Handsome and Kind

133 32 3
                                    

Chapter 48 (Handsome and Kind)

Anna tidak merasa kalau dirinya punya wajah paling cantik sedunia atau paling tidak senegara yang ditinggalinya. Anna juga tidak pernah merasa kalau otaknya sangat pintar hingga bisa menciptakan temuan-temuan baru yang membantu berkembangnya dunia. Dan terakhir, Anna tidak pernah merasa kalau hatinya tulus dan sebaik putri salju hingga seorang pangeran bisa langsung jatuh cinta padanya. Tapi setidaknya, Anna terus mencoba menjadi orang yang baik meski situasi yang dihadapinya sulit.

Jadi apa karena masih terus mencoba menjadi baik dan tidak benar-benar baik serta tidak memiliki penampilan yang sangat luar biasa makanya manusia yang hidup didekat Anna terus mengujinya dengan berbagai macam kertas ujian dari mata pelajaran yang berbeda?

Tas merah yang kemarin saja belum bisa Anna kembalikan ke tuan Kim yang sudah sekitar seminggu ini tidak menemuinya. Bukannya Anna ingin bertemu dengan si tuan gila itu atau berharap bisa tidak sengaja bertemua di area mall atau dimanapun, tapi Anna hanya ingin mengembalikan si tas merah itu langsung padanya. Jangankan mengembalikan tas merah yang sangat mahal yang tidak mungkin Anna bawa kemana-mana setiap harinya, untuk menghubungi si tuan gila itu saja Anna sudah kesulitan. Nomor telepon Anna masih diblokir oleh Jun dan paman Nam tidak bisa membantunya untuk bertemu dan menyerahkan langsung tas merahnya pada Jun. 

Anna juga tidak mungkin mengunjungi bagian office dari management mall lagi. Dia masih menghindari Soekjin dan soal-soal dari ujian hidupnya yang lain tapi hari ini justru soal itu datang langsung pada Anna tanpa pemberitahuan apapun.

Sepasang mata bulat Anna berkedip menggemaskan, memerhatikan sesuatu yang Soekjin (orang yang sebenarnya seminggu ini dia hindari) kini datang langsung ke tokonya dan menjulurkan sebuah paper bag berukuran cukup besar yang bisa Anna tebak isi didalamnya (melihat dari kemasan paper bag nya). "Aku sedang tidak berulang tahun!"

"Aku tahu!" Soekjin tertawa kecil, menampilkan seluruh pesona ketampanannya lewat bibir melengkung juga tatapan ketulusannya pada Anna. "Aku tidak perlu menunggu hari ulang tahunmu untuk memberikanmu ini, bukan?"

Tidak, kau harus menunggu! Tunggu hingga aku bisa menerimanya kemudian kau lelah dengan sendirinya, Soekjin!

Kemudian Anna tersenyum canggung, masih mencuri pandang ke paper bag yang terus dijulurkan Soekjin padanya. "Tapi aku tidak memerlukannya!" Tidak dengan sekotak ukuran sedang yang penuh dengan makanan manis atau sekotak cokelat yang sebelumnya Soekjin berikan! Walau tas yang sekarang Anna kenakan sudah sangat butut tapi sebenarnya Anna masih punya banyak uang direkening tabungannya dan kalau dia mau dia bisa membeli sebuah tas baru. Anna tidak butuh belas kasih dari Soekjin atau siapapun, termasuk dari Jun yang memberikannya tas mewah yang sulit sekali dia singkirkan itu.

"Aku bisa membeli sesuatu untuk diriku sendiri!" Perasaan Anna terasa tidak enak tapi dia tetap memaksa menggerakan mulutnya untuk melanjutkan, "Aku tidak ingin merepotkan dan menjadi benalu pada orang lain apalagi padamu!"

Senyuman perlahan pudar dari wajah tampan Soekjin. Kata-kata Anna masuk ke dalam relung hatinya yang terdalam, menusuk dengan tepat sasaran! 

"Anak miskin yang tidak punya ayah itu hanya akan menjadi benalu yang terus membelenggu dirimu, sangat merepotkanmu!"

Soekjin tidak akan lupa dengan semua kata-kata yang ibunya sering lontarkan pada Anna baik secara langsung dihadapan Anna atau hanya ketika mereka berdua. Ibunya seperti sangat membenci Anna yang Soekjin yakini hanyalah satu dari sekian juta orang yang kurang beruntung atas keadaan yang dijalaninya di dunia ini. Tapi kenapa ibunya bisa sangat tidak menyukai hingga membenci Anna?

Ibunya bahkan menjadi satu-satunya alasan terkuat dari sikap terbodoh yang kini Soekjin sesali sepanjang hidupnya. Melepas Anna, merelakan hubungannya dengan Anna dulu adalah satu hal yang tidak akan pernah Soekjin lakukan jika waktu bisa kembali diulang olehnya. Dan kini, menyadari akan semua kebodohan dan penyesalannya makanya Soekjin harus berjuang untuk mendapatkan hati dan juga perasaan Anna yang tulus padanya seperti dulu. Memulai pertemanan dengan Anna saja sudah Soekjin lakukan dan dia berjanji kalau dia akan memulainya dengan kesabaran jika ingin mendapatkan Anna lagi. 

Seven Shades Grey Of Mr.KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang