BS || 22

16 1 0
                                    

Shalawat di masjid-masjid menggema di setiap sudut kota Makkah subuh itu. Sepasang kekasih masih terbaring berbungkuskan selimut tebal, saling memeluk selepas memadu kasih. Bulu mata lentik milik sang wanita bergerak beriringan dengan terbukanya mata indah nan menawan. Jari jemari putihnya terangkat, mengusap alis lelakinya. "Mas?" panggilnya mesra.

Tidak ada sahutan dari bibir yang sudah mengecup setiap inci tubuhnya. Hal tersebut membuatnya semakin gencar untuk menjahili suaminya. Jari jemarinya ia gunakan untuk menyentuh setiap jengkal tanpa terlewat dari wajah tegas nan tampan itu. "Mas? Bangun, yuk. Salat subuh dulu," ucapnya lembut.

Gumaman serak menyapa indra pendengarannya, dibarengi dengan lilitan tangan yang semakin erat di tubuhnya. "Lepas dulu, Mas. Aku mau bersih-bersih terus salat subuh. Kamu bangun juga, gih." Qalbi tidak menyerah dalam membangunkan suaminya. Entah selelah apa bayi besar itu, biasanya dia tidak sesulit ini untuk dibangunkan.

Dengan lembut, Qalbi melepaskan pelukan suaminya darinya, kemudian berlalu dari sana menuju kamar mandi. Belum lama dia berada di dalam, suara pintu kamar mandi dibuka disertai rengekan menyapa telinganya. "Sayang, kok aku ditinggal?" tanya Qabil dalam keadaan berjalan sempoyongan dan hanya menggunakan boxer tanpa atasan.

"Mas? Aku lagi mau mandi. Kan bisa gantian. Kok ikutan masuk?" gemas Qalbi dengan kelakuan suaminya. "Mau ikut mandi," rengeknya lagi. "Ngga! Ngga ada," bantah Qalbi cepat setengah malu. "Kamu tega biarin aku mandi sendiri?" ujar Qabil lagi tidak mau menyerah. "Biasanya kan juga mandi sendiri," balas Qalbi tidak mau kalah.

Qabil berdecak, kemudian mengunci pintu kamar mandi, dan meletakkan kuncinya di atas lemari gantung yang ada di dalam sana. "Ajarin aku mandi junub," ungkapnya terkekeh. Qalbi menghela napas dan mau tidak mau menuruti keinginan Qabil. Semoga ini bukan akal-akalan atau modus Qabil semata.

***

"Sayaaang? Udahan ih ngambeknya," rengek Qabil. Sedari subuh, kerjaannya cuman mengenteli kemana pun Qalbi pergi. Qalbi memang agak merajuk dengannya, sebab ternyata ketidaktahuannya mengenai mandi junub hanyalah kebohongan semata. Dirinya hanya ingin mandi bersama Qalbi, sehingga dia meminta diajari mandi junub padahal dia sudah bisa tanpa diajari. Memang tidak terjadi apa-apa di antara mereka selain mandi, tetap saja Qalbi malu setengah mati. Ini pertama kali baginya, pertama kali bagi mereka.

"Ngambekku mau aku tukar sama penjelasan doa yang kamu bacakan semalam sebelum menyentuhku," ujar Qalbi kemudian berjalan menuju kaca besar di kamar mereka yang memperlihatkan keindahan kabbah di bawah sana. Qabil yang memang sedari tadi mengikuti Qalbi memilih duduk pada kursi di dekat Qalbi berdiri yang selanjutnya menarik tangan istrinya, membuat Qalbi tiba-tiba duduk dipangkuannya. Ingin lepas, tangan kokoh itu memeluk perutnya erat.

"Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ فَقَالَ بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا . فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا

artinya, jika salah seorang dari kalian (yaitu suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do'a: Bismillah allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa. Di mana doa tersebut diawali dengan bismillah sebagai bentuk meminta tolong dan berdzikir pada Allah agar suami istri dijauhkan dari setan saat berhubungan intim, agar keturunannya pula dijauhkan dari setan. Sebagaimana hal ini yang dimaksudkan dalam 'Aun Al-Ma'bud, 6: 143," jelas Qabil panjang lebar.

Bintang SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang