Jealous

2.1K 55 2
                                    

HALLOO HALOWW👋🏻

Tandain kalau ada typo yaww♡

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA JUGA!!

Happy Reading♡

Sudah sekitar 3 menit lamanya Aruna memejamkan matanya tak sadarkan diri akibat terkena lemparan keras dari bola voli. Elgarve duduk di kursi samping brankar Aruna menanti Aruna terbangun. Sesekali Elgarve mendekatkan minyak kayu putih yang berada di tangannya itu ke dekat hidung Aruna, berharap Aruna akan segera sadar.

"Aruna... Bangun, Sayang. Saya minta maaf karena udah gagal jagain kamu." Gumam Elgarve menatap sendu wajah Aruna yang tenang. Elgarve menggenggam tangan Aruna dengan sedikit elusan di sana.

Tak lama, kelopak mata Aruna bergerak-gerak, pertanda Aruna sudah mulai tersadar. Ia mengedipkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya ruangan. Aruna memegangi kepalanya yang masih terasa berdenyut.

"Sshh.." ringis Aruna.

Dengan sigap, Elgarve mengelus-elus lembut kepala Aruna, berharap rasa sakit Aruna akan segera hilang karena usapannya itu. "Sakit banget, hm? Kita ke rumah sakit aja, ya?"

Aruna menggeleng. "Nggak usah, Kak. Aruna cuma sedikit pusing, kok."

"Duduk dulu, ya? Minum obat." Titah Elgarve. Ia membantu Aruna untuk duduk dan mulai mengambil satu pil obat untuk pereda pusing. Obat itu sudah disiapkan oleh anggota PMR tadi sebelum pergi meninggalkan Aruna.

Aruna menggeleng. "Nggak, Kak. Aruna gak mau minum obat!"

"Kenapa? Biar kepala kamu gak sakit lagi, Sayang."

Aruna kembali menggeleng. "Aruna gak bisa nelen obat kayak gitu, Kak. Aruna gak mau."

"Kalau gitu, saya bubukin dulu."

Aruna menahan tangan Elgarve yang hendak berdiri. "Pahit kalau dibubukin, Kak."

Elgarve tersenyum. "Pahitnya cuma sebentar, Sayang... Nanti kalau pusingnya udah hilang, saya belikan kamu es cokelat. Gimana?"

Akhirnya Aruna mengangguk saja. Ia membiarkan Elgarve mengambil sendok untuk obat pil yang akan dibubukkan. Tak lama Elgarve kembali dan mulai membubukkan pil obat itu di atas sendok.

Aruna meneguk ludahnya saat melihat sendok itu sudah diarahkan padanya.

"Langsung telen, ya? Jangan dirasa-rasa dulu."

Aruna mengangguk. Ia membuka mulutnya untuk menerima suapan obat bubuk itu. Lalu Elgarve mulai memberikan Aruna minum. Aruna meneguk air putih dengan sangat cepat dan lumayan banyak.

"Uhuk! Uhuk!"

Elgarve mengusap-usap punggung Aruna saat Aruna tersedak. Ia juga mengusap daerah bibir Aruna yang basah karena tersedak air.

"Good girl." Puji Elgarve. Ia sedikit terkekeh melihat Aruna yang masih merasakan pahit di mulutnya itu.

"Wlee! Pahit banget. Gak enak!" Gerutu Aruna dengan raut wajah anehnya itu.

ELGARVE ; MY POSSESSIVE BOYFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang