21. Keberanian yang bodoh.

617 46 1
                                    

Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.

HAPPY READING

_

Topan benar benar melahapnya rakus, menyicipi semua hidangan yang saat ini ada di hadapannya.  Mengobrak abrik rongga mulut Artha dengan keinginan yang tak pernah puas, Bibir lembut dengan Saliva yang terasa manis, membuat Ia menginginkan Nya lebih banyak, Lagi dan lagi, ia ingin menghisapnya habis, Bibir yang sangat sexy itu, ia gemes sendiri hingga ia menginggit Bibir bawah Artha.

"Sshh.." 

 Artha yang sedang terlentang di bawahnya, memaksa pria itu untuk menerima semua perlaku yang ia lakukan, Merapatkan Tubuh Artha kepada tubuhnya dengan memperdalam ciumannya. menmggesekkan penisnya dengan penis Artha yang sudah menegang, tampaknya Artha juga menginginkannya.  Sungguh apa ini yang sebenarnya ia tunggu tunggu?. dia benar benar tak bisa berhenti, dia menginginkan lebih.

Merapatkan Tubuh itu lebih rapat lagi, rapat dan lebih rapat lagi, dia harus lebih merapatkannya sampai tak ada lagi ruang yang bisa di isi oleh semut, Topan semakin memperdalam ciumannya, memainkan setiap rongga yang ada di mulut Artha dengan lidahnya. Saliva yang sudah berseliweran dengan mulut yang menganga memaksa Lidahnya untuk menari nari dio tengah tengah mereka, mereka benar benar menikmatinya dengan penuh nafsu.

Suara decakan dengan Mulut yang beradu keahlian, desahan dan lenguhan untuk menambah Keinginan mereka untuk melakukannya lebih jauh. mereka sudah semkain terlena dengan permainan yang mereka mainkan berbarengan.

Topan dengan Ciuman yang masih berlanjut, melihat ke arah wajah Artha yang masih menikmati ciumannya. Kenapa dia baru menyadari kalau di setiap berciuman, Artha lebih suka memejamkan matanya. Bukankah itu terkesan seperti dia sangat menikmatinya?. Artha bertanya tanya, Apa yang saat ini berada otak kecilnya, bayangan Ciuman yang seperti Apa yang ada di bayangannya?.

Ada satu alasan ketika berciuman Topan harus membuka matanya, karena Untuk menghormati lawan mainnya, dia harus memastikan bahwa lawannya juga merasakan keenakan, Karena dia benar benar ingin melihat ekspresi lawannya mainnya ketika melakukan itu. hanya di saat seperti itu, ekspresi yang di tunjukkan lah yang bertindak jujur, Apa mereka menikmatinya atau tidak.

Ahhh.

Topan membulatkan matanya sempurna dengan secara refleks ringisannya ikut keluar ketika merasakan rasa yang aneh di mulutnya, bahkan bibirnya juga perih, apa Artha baru saja menggigitnya?. Bukankah ini tidak wajar?. Bagaimana kalau bibirnya membengkak?.

Sudahlah, Biar ia memikirkan itu nanti. Mungkin Artha juga memiliki maksud kenapa dia melakukannya.

Memperdalam ciumannya, menyesap seluruh rongga mulut Artha, merapatkan tubuhnya semakin merapat ke arahnya, bahkan tangannya sudah mencoba menggerayangi punggung Artha yang saat ini berada di bawahnya, Tubuh yang sangat halus.

Seragam yang sudah acak acakan, Ia memperdalam ciumannya dengan tangan yang sudah mulai menyalip di bagian Pantat artha, lalu kemudian meremasnya lembut sehingga Artha mengeluarkan desahan dan kenikmatan, Sepertinya Artha menyukainya. lalu dengan perlahan, Topan kembali menjatuhkan Tubuh Artha ke atas ranjang, dan menjauhkan tubuhnya, berniat ingin melihatnya lebih jauh ekspresi yang bagaimana yang terlihat, Apa Artha juga menikmatinya seperti dugaannya?.

Ahh, apa begini ekspresi yang ingin ia lihat?. Artha yang sedang melihatnya dengan wajah yang merah, menutup sebagian wajahnya dengan kaki yang sudah mengangkang di antaranya. Apa Tidak bisa Topan Pungkiri, kelihatannya mau bagaimanapun keadaannya, Artha akan tetap menunjukkan wajah Pokernya kepadanya. Artha tetap menatapnya dengan kesal.

Namun, bagaimanapun pemandangan ini layak untuk di lihat, dia menyukainya. dan inilah Artha yang ia kenal.

"Ahhh."

Dengan Pipi yang sedikit memerah, merasa tergoda dengan ekspresi yang di tunjukkan oleh Artha membuat Topan Kembali merampas BIbir Artha kasar, memperdalam ciuman mereka lagi dengan tangan yang sudah berada di kedua Pipinya, Ciuman yang sangat dalam saling menghisap saliva masing masing, meminum cairan yang ada di dalam Mulutnya, tampaknya mereka berdua kehausan. 

Hingga beberapa saat kemudian, Artha membalikkan Tubuh mereka. melepaskan Ciuman panas tadi, menduduki tubuhnya di atas Topan. Wajahnya sangat merah dengan kekesalan yang sangat terlihat jelas di wajahnya. Sekarang apa yang membuat Artha melihatnya dengan ekspresi seperti itu?.

Nafas yang terengah engah melihat ke arah wajah sexy Artha yang saat ini berada di atasnya, Pria yang menunduk melihat tanpa berbicara dengan Ekspresi yang menunjukkan ingin lebih Secara Refleks Membuat Topan memegang Kedua pantat Artha lalu kemudian meremasnya.

"Shh,,, Lo lamaa.." Desahan Pria itu mulai terdengar, Bahkan dengan desahan yang keluar, pria itu masih bisa berkata membuat Wajah Topan semakin memerah Nafsu, tampaknya Penisnya membesar lebih besar.

"Ahh.."

Topan tersenyum simpul lalu kemudian Melihat ke arah Selangkangan Artha lagi, allu kemudian berujar dengan sedikit sindiran "Lo bangun lagi." ujarnya terkekeh. Namun belum sempat ia menunjukkan godaannya, tiba tiba saja ia memicingkan sebelah matanya dengan nafas berat yang keluar. Artha tiba tiba saja menggoyang pantatnya, menggesek penisnya yang berada di dalam celananya dengan goyangan lembut.

"Ta hh?." Panggilnya dengan memicingkan sebelah matanya, Bukankah ini sangat kejam untuk penisnya?. Kenapa artha tidak membiarkan Penisnya masuk saja?.

Mengabaikan panggilan Topan,Dengan Tangan yang menumpu pada Tubuh Atas Topan, menengadahkan kepalanya menikmati sensai gesekan yang terjadi pada Selangkangan dan Penis Artha, Di balik celana pria itu, dia cukup tahu dan merasakan, bagaimana keras dan besarnya benda itu sekarang.

"Ta?. Shh.." Dengan Goyangan yang tak berhenti, masing masing dari mereka tidak melepaskan celananya hingga Celana yang cukup kasar membuat gesekan tersebut semakin membuat mereka bergairah. Sepertinya gesekan Itu tidak akan berhenti ketika Artha yang semakin mempercepat goyangannya dengan Tubuhnya yang terkesan lentur membuat Topan lagi lagi mendesis, Bukankah Ini saja tidak cukup?.

 Artha tak bisa berhenti, untuk memenuhi Hasratnya yang sudah tertunda, Untuk saat ini dia cukup dengan Ini, Hingga Gesekan itu berlanjut dengan memiliki tempo darinya sendiri, desahan keluar di mulutnya, ia tak bisa berhenti, ini enak. apalagi di masukkan, Ya kan?.

"Ahhh,,"

 Desahan berani yang ia keluarkan, mengabaikan Bahwa saat ini mereka berada di sekolah. Desahan keeenakan yang beradu menjadi satu, dengan gesekan yang mulai berangsur cepat hingga beberapa saat, Tubuh mereka menegang berbarengan, Tampaknya mereka akan mencapainya.

 bagaimana ini, Dia tidak ingin berhenti. goyangan itu semakin menjadi hingga beberapa saat kemudian, "ahhhh," Desahan yang keluar berbarengan dengan mereka yang sudah mencapai klimaksanya, Artha langsung menjatuhkan Tubuhnya di atas Topan dengan nafas yang terengah engahm begitupun dengan Topan. 

Seragam yang mereka pakai sudah lengket, Mereka benar benar Gila. 

TOKTOKTOK!

"Di kunci?."

Toktoktok.

Ketukan dan goyangan pada pIntu yang memaksa untuk membuat artha mengangkat kepalanya dan melihat ke arah wajah Topan, Mereka saling pandang. Mungkin saat ini mereka memikirkan Hal yang sama hingga tiba tiba mereka tergelak dengan suara yang sedikit di tahan.

Keberanian dan kebodohan yang tak bisa berpisah, Apa yang mereka fikirkan sampai sampai melakukannya di sekolah?.



TBC
VOTE DAN KOMEN DULU>

[BXB] KISSING NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang