30. Gejolak Perasaan

616 38 3
                                    

Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.

HAPPY READING

_

Topan menengadahkan tangannya di depan Artha ketika mereka sudah mulai melwati gang tempat Kontrakan pria itu berada. berdiri di depan Pintu dengan saling berhadapan , Topan menatap mata Artha lekat. 

"Kunci." Ujarnya, Artha dengan Bingungnya, Menyalipkan tangannya di Kantong celanannya lalu kemudian menyerahkannya kepada Topan. Topan menerima kunci itu dengan senang lalu kemudian ia memutar tubuhnya dan mulai membuka Pintu Rumah Artha. 

Setelah Pintu tersebut terbuka, dengan masih memegang Tas Artha, Ia kembali menyambar jemari tangan Artha dan menariknya Masuk, menariknya dengan pelan lalu kemudian memaksanya duduk di atas ranjang, yang di ikuti oleh Artha dengan Patuh.

"Nah, Mau mInum air putih dulu?." Topan menawarkan seolah olah rumah ini adalam kediaman miliknya, Yang tentu saja mendapat gelengan dari Artha dengan tatapan mata yang lekat melihat ke arah Mata Topan. 

"Sebenarnya apa ini?." Artha bertanya serius, Dengan ekspresi yang tidak mengerti Oleh Topan apa maksudnya. sehingga ia hanya menatap Balik tatapan Artha dengan tatapan lembut. Dan beberapa saat kemudian ia menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang Artha. Menyalipkan tanganya di kepala belakangnya dengan menatap Lurus ke depan, menatap langit langit kamar yang berwarna Putih.

"Nggak ada, Gue hanya memberikan waktu tenang buat lo." Ujarnya singkat. 

Artha benci situasi dimana Dia harus menjelaskan sesuatu secara rinci, Ini seolah olah dia membuat Orang secara otomatis mengerti dalam penjelasan yang akan ia ceritakan, Apalagi modelnya seperti Topan, Pria Yang sama bodohnya dengan keledai. apa menurut kalian dia akan mengerti?.

Ia mendecih, sepertinya terlibat dengan pria modelan Kek topan benar benar sama sekali tidak ada untungnya buatnya. Namun... "Gue selalu tenang, Tapi kenapa ketika menyangkut lo semuanya malah menjadi kacau?." ia bertanya serius yang hanya mendapat gumaman dari Topan.

"Hmm?."

Artha menunduk, duduk di atas ranjang menundukkan kepalanya, menautkan jemarinya dengan meremasnya Kuat. "Gue dan Leo sudah berteman Cukup lama. Sehingga Gue mempercayainya lebih dari apapun."

"Di mulai dari semua keadaan yang gue alami, Siapa orang yang gue suka, Bahkan Masalah Kapan Gue masturbusi memikirkan seseorang pun, Leo pasti tahu. karena gue yang menceritakannya." Artha terkekeh sendiri, betpa naifnya ia saat itu sampai sampai tentang Itu pun ia menceritkannya kepada Leo.

"Mungkin lo nggak inget, Waktu pertama kali bertemu, Lo dengan bisa menunjukkan berbagai Ekspresi, Gue iri Dengan Orang sejenis Lo. Gue nggak bisa berubah, Ekspresi yang gue tunjukkan selama ini. tidak sesuai dengan apa yang mau gue Ungkapkan, Artha diam sejenak. 

"Dah... berhenti sampai sana."

Artha yang ingin melanjutkan Perkataannya, langsung menoleh ke arah Topan yang menghentikannya memeluk Pinggangnya erat, merapatkanm Tubuhnya ke arahnya.
"Gue belum selesai."

Topan menggeleng. "Rumit. mending berhenti. Lagian semua itu nggak penting lagi. Lalu kemudian berhenti berbicara tentang pria lain, Gue cemburu."Ungkapnya serius.

Artha menggelengkan kepalanya tak percaya, lalu kemudian mendorong tubuh Topann menjauh. "Lo ngerti apa yang baru gue katakan nggak sih? kenapa Lo hanya menangkap sesuatu yang tidak sesuai?."

Topan yang setengah duduk, melihat ke arah Artha, lalu kemudian mengangguk Polos. "Lupain aja, Menceritakannya hanya menimbulkan masalah baru, Mending Stop. Semua terasa Rumit. Intinya Lo udah bareng gue sekarang, Nggak ada yang perlu di khawatirkan lagi. Gue benci ketika lo nyebut tentang Pria lain."

Artha diam sejenak, Melihat ke arah Pancaran Mata Topan yang melihatnya lekat. "Gue bisa saja mengkhianati Lo lagi, lo tau kan?."

Topan emmeposisikan duduknya di samping Artha yang berbicara dengan keraguan. "benarkah?." Ia bertanya serius, melihat ke arah tatapan Artha, Artha yang di tatap seperti itupun seketika langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain tak berniat untuk menjawab.

Ntah ini rasa percaya, atau Hanya dia yang terlalu percaya diri. Artha sama sekali tidak mengerti, namun yang jelas. Topan dengan sikap seperti Inilah yang membentuk Topan sekarang, Artha hanya menghela nafas kasar.

Topan yang melihat Artha yang sudah tidak berkutik seketika tersenyum, mendekat lagi lalu kemudian memeluk pria itu dari samping. "Sekarang masalahnya selesai kan?." Ujarnya manja.

Artha mendelik lalu kemudian mendoronng kening Topan dnegan telunjuk. "kalau Gue nggak bakal di dengerin, Kenapa Harus Bolos bego!." Ujarnya sarkas yang hanay di respon kekehan Oleh Topan lalu kemudian kembali mendekat ke arah Artha, dan kembali melihat ke arahnya.

"Kiss, Boleh?." Tanyanya mengabaikan Keluhan Artha.

"Apa biasanya perlu izin?." Artha balik tanya yang membuat Topan tersenyum sumringah, lalu kemudian menggeleng. 

"nggak." Ujarnya lalu kemudian langsung menyambar Bibir Artha, Mencicipinya penuh nikmat, memainkan Bibir Itu lembut, naik ke atas pangkuan Artha dengan ciuman yang tak terlepas. tersenyum singkat lalu kemudian menjilat bibir Artha. hingga mau tak mau membuat Artha membulatkan matanya sempurna. "Uh?."

Ini pertama kalinya dalam Ciuman mereka Topan menjilatnya, Dengan pelan ia membuka mulutnya sedikit, lalu lidah Topan menyalip masuk memaksanya untuk menyesapnya. Mau tak mau, Artha pun mulai menyesap lidah itu menyesapnya  nikmat lalu kemduian ikut mengulurkan lidahnya, Pinggang nya yang sudah dilingkari tangan topan, Dengan Jemari yang sudah menjalar di punggungnya. 

Baju Sekolah yang rapi sudah mulai acaka Acakan, bibir yang masih menyatu, menikmati Sela sela ciuman menggairahkan, menyesap serta menari di antara ruang di kedua  wajah, Gigi yang tersusun rapi di absen dengan berurutan, saliva yang sudah mulai keluar karena udara yang sudah mulai msuk membuat gigi terasa kering namun kembali di basahkan oleh Saliva lawan.

mereka beradu kepandaian, ciuman panas dengan tangan yang sudah mulai menjalar kemana mana, Penis yang sudah mulai saling bergesekan di balik masing masing celana juga sudah mulai naik. Hingga dengan perlahan, mereka sedikit menjauh, Saliva melekat di kedua bibirnya, saling pandang dengan menyatukan kedua Fikiran.

"Haahh.. Haahh.."

Gemuruh hebat dari perasaan keduanya, memegang kedua rahang tegas Milik Artha, dengan sedikit memainkan telingnya. Topan kembali menyambar bibir tebal milik Artha, memakannya dengan rakus, lalu dengan pelan ia merebahkan Tubuh Artha, dengan tautan bibir yang kembali terlepas.

Artha yang sudah terlentang di bawahnya, Dengan seragam Putih Abu abu yang sudah tidak beraturan. baju yang awalnya di masukkan kedalam Sisi celana. Sekarang sudah terlepas dan menampilkan Pinggang rampingnya. 

"Haaa.. Haa.."

Dengan deru nafas yang saling terengah engah, Artha hanya bisa melihat Topan yang saat ini berada di atasnya yang sudah mulai melepaskan Bajunya. Mata Topan yang tak hentinya melihat kebawah, Dimana Seksinya Artha yang sedang bergejolak, menatapnya dengan kerutan di dahinya dan tatapan tajamnya, Dari deru nafas dan respon tubuh yang berbeda dengan ekspresinya, Topan Semakin bersemangat. 

"Haaa... Haaaa.."

Lututnya yang saat ini berada di antara kedua selangkangan Artha, semakin memperlihatkan penis yang sudah mengambang di antara pangkal pahanya, tak berbeda dengan Artha, Topan Pun sama. 



TBC

VOTE DAN KOMEN>>

Tebak yang terjadi selanjutnya 😋
Sampai jumpa di hari selasa😚



[BXB] KISSING NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang