17. Sudut Pandang yang Berbeda

551 47 1
                                    

Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.

HAPPY READING

_

"Lo kemana besok?." Tanya Satria dengan masih memegang Pergelangan Kaki Topan.

"Di rumah doang, Kenapa?. pengen main ke rumah gue, lo?. sorry. untuk besok, kami nggak nerima tamu." Ujar Topan dengan masih mencoba menahan Ringisannya ketika lama kelamaan sakitnya mulai bertambah. 

Namun perlu kalian ketahui, Tidak menerima tamu. mana mungkin itu bisa di jadikan alasan penolakan untuk kehadiran Satria dimana Rumah Topan sudah seperti rumahnya?.

Tapi di luar dugaannya, Bukannya mengejek atau membantah Apa yang di ucapkan oleh Topan, satria malah menganggukkan kepalanya mengerti. "Lo nggak keluar bareng Artha?. Gue fikir lo bakal selalu ngintilin pantatnya." Ujarnya stengah bercanda yang membuat Topan lagi lagi memukul kepala pria itu.

"duh, sakit bego!."

Mengabaikan Ringisan Satria, Topan menggelengkan kepalanya. "nggak, dan sepertinya nggak akan la- ah.." Mata Topan yang awalnya menunduk melihat ke kerja Satria sedikit terkejut ketika matanya menangkap Artha yang tiba tiba sudah berada di belakang Satria memandangi mereka tanpa mengatakan apa apa. Sejak kapan Artha berada di sana?.

Satria yang tidak mendengar lagi ocehan dari Satria seketika mendongak melihat ke arah Topan, Melihat topan yang sedang terdiam melihat ke belakangnya membuat Satria penasaran sehingga ikut melihat, Lalu kemudian ia meringis, ketika matanya beradu pandang Dengan Artha.

Melihat tatapan tajam Artha membuat Satria segera bangkit. "ganti pemain." Ujarnya dengan melihat ke arah Topan.

"Gue pergi dulu." Ujarnya yang membuat Topan menatap ke arah Satria, "Kemana lo?."

"Kelas, pelajaran selanjutnya sudah mulai. lo bareng Artha aja di sini."  ujarnya.

"Keknya gue udah mulai baikan, Gue ikut lo kekelas." Ujarnya buru buru bangkit, lagi lagi Topan mengabaikan Artha. Tindakan yang pengecut memang, namun belum waktunya untuk bicara dengan Artha. 

memang benar tidak sepatutnya juga menghindari pria itu, Namun ntah kenapa dia seperti mau menata hatinya dulu. Artha yang jelas jelas membencinya, bukankah itu juga bisa di jadikan alasan tentang menjauhnya ia saat ini?.

Jika di pikir, sudah seminggu ia tidak berkomunikasi dengan Artha lebih lanjut, semenjak jawaban yang ia dapatkan itu. dia tidak tahu mau berinteraksi bagaimana lagi. padahal sudah jelas dirinya menyukai Artha, namun Artha tidak. Dan juga mereka tidak memiliki hubungan apa apa, dia tidak punya hak.

"Yasudah." Satria sedikit merasa aneh, namun ia tidak berkomentar. lagian dia juga tidak bisa memaksa kalau Topan tidak ingin, berbalik dengan melihat ke arah Artha yang masih diam di tempat, melihat ke arah Topan namun sama sekali Topan mengabaikan Artha terang terangan.

"Duluan Ta." Ujarnya basa basi, tanpa menunggu jawaban Artha, Kembali membantu Tubuh Topan untuk melangkah, ia mulai pergi. 

Artha berbalik melihat punggung yang sudah berjalan menjauh itu tanpa mengatakan apa apa, Ntah apa yang ia fikirkan sekarang, baik Topan maupun Satria. mereka sama sekali tidak tahu. 

"lo yakin Pan?." Satria sedikit was was, ini seolah olah ia seperti membantu Topan untuk menjauh dari Artha. Dan ia benar benar tidak mau masuk kedalam urusan membosankan seperti itu.

"Apanya?." Topan dengan wajah cueknya hanya tetap melangkah melihat lurus kedepan. 

"Ninggalin Artha gitu aja?. Lo nggak marah karena dia tabrak waktu olahraga tadi kan?. Soalnya kalian sudah aneh sebelum itu."

Topan terdiam, dengan langkah yang masih di bantu oleh Satria, ia mengangguk. "Keknya gue mau berhenti aja, Persetan dengan penyakit yang gue alami. ini terasa menyakitkan."

Satria terdiam, ini pertama kalinya Topan menggerutu soal penyakitnya, biasanya ia akan berujar santai tanpa menyesali penyakit yang sudah ia alami. Menjalani hari harinya seperti biasa, seolah olah ia benar tidak pengidap penyakit apapun. 

"apa yang terjadi?."

Satria cukup penasaran, Di balik wajah santainya tentang apa yang ia alami, jauh di lubuk hatinya Satria tahu kalau Topan benar sangat ingin untuk sembuh, Terapi dan segala macam usaha telah di lakukan orang tuanya untuk kesembuhan Topan, namun sama sekali tidak membuahkan hasil.

Semua wanita sudah di datangkan Kepada Topan, Pola Makan nya, Olahraga yang teratur, semuanya telah ia coba. Dulu kalau ia tak salah ingat, Seorang laki laki juga pernah di datangkan, namun Topan yang seorang pria yang menyukai wanita, Ia menolak mentah mentah laki laki itu. 

Hingga sampai sekarang, Mencoba untuk mengatur pertemuan dengan laki laki pun sudah tidak pernah di lakukan lagi, dan Topan tidak melakukan terapi kesembuhan dengan terapi lagi, dia berolah raga hanya ketika ia ingin, Pola makanan yang sudah tidak di lakukan lagi, dia memakan semua yang ia makan, bahkan ia yang sudah berdamai dengan keadaan, perempuan pun sudah tidak lagi ia minati.

Topan benar benar hanya menjalani hidupnya dengan berteman tanpa melibatkan perasaan apapun. Untuk hidupnya kedepan nanti, dia baik baik saja untuk tidak menikah, bahkan ia juga hanya berfikir untuk mengadopsi anak saja untuk menemani masa tuanya. 

Dari semua yang terjadi itu, Jadilah Pribadi Topan yang sekarang, topan yang ceria dan ramah kepada siapapun. Hingga menjadi Topan yang Populer dengan banyak teman di sekelilingnya. 

"Tidak akan berhasil, Sepertinya hidup tanpa melibatkan perasaan jauh lebih baik. Gue baik baik saja hidup sebagai Impoten selamanya."

Satria membulatkan matanya sempurna, Perkataan yang sangat tabu untuk di ucapkan namun perkataan itu berhasil di ucapkan oleh Topan. "Bukannya lo udah menunggu hari ini?. Dimana ada seseorang yang berhasil membangunnya. Kenapa lo nyerah sekarang?."

Topan tersenyum masam. "Ini masalah gue, Nggak baik melibatkan seseorang yang tidak ada sangkut pautnya."

"Lo menyukainya kan?."

Topan mengangguk. " ya, sangat!." Ujarnya lalu kemudian melihat ke arah Satria. "Tapi, dia enggak." lanjutnya melihat lurus ke arah depan membuat satria membulatkan matanya sempurna. apa yang baru saja 'enggak' yang di katakan Topan?.

"Apanya yang enggak?." Tanyanya spontan melihat ke arah Topan membuat Topan terkekeh, bayangan penolakan yang ia alami, di tambah dengan perempuan yang saat itu bersama Artha tanpa di tolak sedikitpun Olehnya. tidak seperti saat bersamanya, perlakuan Artha jauh berbeda.

"Dia Benci sama gue, Artha sepertinya menyukai Orang lain, bukan Gue." Ujarnya yang membuat Satria membuka mulutnya tak percaya, mana mungkin itu terjadi?. Artha menyukai orang lain?. mana mungkin. Ini benar benar lelucon yang tak masuk akal, padahal dari sudut pandangnya yang melihat, Jelas bahwa Artha juga merasakan hal yang sama.

"Lo salah faham di bagian mana sih?." Tanya Satria tak percaya. Topan hanya tersenyum masam. "Lo masuk kelas, Tolong ambilin tas gue dan izinin gue sakit. Gue mau pulang." ujarnya mengabaikan pertanyaan yang di lontarkan Satria, membuat Satria lagi lagi menatap Topan tak percaya. Sebenarnya apa yang terjadi?.



TBC

VOTE DAN KOMEN

[BXB] KISSING NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang