Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.
HAPPY READING
_
Topan menghela nafas, melihat Artha yang duduk jauh darinya tanpa berniat melihatnya. Bahkan Sesekali melirik, bukannya lirkan bersahabat malahan Artha meliriknya dengan sinis, Yang membuat Topan Sedikit Frustasi ketika merasakan kebencian yang begitu dalam yang saat ini berada tepat di hadapannya.
Namun, jika di pikir Hubungan jenis apa yang sedang mereka jalani sekarang ini?. Apa sebenarnya yang telah mereka lakukan, Artha tidak menyukainya?. Apa Artha terpaksa?. Apa dia yang memaksanya, kalau itu benar bukankah perilakunya sangat buruk?.
"Ta." Panggilnya hati hati.
Artha yang duduk bersandar dengan sesekali memainkan permainan di handphone yang tidak bersinyal ini, Menanggapi panggilan Topan dengan sedikit meliriknya tak minat.
Topan yang melihat respon yang di tunjukkan Oleh Artha menghela nafas panjang. "Hubungan apa yang sedang kita jalani ini?."
"tidak ada, Antara tuan dan Budak mungkin." Ujarnya mengedikan bahunya acuh lalu kemudian melototkan matanya ketika dinasaurus yang ia mainkan di crome menabrak kaktus di depannya.
"Salah lo nih, mati sudah Dino gue!." Hardiknya yang membuat Topan lagi lagi menghela nafas."Apa kita juga tidak berteman?." tanyanya, Ia sedikit sedih melihat Ekspresi terang terangan itu, Ini terjadi lagi. matanya selalu berkaca kaca tentang penolakan Yang di berikan Oleh Artha, kenapa dia selalu begini di depan pria ini. Merangkak mendekat, ia menatap Artha dengan ekspresi sedih.
Artha yang melihat itu menatap pria itu dengan sedikit was was. "ngapain?." Tanyanya dengan sedikit beringsut yang membuat Topan sama sekali tidak berhenti.
terus merangkak Sampai ia berada di depan Artha, lalu kemudian menatap mata Artha dengan lekat. "jangan gitu" gumamnya, lalu kemudian merebahkan kepalanya ke perut Artha, memeluk pinggang pria itu erat dengan sesekali mendusel di seragam sekolah pria itu.
Artha cukup terkejut, ia tersentak dengan Apa yang di lakukan Topan sekarang, menutup mulutnya tak percaya, ini sungguh di luar dugaannya. posisi ini, bukankah terlihat Ambigu?.
"Minggir!." Artha tak tahan lagi, ai mulai mendorong tubuh Topan menjauh, memaksa pria itu untuk melepaskan pelukannya pada pinggangnya, lagian posisi apa ini?. Sehingga di jarak yang sedekat ini ia bisa mendengar Suara tangisan yang sedang coba diredam oleh Topan. lelah karena sudah mendorong Topan yang tidak berniat untuk bergerak menjauh, Artha berniat membiarkannya, kembali memainkan game tadi, berulang ulang.
sehingga cukup lama mereka di posisi yang sama, Artha sudah mulai bosan dengan game tersebut sehingga ia meletakkan kembali handphonenya.
BRAK!.
Tangan yang sudah menggantung di atas kepala Topan, Berniat untuk mengelus rambut tebal itu mencoba untuk menenangkannya seketika terhenti, ketika gebrakan Pintu dari luar mengejutkannya.
Satria yang melihat pemandangan pertama yang ia lihat seketika menggaruk tengkuknya tak gatal, posisi dimana ia memandang ke arah wajah artha yang memerah, menundukkan kepalanya seperti ingin menggapai rambut Topan yang berada di bawahnya menelungkup dengan posisi kepala tepat di antara selangkangan Artha, bukankah sekarang ia datang di waktu yang tidak tepat?.
"Sorry." Dia cukup merasa bersalah, Apa sebaiknya ia tidak usah pergi mencari Topan karena dia masih juga belum balik dari toilet?. Seharusnya dia berhenti ketika tidak menemukan mereka toilet, bukan malah mengikuti insting ketika melihat pintu gudang yang biasanya terkunci malah terbuka, bahkan ia juga mengabaikan peringatan.
Dengan Mendorong kepala Topan secara kasar, sehingga Topan sedikit bergeser. Artha mulai bangkit dari duduknya lalu kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Area gudang tanpa berkata sepatah katapun.
Satria yang melihat kepergian Artha, buru buru mendekat ke Arah Topan yang berusaha bangkit, dengan mengucek ngucek matanya yang sedikit memerah, "oh lo di sini?. Artha mana?. Kok ilang?."
"lo habis Nangis?."
Topan bangkit, duduk dengan mengangkat sebelah kakinya, lalu kemudian mengacak rambutnya. "Sat..." panggilnya. lalu kemudian mendongak melihat ke arah Satria dengan pandangan khawatir. "Sepertinya Artha benci banget sama gue, saking bencinya wajahnya sampai memerah menahan Emosinya." Sambungnya dengan sedikit rengekan memeluk Satria erat.
Ekspresi khawatir yang di perlihatkan Oleh Topan seketika berubah datar, Bodoh!, Tolol!. Mungkin Itu cacian yang tepat di layangkan kepada Topan Yang sangat tidak peka dengan apa yang terjadi. Ah kenapa dia melupakannya?. Dari dulu, semenjak Smp Topan memang seperti ini, bahkan ia sama sekali tidak sadar bahwa dia sangat populer, Banyak wanita yang menginginkannya, Tapi sedikitpun ia tidak menydari.
Topan terlalu baik sehingga semua yang ia lakukan hanya bertujuan untuk menyenangkan orang lain. Dan terkadang dia juga aneh, saking anehnya ia akan selalu merasa bersalah ketika ada seseorang yang tidak menyukainya. Sampai ia susah untuk tidur karena memikirkan hal itu.
Mengabaikan Apa yang baru saja Topan Katakan, Satria dengan tampang lempengnya, ia kembali mendorong kepala Pria itu menjauh. "Jauh jauh, Jijik!." Hardiknya yang membuat Topan semakin merengek.
"Bagaimana ini?." Tanyanya dengan menatap Satria putus asa.
Satria menghela nafas. "Ayo kekelas, Gue nggak ada waktu menjawab pertanyaan Tolol lo." Ajaknya lalu kemudian berdiri tiba tiba membuat Topan terjatuh kedepan.
Sedikit mengedarkan pandanganya, Satria menatap setiap sudut Ruangan ini. "Pengap banget, Yuk keluar!." ujarnya lalu kemudian berbalik, berjalan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Topan yang masih diam mengusap ngusap keningnya yang terpentok di lantai tadi.
^.^
"Aah, muka lo benar benar terbakar."
Artha yang baru saja sampai di pintu luar gudang, seketika terkejut melihat kehadiran Leo yang berdiri di samping kanannya bersandar ke dinding , "Ngapain lo di sini?."
Leo tersenyum miring, memperbaiki posisi berdirinya dengan menatap ke arah Artha. "Gue udah dari tadi di sini, Dan Satria juga udah gue larang untuk tidak masuk. Tapi dia nggak mau dengerin gue." Ujarnya yang membuat Artha menatap Leo sinis.
"Trus apa mau lo?."
Leo menyunggingkan senyumnya. "menurut lo sudah berapa lama kita saling kenal?."
Artha mendecih, lalu kemudian melangkahkan kakinya lebih dulu. "Ikut gue!."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] KISSING NERD
Teen FictionUntuk mengobati hal aneh yang terjadi pada dirinya, Atas saran yang di berikan oleh sepupunya, Ia pun pergi kesalah satu Bar untuk menemukan seseorang yang bisa menyembuhkan hal yang terjadi padanya. Sudah 17 tahu ia hidup di dunia ini, Sekalipun i...