05. Kissing

1.5K 83 10
                                    

Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.

HAPPY READING

_

Artha Tersentak, Mendengar apa yang baru saja topan katakan, Tetapi karena tidak berniat untuk menjawab, Ia pun mulai melangkahkan kakinya melewati Topan yang masih berdiri di tempatnya. "Masuklah." Lanjutnya singkat.

Topan mengangguk, mengikuti langkah kaki Artha dengan sesekali melirik kesana kemari sembari mengamati interior yang ada di sini. "Ini serius rumah lo?." Topan bertanya serius, karena rasanya sangat tidak mungkin Bagi artha akan memiliki rumah yang seperti ini, karena rumah ini tampak sangat kosong dan dingin.

"Nggak. Gue ngontrak."

Terjawab sudah pertanyaannya, Topan menganggukkan kepalanya mengerti dengan masih mengikuti Artha di belakang, Berjalan dengan santai lalu kemudian duduk di atas ranjang dengan mata yang masih celingak celinguk melihat kesana kemari.

"Kamar Lo cukup Rapi untuk ukuran seoarang pria yang tinggal sendiri." Ujar Topan lagi, Jika di bandingkan dengan Suasana di ruang tamu tadi, kamarnya tampak lebih hidup.

"Kenapa?. apa kamar lo selalu kotor karena lo seorang pria?."

Topan menggelengkan kepalanya. "Nggak, gue nggak pernah melihat kamar gue kotor, karena gue nggak pernah tinggal sendiri juga. ada pembantu di rumah yang melakukan tugas itu."

"Umm, terlahir dari sendok emas sungguh menyenangkan bukan?." Tanya Artha melihat ke arah Topan lalu kemudian melangkah kan kakinya mendekat. 

"Nggak tau, menurut gue itu biasa saja."

Artha menganggukkan kepalanya singkat dengan sesekali bergumam tak jelas, Lalu kemudian dengan secepat kilat ia pun mendorong tubuh Topan di atas ranjang, Yang membuat Topan cukup terkejut di buatnya, "kenapa ini?." Artha  tersenyum miring Tanpa memakai bajunya dengan Handuk pendek yang masih melingkar di area pinggangnya ia pun mulai melompat ke atas Perut Topan. 

"Apa lagi?. Bukankah ini yang lo mau?." Ujarnya dengan tersenyum, menunduk melihat wajah Topan yang memerah melihat wajahnya, dengan sedikit menggerakkan Bokongnya, Artha menjilat bibir bawahnya. "Aah, Dia sudah mulai bersemangat." Ujarnya Dengan suara rendah melirik kebelakang.

Topan tidak bisa untuk tidak berfantasi buruk di fikirannya, melihat Tubuh licin yang saat ini berada di atasnya di tambah dengan niple pink yang sangat menggoda mata. Tubuh erotis yang bisa membuat orang terpana, sekarang berada di atasnya mencoba untuk menggodanya.

"Eh, Apa yang Lo lakuin?." Dengan dirinya yang sudah mulai berfantasi sampai dirinya tidak menyadari tentang Artha yang sudah membuka rasleting celanya mengeluarkan adiknya yang sudah menegang sempurna, semua terasa seperti mimpi melihat Apa yang terjadi sekarang.

Artha tersenyum dengan mendongakkan kepalanya melihat Ke arah Topan dengan tangan yang memegang penis Topan dengan Wajah memerahnya. "Apa lagi?. Bukankan lo ke sini untuk ini?." Tanyanya dengan ekspresi Sansual.

Topan menggelengkan kepalanya tak percaya dengan muka merahnya, tidak bisa di pungkiri kalau dia benar bernafsu melihat apa yang sedang di lakukan Artha sekarang, tapi bukan ini yang ia inginkan. memegang Kedua bahu Arta, dengan cepat ia mulai bangkit lalu kemudian menarik Tubuh Artha setelah itu ia pun langsung menyambar Bibirnya.  "terlalu cepat bagi kita sampai ke tahap itu." Ujarnya singkat di sela sela bibirnya yang menyatu dengan bibir Artha.

Ini dejavu, Topan benar benar sangat mengenal perasaan ketika mencium bibirnya, Menghisap dan mengulum bibir itu dengan sesekali mengggit bibir bawah Artha, Topan di buat gemes oleh keenakannya. memasukkan lidahnya dengan bermain di dalam rongga mulut Artha menghisap seetiap Inci Cairan yang ada di mulut itu. Ini hebat, jantungnya berdegup sangat kencang. 

Lagi.

Dia ingin melakukannya lagi, memperdalam ciuman mereka dengan mengabsen semua rongga yang ada di mulutnya, Memainkan lidahnya dengan mencoba mengajak Lidah Artha ikut menari bersamanya, Saliva yang sudah mulai bercampur semua tampak Erotis hingga beberapa saat kemudian, ia melepaskan Pagutan mereka yang tanpa sadar sekarang Artha sudah duduk di atasnya dengan memeluk nya erat, terkulai lemas di dadanya.

Artha di buat repot, menghirup nafasnya dalam mengambil oksigen sebanyak banyaknya, melihat hal itu Topan cukup merasa bersalah, ah apa dia sudah kelewatan. mendorong tubuh Artha sedikit menjauh menari celah untuk melihat wajahnya lagi, 

Artha dengan bibir sedikit terbuka, bernafas dengan tersengal sengal, muka memerah dengan air mata yang sedikit keluar, Artha tersenyum senang di tambah dengan Tubuhnya yang merasakan Penis Artha yang ikut menegang sempurna. 

"Kamu tegang." Topan melihat ke arah mata Artha yang sekarang masih menunjukkan ekspresi yang sama dengan nafas yang tersengal sengal. Mendengar pertanyaan pertama yang di ucapkan Oleh Topan, Seakan sadar apa yang terjadi tadi ia pun mendecih lalu kemudian mendorong tubuh Topan menjauh, sehingga Topan pun menjadi terdorong ke belakang. 

Artha menatap Topan tajam, lalu kemudian ia buru buru bangkit, menjauh dari Topan tanpa berniat melihat wajah Pria itu dengan kembali merapikan Handuk yang terlingkar di pinggangnya,

Topan terdiam, melihat Punggung Artha yang membelakangi dengan perasaan aneh, ada pertanyaan yang muncul di benaknya. kenapa Artha menjauh?. Apa Dia tidak senang dengan pelayanan yang sudah ia berikan?. 

Topan Cukup gila, Dia dibuat kewalahan Hanya dengan sebuah Ciuman dan itu cukup menjengkelkan. "Lo senang sekarang?. Lo sudah mendapatkan apa yang lo mau kan?. Sekarang lo pergi!." Artha berujar dengan nada kesal, lalu kemudian melangkahkan kakinya pergi. 

"Eh, eh, apa yang barusan lo katakan?." tanyanya mencoba menahan Artha.

Mengabaikan apa yang baru saja Topan Katakan, Artha tetap melangkahkan kakinya. Melihat Artha yang mengabaikannya secara terang terangan, dengan buru buru bangkit, ia mengejar Artha dengan tergesa gesa sampai ia menjangkau tangan Pria itu. "Lo kenapa?. apa gue nggak baik melakukannya?."

Artha yang merasakan tangannya di cekal, terpaksa harus menghentikan langkahnya lalu melirik ke arah cekalan itu sebentar, Lalu kemudian ia mendecih dan menepis tangan Itu kasar. 
"Pergi!."

Ujarnya singkat lalu kemudian Kembali melangkahkan kakinya pergi, Topan Kembali terdiam, menunduk dengan menggaruk tengkuknya."jangan mengabaikanku." katanya dengan  suara yang lebih rendah sehingga membuat Artha semakin jengkel. 

"Ha..."

"Gue bilang pergi tuh ya Per-." Artha yang menoleh, melihat Ekspresi yang di tunjukkan oleh Topan membuatnya berhenti, "Ap-.."

Air mata yang tiba tiba keluar, membuat Topan menghapus air matanya kasar, tapi ketika mengingat Perlakuaan Artha tadi, Bibirnya kembali turun dengan Air mata yang kembali mengalir deras. "Ugh.."

"Jangan pergi!."
"Haaaaaa....Huaa......."

Suara teriakan yang kuat di tambah dengan air mata yang mengalir deras, Topan mendongak mencoba menahan air matanya yang mengalir, sungguh dia benci ini dan ntah kenapa rasanya dia tidak bisa berhenti menangis. 



TBC


[BXB] KISSING NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang