24. Detakan Pembawa Perasaan

486 42 1
                                    

Sebelum membaca jangan Lupa Vote dan komennya dulu sayangku!.

HAPPY READING

_

Satria tersenyum sinis, melihat ke arah Artha yang sedang melihatnya dengan tanpa bersalah. Berbicara seolah olah semua yang ia lakukan ini benar benar sia. "Ngelawak lo." hardiknya lalu kemudian berbalik, meninggalkan Artha yang melihat punggung Yang mulai melangkah sampai Hilang Di telan pintu yang sudah tertutup rapat.

Ia menghela nafas dengan mengacak rambutnya. 

Flasback on

Bugh!

Bogeman yang tiba dia dapatkan, menerjangnya membabi buta seolah olah ia adalah samsak tinju, Ekspresi yang penuh kemarahan dengan mata yang menajam. menerjangnya di depan Leo yang saat ini ada di depannya, Pria yang sudah setengah telanjang ulahnya, dan dirinya yang hampir ikut melepasnya juga. 

"Hei, apa apaa!. Lepas!." Kericuhan yang tiba tiba mulai terasa di kelas IPS 5 di kelasnya Leo, Banyak yang coba menghentikan Apa yang saat ini di lakukan Satria kepadanya. Dan Anehnya, Artha sama sekali tidak berniat untuk melawan. dia menerima semua yang Satria lakukan dengan pasrah sampai Satria berhenti memukul ketika kedua lengannya di tahan oleh beberapa murid yang kebetulan lewat.

Bahkan ketika Satria sudah di pegang oleh beberapa siswa, tampaknya pria itu belum puas karena terlihat tatapan membunuh dan berontak yang ia lakukan. 

"Mati nggak lo?!.

"Bangsat!, Brengsek!."

"Bajingan!."

Teriakan kasar yang terdengar di sela sela pegangan kuat yang Di dapatkan Oleh Satria, Artha bangkit dengan menghapus darah yang ada di ujung bibirnya, terasa sangat sakit dan perih. 

"Yuk Bangun Ta."

Lengan yang di tarik naik oleh Leo, membuat Artha segera bangkit dan berdiri. lalu kemudian melihat ke arah Leo yang sudah merapikan Bajunya dan Satria yang masih melihat ke arahnya.
Artha menghela nafas, Sepertinya Berakhir dengan menyedihkan. 

"Ke uks ta, Lo luka." Leo berujar khawatir dengan kembali memegang lengan Artha mencoba menarik Pria itu pergi, Dengan keadaan yang belum membaik. dan Satria masih menunjukkan ekspresi marah kepadanya. Artha berhenti dan melepaskan Tangan Leo di lengannya. "Udah kan?. Kita sudah selesai. Gue harap kita benar benar berhenti sampai di sini." Ujarnya melihat ke Arah Leo yang terpaku di tempat.

Artha sama sekali tidak merasa terganggu,  ia kembali melihat ke arah Satria yang berontak dan melepaskan pegangan yang ada di tangannya dengan kasar. "Lepas bajingan!." Sentaknya 

Tampaknya Pria Itu sudah mulai tennag, Dan tatapan matanya yang tetap menghunus tepat ke arah mata Artha. "Puas lo?." Hardiknya ke arah Artha yang hanya diam membuat Satria terkekeh sinis. "Bajingan!. Berhenti bermain main. Kalau lo memang nggak menyukai Topan!." Satrai melangkah, Berjalan melewati Artha yang sama sekali tidak berniat untuk menjelaskan apa yang terjadi. "Tipe Orang serakah kek lo adalah Jenis manusia yang sangat Gue benci!. Jadi mulai sekarang, Menjauhlah dari temen gue. Atau Lo yang akan Gue bunuh!." Sentaknya lalu kemudian kembali melangkah dengan menyenggol lengan Artha kasar. 

flasback off

"Ah." Artha tersentak, lamunan tentang kejadian ketika Ia berada di dalam masalah.  Di jam Yang seharusnya tidak ada lagi siswa, Berniat ingin cepat cepat mengakhiri hubungan nya Dan Leo, hingga tak memikirkan konsekuensi lain. Dia sangat ceroboh melakukannya di kelas saat itu. Dan paling bodohnya dia di pergoki oleh Satria yang notabenya Sepupu Topan. 

Kenapa di saat saat terakhir di ketahuan?. Saat dimana untuk terakhir kalinya dia melakukannya, Kembali menggenggam tangan Topan yang hampir saja menjadi miliknya. Kenapa dia harus ketahuan?. Tampaknya hal ini benar benar tidak menjadi rahasia. 

"Ah di sini ternyata."

Suara yang tiba tiba terdengar dari arah Pintu, membuat Artha menoleh. Suara yang terdengar putus putus dengan nafas tersengal sengal. dengan membawa kotak P3K di tangannya, Kancing seragam yang terbuka sepenuhnya dengan memakai Kaos hitam yang ngepas di tubuhnya. melangkah mendekat ke arahnya.

Berdiri di depannya dengan senyum sumringah, "Yuk obati!." ujarnya semangat. Duduk lesehan di lantai Roftop lalu kemudian mendongak dan memegang tangan Artha, lalu menarik nya turun. "duduk sini."ujarnya.

Artha menurut tanpa mengatakan apa apa, Semalam Dia sudah mengobatinya namun dia enggan untuk mengatakannya, membiarkan Apa yang di lakukan oleh Topan dengan melihat tepat ke arah wajah seriusnya.

"diem dulu." ujarnya lalu kemudian meletakkan kapas di kotak p3k itu lagi, lalu kemudian memegang kedua pipi Artha, mendekatkan bibirnya Hingga tanpa sadar membuat Artha memejamkan matanya, Namun sudah beberapa saat ia menunggu, sama sekali ia tidak merasakan Hingga Ia kembali membuka matanya, Dimana Wajah Artha yang masih dekat dengannya,  yang melihatnya dengan tersenyum.

"Ada apa?." tanya Topan enteng membuat Artha mendecih dengan mengalihkan pandangannya ke arah Lain. Artha dengan senyumnya, melihat reaksi lucu yang di perlihatkan Oleh Artha seketika menarik Wajah Artha Untuk melihat ke arahnya lagi lalu kemudian menyambar Bibir Itu kasar.

Artha membulatkan matanya sempurna, Ia sedikit terkejut dengan perlahan ia tetap menikmatinya ketika Artha mulai bermain main di sana, Memejamkan matanya menikmati sensasi menyenangkan yang diberikan Artha.

Menggigit Bibir bawah miliknya, Topan menuntutnya untuk membuka pelan mulutnya membuat Artha menurut, baru sebagian kecilnya terbuka Lidah Topan sudah menerobos masuk, mengaitkan lidahnya dengan lidah miliknya, Merespon rongga yang ada dalam mulutnya, mengabsen satu persatu bagian hingga tanpa sadar tangannnya sudah melingkar di Leher Topan, Duduk di atas pangkuan Pria itu dengan Tangan Topan yang sudah menelisik punggungnya.

Kesenangan yang di berikan Oleh Topan, Membuat Fikiran Artha berkelana kemana mana, Lebih dekat, dan lebih dekat lagi. Ia merapatkan Tubuhnya Hingga ia merasakan benda yang sudah keras mulai menusuk nusuknya di bawah sana. 

Ngghh, mmphh

Tangan Topan yang sudah berada di kedua pipi Pantatnya, meremasnya dengan tautan Bibir yang tak kunjung lepas. Namun baru saja ia berfikir untuk melanjutkan lebih jauh, Dengan pelan Topan mulai melepaskan pagutannya, lalu kemudian Pria itu tersenyum yang membuat Artha lagi lagi mengalihkan pandangannya ke arah lain. Apa yang lucu?. Apa pria ini sedang menertawakannya sekarang?.

"Nafas Ta, nafas." ujarnya menggoda membuat wajah Artha tiba tiba memerah. Perkataan yang spontan sehingga membuatnya benar benar sangat malu.

"Akh. bagaimana ini. sepertinya Aku menyukaimu lebih dari yang aku tahu." gumamnya dengan tiba tiba melingkarkan tangannya di punggung Artha, memeluk Pria itu erat dengan membenamkan kepalanya di dada Artha.

Artha terkejut,  Pelukan yang intens. Jantungnya berdegup sangat kencang, Tidak tidak kalau di posisi yang seperti ini bukankah Topan Akan mendengar detak jantungnya?. bukankah ia akan ketahuan?. Bukankah semuanya akan sia sia?.

Badum, Badum, Badum.

Artha terhenti, tampaknya ada detakan dan dentuman yang lebih kuat dari miliknya. Apa ini milik Topan?.  Benar, sepertinya begitu. Reaksi yang tidak ia ketahui kalau Topan juga merasakannya, apa itu artinya mereka merasakan hal yang sama?.  Bukankah Topan hanya memanfaatkannya sebagai Alat untuk membantunya?. Awalnya Cukup baginya Untuk di lihat olehnya saja. 

Namun, ketika melihat hal ini. apa dia bisa untuk meminta lebih?. 




TBC 
VOTE KOMEN 



[BXB] KISSING NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang