengobrol dengan sinta dan Pradipta.

"Papa! Juan mau ketemu mama". Ucapan juan sontak membuat kaget Sinta dan Pradipta. Bagaimana tidak kaget, ketemu mama? Mama juan itu sudah di syurga. Jangan sampe juan ikut menyusul ke syurga detik itu juga.

Tak hanya sinta dan Pradipta, Jenar pun juga kaget. Kaget karena ia lupa untuk memberitahu juan agar jangan memanggil mira dengan sebutan mama di hadapan sinta dan Pradipta.

"Mama ga ada sayang". Jawab sinta yang tidak tahu apa-apa.

"Ada nenek! Waktu beberapa hari lalu kita bertiga sempat tidur bareng".

Damn! Terbongkar sudah.

Jenar mati matian memberi kode kepada juan agar tidak berkata lebih dari itu tapi sepertinya juan tidak mengerti. Berulang kali juga jenar menaruh telunjuknya didepan bibir tapi tetap tidak mempengaruhi apapun. Sinta dan Pradipta keburu curiga.

"Kapan sayang?". Tanya sinta lagi.

"Itu waktu juan di jemput papa pulang naik motor. Di rumah sudah ada mama mira".

Mira? Mira? Bukan Tika? Mereka kira juan itu halusinasi tapi kenapa namanya Mira? Ibu juan itu bernama Tika.

Sinta melotot sempurna pada jenar, sedangkan Pradipta diam. ia sudah menduga kalau jenar mempunyai pacar dan mereka lebih dari sekedar itu.

Dugh!

Dugh!

Dugh!

"Aduh ma". Jenar mengaduh saat sinta memukulnya dengan bantal sofa.

"Beraninya kamu yah! Nidurin anak orang sebelum nikah!". Marah sinta. Ah ini bukan pembahasan yang bagus untuk di dengar anak kecil seperti juan. Pradipta memanggil ARTnya untuk sebentar mengasuh juan. Tinggallah mereka bertiga di ruang TV tengah mengintrogasi jenar.

"Sekarang bilang mira siapa? Dan sampe sejauh mana hubungan kalian?". Tanya sinta menggebu-gebu. Pradipta mengusap pundak sang istri untuk menenangkan dia.

"Yang jelas ga sampe bikin dia hamil ma". Jujur jenar.

"Astaga". Bantal kecil itu melayang kembali di bahu jenar. "Kamu ini mama suruh cari istri bukan malah pacaran sampe bablas!".

"Papa udah curiga dari beberapa bulan lalu waktu mergokin kamu video call sama pacar kamu".

Bongkar saja semuanya. Sinta balik bertanya kepada pradipta apa yang dia lihat dan dengar. Sinta semakin menggeleng pelan tak percaya pada kelakuan anaknya ini. Ia menyuruh jenar mengakhiri masa duda-nya dengan memperistri wanita, bukan malah berpacaran sampai seperti suami istri.

"Telpon dia, mama mau bicara sama pacar kamu". Jenar kaget dengan permintaan sinta, ia menggeleng cepat. Tak mau lah kalau sampai mira kenapa napa gara gara sinta mengomel bagaimana?.

"Ga ma. Mau ngapain? Tanya saja ke jenar, jenar jawab semuanya, jangan sama mira".

"Yaudah jawab. Kamu udah ngapain saja?".

"Mah— tadi udah di jawab. Ga sampe bikin mira hamil!".

"Iyah sampe mana?!".

"Astagaaa". Jenar mengguar rambutnya frustasi. Masa ia harus bicara terus terang bahwa mereka sudah pernah saling menggesek, menyusu dan saling menjilat. Bahkan junior jenar sudah pernah bersarang didalam lembah mira.

DUDA RESE! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang