15. kamu hamil?

119K 2.7K 39
                                    

Mohon di koreksi jika masih ada nama yang belum mimin ganti^^.


Jenar datang bersama juan mengenakan setelan jas hitam begitu pun dengan juan. Rambutnya ia tata rapi dengan dasi kupu-kupu berwarna biru gelap yang terpasang di kerah kemeja mereka.
Jenar menggenggam tangan juan dan membawanya duduk, acara pemberkatan pernikahan sudah berlangsung dari tadi kini hanya tersisa acara hiburan, jenar sengaja datang di akhir karena sang anak pasti akan berisik jika dia bawa saat pemberkatan berlangsung.

Mereka menghampiri Juni yang duduk bersama istrinya. Disana juga ada mira, dia begitu cantik dengan gaun nuansa putih selutut dengan sentuhan brokat yang indah. Juan membulatkan mata ketika melihat mira, ia ingin berteriak 'mama' untuk memanggilnya.

"Ma—". Jenar menarik pelan tangan juan, mengingatkan padanya untuk tidak memanggil mira mama saat mereka sedang di acara pernikahan Juni.

"Panggil apa sayang?". Tanya jenar mengingatkan.

"Kak mira". Ucap juan pelan. Sebenarnya jenar tidak tega tapi mau bagaimana lagi kan?!.

"Kak mira!". Panggil juan. Mira tersenyum lebar, ia merentangkan kedua tangannya untuk menyambut kedatangan juan.

"Kamu ganteng banget juan". Gemas mira sembari mencubit hidung kecil juan. Jenar tersenyum tipis kepadanya setelah itu melewati dan menghampiri Juni.

"Wah selamat yah bro. Akhirnya nikah juga". Jenar menyalami juni. Juni tersenyum lebar membuat matanya pun ikut tersenyum seperti bulan sabit. Iya— akhirnya dia menikah, setelah sempat di ledek oleh teman temannya karena juni yang paling lambat menikah.

"Yoi. Kamu juga buruan nyusul, jangan lama lama menduda".

"Sudah nemu sih ceweknya tinggal nunggu minta restu keluarga nya".

"Wah kalau gitu cepetan pepet. Keburu di ambil orang lain".

"Iyah doain".

Mendengar percakapan mereka, mira hanya bisa tersenyum tipis. Juni tidak tahu saja keluarga ceweknya yang jenar maksud itu adalah juni sendiri.

Mira meninggalkan tempatnya dan beralih mengasuh juan, membawanya untuk mencicipi segala makanan yang ada di acara mereka hingga lupa waktu.

Jenar yang sedari tadi menunggu pun akhirnya menyusul keberadaan mira dan juan.

"Juan ayok pulang".

"Yah kok pulang. Juan belum abis makan ini". Juan mengacungkan es buah yang di lumuri coklat. Jenar terkekeh pelan mengusap rambut putranya.

"Bawa pulang saja, makan di rumah".

"Yaudah. Mama juan pulang dulu". Ops! Juan keceplosan.
Jenar dan mira mematung memperhatikan sekitar syukurlah tidak ada yang mendengar. "Iyah hati hati di jalan bye".

Sesampai masuk mobil jenar melirik putranya, ingin kembali menasehatinya tapi ia urung, jenar tidak tega jika harus menasehati juan saat anak itu tengah menikmati makanannya.

Kapan mereka bisa dengan leluasa berinteraksi? Jenar tidak tahan ingin memamerkan pada dunia bahwa mira adalah pacarnya.

Akibat pernikahan juni, kehidupan mira benar benar berbeda. Juni jarang berada di rumahnya, ia pindah membawa serta merta istrinya ke rumah baru mereka. Tapi juni tidak dengan tega melepas tanggung jawabnya terhadap mira, juni akan sesekali membawa istrinya untuk menginap di rumah bersama mira. Juni juga masih sering berkunjung ke rumah itu saat siang hari sekedar untuk mengecek keadaan adiknya.

Juni melakukan ini atas keinginan istrinya. Istrinya ingin dirinya memiliki rumah yang mereka tempati sendiri. Ia ingin punya kehidupan rumah tangga yang tidak ada orang lain tahu bagaimana isi dalamnya. Dengan begitu istrinya akan mengerti jika mungkin akan sering momen dimana Juni membawa mereka untuk berkunjung ke rumah yang mira tempati.

DUDA RESE! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang