Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.
HAPPY READING
_
"Topan, Artha!. Kalian telat?!."
Topan yang berdiri di depan Artha, berdiri di pintu masuk kelas dengan cengengesan sembari menggaruk tengkuknya tak gatal. "bapak Maaf, perut saya sakit banget!. makanya telat." Ujarnya dengan akting malu seolah olah memang itu yang terjadi barusan membuat Pak Arhan yang berada di kelas hanya diam sembari menghela nafas. lalu kemudian menoleh ke arah Artha.
"Lalu kamu Artha?. Kenapa terlambat?. Tidak biasanya kamu seperti ini."
Artha maju selangkah, melihat Pak Arhan tanpa ekspresi. "saya bisa menyelesaikan dalam beberapa menit Pak, Ulangannya." ujarnya dengan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Pak Arhan.
Arhan mengangguk , Saat ini dia sedang melihat dua tipe pria. Yang satu Nilai rata rata sering memberikan alasan alasan bohng. Dan satu lagi, Orang sok jago tapi beneran jago.
"Bukan itu yang saya maksud, Saya tahu kamu pintar. Tapi kamu juga harus disiplin."
Artha tersentak, dengan sopan ia mengangguk. "ah, maafkan saya." ujarnya lagi.
Arhan mengangguk, sepertinya memberikan nasehat pun percuma, Mungkin dia hanya menghabiskan waktu, Tak memikirkan Artha yang jelas jelas akan menyelesaikan secepatnya. Tapi tidak mungkin bagi Topan, pria itu.. bukankah dia harus mengatur strategi bagaimana cara mendapat contekan terlebih dahulu?.
Tapi, siapa yang akan membiarkan dia mendapatkannya?. Menggeser badannya, mengedarkan pandangannya melihat dimana kursi kosong tempat Topan akan duduk, lalu kemudian matanya menangkap sosok Satria yang berada di ujung ruangan. "Satria!. Tak ada contekan yang akan kamu berikan kepada Topan di ulangan Hari ini." Ujarnya Tiba tiba membuat Satria yang sedang menulis contekan di kertas kecilnya seketika menghentikan penulisannya, mendongak melihat ke arah Pak Arhan.
Topan membulatkan matanya sempurna, lalu kemudian mendecih. "Dasar Pak tua." Ejeknya menatap Pak Arhan jengkel.
"Kalian silahkan masuk!." Ujarnya melihat ke arah Topan dan Artha sejenak, lalu berbalik menuju kursinya dan duduk di sana.
Menganggukkan kepalanya, Artha lebih dahulu berjalan mendahului Topan, duduk dikursi kosong di paling depan, lalu kemudian mengeluarkan Alat tulisnya.
Topan berjalan menuju kursinya di dekat Satria dan menatap Satria tajam, Bukan Satria namanya, siapa yang akan takut?. Mengedikkan bahunya acuh mengabaikan Topan, ia kembali melanjutkan menulis jawabannya.
Tak ada waktu tenang bagi Topan selama ulangan, dengan jawaban yang masih kosong ia hanya memainkan Penanya mengabaikan Ulangan kali ini. dia tidak sempat belajar, dan juga sewaktu Pembelajaran ini di terangkan, ia memilih tidur. Karena mau bagaimanapun, Fisika adalah materi pembelajaran yang tidak ia sukai, Ia tidak menyukainya tetapi dia berada di kelas Ipa. Betapa ironisnya.
Tak!.
"Ah!."
gumpalan kertas mengenai kepala Topan membuat pria itu melihat sekeliling, siapa yang berani melemparinya. melihat ke arah Pak Arhan yang fokus dengan buku di depannya, Topan mengambil kertas itu lalu kemudian membukanya.
lembar jawaban dengan beberapa Cara menggapai hasilnya, Topan di hadiahi dengan jawaban dari doanya. Tersenyum sumringah lalu kemudian mulai menulis.
Satria yang berada di samping Pria itu mengerutkan keningnya, Apakah Topan Baru saja mendapatkan wahyu?. Kenapa tangannya begitu lancar menulis?.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] KISSING NERD
Teen FictionUntuk mengobati hal aneh yang terjadi pada dirinya, Atas saran yang di berikan oleh sepupunya, Ia pun pergi kesalah satu Bar untuk menemukan seseorang yang bisa menyembuhkan hal yang terjadi padanya. Sudah 17 tahu ia hidup di dunia ini, Sekalipun i...