HALLOO HALOWW👋🏻
Tandain kalau ada typo yaww♡
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA JUGA!!
Happy Reading♡
Entah sudah berapa menit lamanya Aruna menatap dirinya sendiri di cermin full body di hadapannya itu. Aruna memperhatikan lehernya yang memerah karena kelakuan Elgarve pagi tadi. Tidak sakit, tapi bekasnya itu tidak bisa hilang. Kini, Aruna bingung bagaimana caranya untuk menghilangkan bekas itu sebelum ia dan Elgarve pergi ke luar.
"Sayang, kenapa? Tumben lama banget siap-siapnya?" Tanya si pelaku yang baru saja memasuki kamar. Ia menatap heran pada Aruna dengan tatapan tidak merasa bersalahnya.
Aruna membalikkan badannya menghadap Elgarve. "Liat nih! Gak bisa ilang, tau! Lagian kenapa harus Kakak gigit? Jadi bekasnya gak hilang, 'kan?!" Kesal Aruna menunjukkan lehernya pada Elgarve.
Elgarve mengelus-elus hasil karyanya itu. "Lebih baik begini daripada saya biarin bekas mulut cowok jelek itu ada di leher kamu."
Aruna membulatkan matanya mendengar ucapan Elgarve yang terlewat santai. "Terus gimana? Nanti keliatan tau, Kak!"
"Nggak apa-apa, Sayang. Kalau dilihat-lihat juga bagus, kok, 'kan hasil saya." Timpal Elgarve.
"Kakak mah gak bisa serius!"
Elgarve menata rambut Aruna yang tergerai agar menutupi lehernya yang terdapat bekas memerah itu. "Tutupin sama rambut aja kalau kamu gak mau orang-orang liat. Udah, ya? Berangkat sekarang? Nanti kalau kemaleman, supermarket-nya keburu tutup."
Aruna menganggukkan kepalanya pasrah. Sebelum melangkahkan kakinya, Aruna kembali menatap dirinya di cermin. Setelah dirasa agak aman, Aruna pun ikut berjalan dengan Elgarve menuju parkiran apartemen untuk mengambil mobil Elgarve.
Rencana sepasang kekasih itu malam ini adalah untuk pergi berbelanja kebutuhan rumah seperti bahan-bahan masakan juga beberapa camilan yang sudah mulai habis stoknya. Salah satu kecocokan mereka adalah, Aruna yang sangat gemar sekali jalan-jalan, dan Elgarve yang tidak pemalas untuk berkendara membuat mereka benar-benar cocok. Jadi jika Aruna bosan di rumah, Elgarve selalu mengajak Aruna jalan-jalan, seperti pergi ke supermarket, pasar malam, pergi ke perawatan kucing, menelusuri jajanan kaki lima di jalanan, ataupun hanya sekedar mengelilingi kota. Aruna akan senang ke mana pun itu, yang terpenting ia bisa melihat jalanan yang ramai oleh banyaknya manusia.
Tak sampai 10 menit, Elgarve kembali memarkirkan mobilnya di parkiran supermarket yang letaknya tak begitu jauh dari apartemennya. Elgarve dan Aruna berjalan memasuki supermarket dengan satu tangan Elgarve yang merangkul pinggang Aruna, dan satunya lagi mendorong troli belanjaan. Rak pertama yang mereka kunjungi adalah rak bahan-bahan makanan tentunya. Jika urusan bahan makanan, Aruna belum terlalu hafal apa-apa saja, jadi semuanya Elgarve yang memilih. Sesekali Aruna juga mengingatkan Elgarve untuk membeli bahan-bahan masakan yang ia ketahui.
"Kak El, jangan lupa nanti kita beli seafood yang suka ada di seblak, ya? Aruna mau nanti kapan-kapan kita bikin seblak seafood di rumah! Pasti enak banget makannya sambil nonton film." Ucap Aruna membayangkan ucapannya itu.
Elgarve menganggukkan kepalanya. "Iya, Sayang. Habis milih-milih bumbunya kita langsung ke bagian frozen food, ya? Nanti kamu pilih apa aja kesukaan kamu."
Aruna tersenyum lebar seraya menganggukkan kepalanya. Ia kembali terdiam membiarkan Elgarve kembali fokus memilih-milih. Saat kembali teringat sesuatu, Aruna menatap Elgarve lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELGARVE ; MY POSSESSIVE BOYFRIEND
Teen FictionLEBIH BAIK FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA GUYS!! [END] °°° Elgarve Xaverius Veer, pria dingin dan juga sangat kaku. Sikapnya yang sangat dewasa dibandingkan dengan teman seusianya membuat Elgarve terlihat sangat berwibawa juga berkharisma. Saat memasuk...