9

96 0 0
                                    

Sekarang Milky dan Junar berada di mobil dalam perjalanan pulang ke rumah Milky. Tentu saja Junar mengamuk.

Apa Junar belum lelah dengan drama di restoran tadi? Pikir Milky yang memang menyalahkan Gian atas semua ini. Seandainya saja Gian tidak menyuruh menemaninya makan.

Setelah ucapan Milky tadi, Junar menatap tajam pada Gian. Junar mengancam Gian agar tidak menganggu calon istri orang.

Sedangkan Gian yang merasa difitnah di depan umum berkata akan menuntut Junar.

Belum lagi adegan Junar hampir setengah menyeret Milky pergi, yang membuat Gian kesal dan mereka berdua nyaris baku hantam jika tidak dilerai pelayan restoran.

"Kenapa diam saja? Jawab!," teriak Junar.

Milky menghela nafas, memangnya tadi Junar tanya apa sih? Saking Milky terlalu malas mendengar ocehan Junar.

"Milky!," panggil Junar lagi.

"Junar!," teriak Milky akhirnya.

"Aku sudah bilang tadi kita pergi ramai-ramai, tapi kebetulan makannya berdua saja dengan bosku! Nggak ada maksud apa-apa!"

"Kalau dia yang ada maksud apa-apa gimana? Lagipula kenapa nggak bilang? Kalau aku nggak kesana menyusul pasti kamu nggak akan cerita kan ?!"

"Karena kalau aku cerita pasti kamu begini, jadi lebih baik kamu nggak tahu!"

"Ooh, begitu. Bagus, bagus! Udah jadi pemain ya kamu sekarang," ucap Junar menyindirnya seolah-olah Milky selingkuh.

"Stooop!," teriak Milky melengking. Junar sampai reflek menghentikan mobilnya. Untung jalanan tidak terlalu ramai.

"Apa-apaan sih? Ngagetin tahu nggak!," teriak Junar, namun ia terkejut mendapati Milky turun dari mobil.

"Milky!," panggil Junar, tapi tidak digubris Milky. Ia tetap berjalan cepat menjauhi mobil Junar, tapi tentu saja itu hal yang bodoh karena mobil Junar lebih cepat mendahuluinya.

Langkah Milky terhenti karena Junar turun dari mobil dan menarik Milky untuk masuk ke mobil. Terjadi adegan tarik menarik antara mereka. Siapapun yang lewat jalan itu pasti bisa melihat mereka sedang bertengkar.

Akhirnya Junar mengalah, ia merendahkan suaranya untuk membujuk kekasihnya.

"Milky, kumohon kembalilah ke mobil. Jangan berdebat di pinggir jalan begini, please."

"Aku nggak mau! Lepasin nggak?!," ucap Milky karena Junar masih mengenggam lengannya. Semakin Milky berontak, semakin kuat Junar mencengkramnya.

"Aw, sakit!," teriak Milky. Reflek Junar melepasnya. Saat itu Milky langsung lari menjauh.

"Shit!," umpat Junar lari mengejar Milky. Dengan terpaksa Junar mengangkat Milky di pundaknya seperti karung beras.

"Ah, Junar, turunkan aku!," teriak Milky sambil memberontak sekuat tenaganya, namun tenaga Junar jauh lebih kuat. Junar berhasil mendudukkan Milky di mobil dan memakaikan sabuk pengaman padanya. Tak lupa Junar juga mematikan central lock agar Milky tidak bisa turun mobil tiba-tiba lagi.

"Milky, tenanglah!," teriak Junar.

Kali ini Milky menyerah, ia sudah kelelahan karena kejadian di restoran, pertengkaran di mobil, kejar-kejaran. Rasa lelah itu akhirnya membuat Milky menangis.

Melihat Milky menangis, Junar menghela nafasnya.

"Mil...," ucap Junar merasa bersalah sudah membuat pacarnya menangis. Ia pun berusaha memeluk Milky, namun ditepis.

"Jangan sentuh aku!"

Junar menarik rahang, ia sudah mengalah dan menurunkan ego tapi malah direspon begitu. Junar jadi mengebut gila-gilaan untuk melampiaskan kekesalan, sedangkan Milky masih menangis di sampingnya.

Kisah Nyata MilkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang