Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.
HAPPY READING
_
"Kamu nggak ingat?. Ini aku.. Serjala Marjesa." Ujarnya dengan perkenalan singkat dengan masih tersenyum. "Nama yang kamu bilang unik saat itu." Lanjutnya.
Topan seketika terdiam, Pandangannya menggelap, Tubuh yang terbaring di depanya dengan berdarah, melihat ke arah tangannya. Tangannya juga, di penuhi dengan cairan merah yang kental. dorongan brangkar rumah sakit, yang terdapat seorang pria yang terbaring lemah di atas sana, lalu kemudian ia menatap pria dengan tangan bergetar. "La?." panggilnya.
"Curangnya, kamu langsung manggil aku dengan panggilan yang itu." Ujarnya dengan masih mempertahankan senyumannya.
"Pan?, Lo kenal?."
Topan yang mendengar pertanyaan yang di lontarkan Satria seketika menoleh, melihat ke arah Pria itu dengan mata kosong. tanpa menjawab ia pun bangkit. "La ikut Gue." Ujarnya lalu kemudian menarik tangan Serjala Menjauh dari kelas, Satria yang melihat hal itu seketika tercenung, lalu kemudian di sadarkan Oleh Geri yang tiba tiba datang. "Topan sama siapa tuh?." Tanyanya spontan.
"Ger, Ikutin!, Gue punya firasat nggak baik tentang ini." ujarnya lalu kemudian bangkit dan mulai mengikuti Topan dari belakang. Kalau Topan mengenal seseorang bukankah seharusnya dia juga mengenalnya, Karena dari dulu mereka selalu bersama.
Di perjalanan Satria terus berfikir, mencoba mengingat tentang siapa pria yang tadi hingga ia terhenti. Melihat ekspresi yang di tunjukkan Oleh Topan, Sepertinya dia mengingat ekspresi itu. "Apakah?..." lalu kemudian kembali bergegas dan berjalan lebih cepat yang di ikuti oleh Geri di belakang.
Topan membawa Serjala ke belakang sekolah, Tempat kosong yang tidak pernah di dekati siapapun, Kecuali dirinya dengan Artha. Ah, Artha?. mengingat nama itu, seketika ketegangan dan ketakutan langsung melebur ntah kemana, Ia tiba tiba tenang, menarik nafas dalam lalu kemudian melihat ke arah Serjala lagi.
"La, Lo disini?."
Serjala tersenyum lalu kemudian mengangguk dan kemudian merentangkan tangannya. "Nggak mau peluk?." Tanyanya.
Topan diam, dia menatap ekspresi dan tindakan yang di lakukan oleh Serjala tanpa beranjak dari tempatnya berdiri. "La, Apa lo nggak bisa berhenti?. Gue nggak mau ngelakuin hal yang sama lagi."
Serjala diam sejenak mendengar penuturan Topan, lalu dengan perlahan mulai menurunkan tangannya. "Nggak asik." ujarnya lalu kemudian bersidekap dada dengan melihat ke arah lain.
"Apa yang lo lakuin di sini?. Gimana Inggris?."
"Nggak ada yang menarik karena nggak ada lo. Bukannya Lo udah janji sama gue kalau kita akan pergi kesana berbarengan. tapi keluarga lo hanya ngirim gue sendiri." Ujarnya mulai mengeluarkan unek unek yang terpendam di hatinya.
"Sorry. Luka lo sembuh?."
"Aa, ini?." Serjala mengangkat tangannya lalu kemudian memegang wajahnya dengan jemarinya. "Ini hasil dari uang orang tua lo. Lo tau kan?. Gimana Kuatnya bogeman yang lo berikan ke gue beberapa tahun yang lalu di wajah seorang pria yang masih mengalami pertumbuhan?."
Topan menunduk, lalu kemudian melihat ke arah tangannya lagi. "gue menyesal karena itu dan maaf membuat lo dalam masalah."
Serjala menganggukkan kepalanya. "lo benar, Banyak hutang yang harus lo bayar. dan gue kembali untuk menagihnya lagi." Dia diam sejenak, melihat ekspresi penyesalan yang terlihat jelas di wajahnya lalu kemudian menatap dengan lekat pahatan sempurna di wajahnya, ini sangat berbeda dengan dia di Tiga tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BXB] KISSING NERD
Teen FictionUntuk mengobati hal aneh yang terjadi pada dirinya, Atas saran yang di berikan oleh sepupunya, Ia pun pergi kesalah satu Bar untuk menemukan seseorang yang bisa menyembuhkan hal yang terjadi padanya. Sudah 17 tahu ia hidup di dunia ini, Sekalipun i...