22 🔞

200 0 0
                                    

Dua hari kemudian, Milky dan Gian yang sedang bersantai dikejutkan dengan suara berat pria.

"Mesra sekali kalian!," ucap pria itu kesal melihat sejoli sedang duduk saling merangkul di taman.

Milky dan Gian pun kaget, terutama Milky ketika melihat siapa yang datang.

"Pa...pa? Kak.. Aldi?," ucap Milky terkejut.

Milky dan Gian langsung berdiri dan waspada.

"Papa kenapa kemari? Kalian sedang apa disini?," tanya Milky.

"Milky, pulanglah. Kami menjemputmu," jawab Aldi.

Milky tidak menjawab, ia memang merindukan keluarga. Tapi membayangkan berpisah dari Gian ia tidak sanggup. Milky pun menggelengkan kepala.

"Milky! Dasar anak kurang ajar! Mamamu menangis tiap hari karenamu! Ayo pulang!," ucap ayahnya.

Sekarang air mata Milky menetes membayangkan ibunya. Jujur ia rindu pada bundanya.

"Aku akan pulang jika kalian merestui hubungan kami," ucap Milky.

Pak Irfan terlihat menahan amarah dan hendak protes, namun Aldi buru-buru menengahi sebelum berabe.

"Ikut kami pulang dulu, Mil. Nanti di rumah kita bicarakan baik-baik ya," bujuk Aldi.

"Bohong! Kalian pasti bohong!," ucap Milky. Ia tahu begitu sampai rumah pasti ia akan dikurung di kamarnya dan dilarang menemui Gian lagi.

Milky memeluk Gian, merasa takut berpisah. Gian merasakan tubuh Milky yang sedikit gemetar. Perasaan Gian campur aduk, antara merasa ingin melindungi dan bersalah, apalagi saat melihat pelototan mata pak Irfan padanya saat Milky memeluknya erat.

Great! Sekarang ia akan semakin mengamuk, pikir Gian.

Benar saja, langkah besar pak Irfan menuju ke mereka berdua. Pak Irfan berusaha menarik Milky dari pelukan Gian.

"Aaaw, papa. Sakit!," teriak Milky ketika lengannya ditarik ayahnya.

Gian yang melihat itu tentu saja tidak tinggal diam. Ia menahan tangan pak Irfan agar tidak menyakiti Milky.

"Lepaskan dia," ucap Gian.

"Atau?," tantang pak Irfan menatap tajam.

Gian menarik nafas, sebenarnya ia juga sungkan. Biar bagaimanapun, pria ini merupakan ayah kandung Milky. Tapi ia tidak bisa membiarkan pak Irfan menyakiti Milky.

Gian menarik tangan pak Irfan dari lengan Milky dengan mudah. Saat itu, pak Irfan sadar Gian bisa beladiri.

"Sialan! Dasar pengecut kau! Jangan mimpi aku merestuimu!," teriak pak Irfan langsung menyerang Gian, namun Gian mengelak.

Kini kedua pria itu terlihat hendak berkelahi. Lebih banyak pak Irfan yang agresif menyerang, sedangkan Gian menghindari sambil sesekali mendorong pak Irfan.

"Gian! Papa! Hentikan!," teriak Milky histeris.

Aldi yang melihat kekacauan itu pun berusaha melerai dan menghentikan kegilaan ayah mertuanya sebelum beliau babak belur dihajar Gian.

"Pa, hentikan sekarang! Biar kita bicara secara kekeluargaan," ucap Aldi. Pak Irfan malah mendengus.

"Apa pria Amerika ini mengerti konsep kekeluargaan? He's a crazy American! Kidnapper!," ucap pak Irfan menghina.

Gian cukup panas mendengarnya dan hendak maju, namun ditahan Aldi.

"Carilah lawan yang seimbang," ucap Aldi pada Gian.

Kisah Nyata MilkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang